Abstract
INDONESIA:
Indeks harga saham khususnya IHSG dan JII sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi maupun indeks harga saham dari negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh signifikansi secara simultan maupun parsial variabel makro ekonomi (inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga) dan indeks hangseng terhadap IHSG serta JII periode 2007-2011 di BEI serta untuk mengetahui variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG serta JII.
Sampel pada penelitian ini adalah data bulanan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji f, uji t dan uji R2. Dalam penelitian ini memperhatikan normalitas data dan uji asumsi klasik berupa multikolinieritas, heteroskedastisitas, serta autokorelasi.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa secara simultan variabel makro ekonomi dan indeks hangseng berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG serta JII. Secara parsial variabel makro ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG serta JII sedangkan untuk indeks hangseng tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG tetapi berpengaruh signifikan terhadap JII. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG adalah tingkat suku bunga sedangkan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi pergerakan JII adalah nilai tukar rupiah.
ENGLISH:
CompositeSTOCK PRICE index and JII particularly strongly influenced by macro-economic conditions and the stock price index of other countries. This study aimed to determine the effect of simultaneous or partial significance of macroeconomic variables (inflation, exchange rate, interest rate) and the hangseng index against CPSI and JII period 2007-2011 in IDX and to determine the most dominant variable in affecting the CPSI movement and JII.
The samples in this study are monthly data. This study uses multiple regression analysis to f test, t test and R2 test. In this study attention normality assumption test data and classical form of multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation.
From the results obtained that simultaneous analysis of macroeconomic variables and hangseng index significant effect on the CSPI movement and JII. Partially macroeconomic variables significantly influence the CSPI movement and JII while to hangseng index no significant effect on the CSPI but significant effect on the JII. The most dominant variable in affecting CSPI is the interest rate while the most dominant variable in affecting the movement of JII is the exchange rate.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Masalah Dalam dunia bisnis,
negara selaku tempat melakukan bisnis selalu mengatur kegiatan bisnis di
dalamnya. Begitu pula sebuah negara akan sangat mempengaruhi kegiatan bisnis
dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara dikatakan maju jika bisnis dan
perekonomian di dalamnya berkembang pesat. Begitu juga pada beberapa negara di
Asia yang memiliki kekuatan ekonomi yang kuat. Salah satunya adalah Indonesia
melalui indeks harga saham gabungannya. Selain itu negara Cina dengan indeks
hangsengnya. Serta indikator ekonomi makro juga turut mempengaruhi suatu negara
dikatakan maju atau tidak. Perkembangan ekonomi global tidak terlepas dari
berbagai negara yang turut mempengaruhi. Ekonomi Amerika Serikat misalnya,
selalu mempengaruhi perkembangan ekonomi secara global. Baik itu pertumbuhan
ekonomi maupun reses ekonomi secara global. Begitu juga dengan perkembangan
ekonomi Cina dan Indonesia juga terkena dampak dari perekonomian global.
Perkembangan perekonomian yang dapat dilihat dari stabilnya inflasi maupun
nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lain dan rendahnya suku bunga
menjadi faktor yang mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya pada sebuah
negara. Menarik investasi sebanyak mungkin merupakan salah satu program penting
setiap negara, tidak hanya negara terbelakang (lessdeveloped countries) dan
berkembang (developing countries), tapi juga negara maju (developed 2
countries). Berbagai macam upaya dilakukan oleh suatu negara agar investasi
mengalir sebanyak-banyaknya ke negaranya (Situmorang, 2011: 5). Investor juga
menilai bahwa negara yang akan dipilih layak atau tidak melihat perkembangan
ekonomi global dan perekonomian negara tujuan. Investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001: 3).
Pertumbuhan investasi di Indonesia dapat dilihat dari pergerakan indeks pasar
saham yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Faktor dari dalam negeri misalnya makro ekonomi dan faktor dari luar
negeri misalnya perekonomian global maupun pergerakan indeks harga saham secara
global salah satunya indeks hangseng negara Cina. Faktor makro mempengaruhi
kinerja perusahaan dan perubahan kinerja perusahaan secara fundamental
mempengaruhi harga saham di pasar. Investor fundamentalis akan memberi nilai
saham sesuai dengan kinerja perusahaan saat ini dan prospek kinerja perusahaan
dimasa yang akan datang. Jika kinerjanya meningkat, maka harga saham akan
meningkat dan jika kinerja menurun, maka harga saham akan menurun. Indeks harga
saham gabungan berubah setiap hari karena perubahan harga pasar yang terjadi
setiap hari dan adanya saham tambahan. Perubahan harga saham individu di pasar
terjadi karena faktor permintaan dan penawaran.
Variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham mencakup
kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, 3 tingkat pertumbuhan, kurs
valuta asing atau indeks harga saham dari negara lain (Samsul, 2006: 185). Jika
salah satu veriabel makro berubah, maka investor akan bereaksi positif atau
negatif tergantung pada perubahan variabel makro itu sendiri dimata investor.
Reaksi investor terhadap perubahan variabel makro tidak sama, ada yang
memberikan reaksi positif dan reaksi negatif yang kesemuanya tergantung pada
kekuatan investor yang paling dominan. Kualitas reaksi positif ataupun reaksi
negatif investor tidak sama antara satu dengan lainnya, ada yang lemah, ada
yang normal, dan ada pula yang berlebihan (overreaction) (Samsul, 2006: 201).
Variabel makro terdiri dari tingkat pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga,
tingkat tabungan, belanja pemerintah, tingkat harga-harga umum, jumlah uang
yang beredar (inflasi), tingkat bunga, kesempatan kerja, neraca pembayaran
(ekspor dan impor), dan lain-lain (Putong, 2003 :145). Misalnya inflasi, disini
tingkat inflasi dapat berubah positif maupun negatif tergantung pada derajat
inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian
secara keseluruhan, yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami
kebangkrutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan
harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat
pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga
bergerak dengan lamban. Pekerjaan yang sulit adalah menciptakan tingkat inflasi
yang dapat menggerakkan dunia usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi
pengangguran, perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, dan harga di pasar
bergerak normal. 4 Meningkatnya nilai tukar (depresiasi nilai rupiah) mempunyai
efek positif pada harga saham secara keseluruhan dalam jangka pendek. Kebijakan
pemerintah yang ditempuh adalah ketika nilai tukar domestik terdepresiasi maka
pemerintah akan menaikkan suku bunga yang ditujukan guna menghindari masyarakat
untuk membeli valas dan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.
Bahkan dengan meningkatnya suku bunga bisa mendorong investor asing untuk
masuk. Secara sederhana dapat dipahami bahwa terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi antara nilai tukar dan harga saham di pasar modal, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Bagaimanapun efek positif yang terjadi
terlihat pada depresiasi mata uang rupiah terhadap harga saham (Fahmi, 2006:
32). Tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral juga turut mempengaruhi
perekonomian yang dapat dilihat melalui pergerakan indeks pasar saham. Tingkat
suku bunga mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan akan bersaing dalam
mengeluarkan obligasi jika tingkat suku bunga rendah. Dalam hal ini perusahaan
akan menambah modal melalui investor yang masuk dan berdampak pada menguatnya
harga jual saham perusahaan-perusahaan tersebut. Pada pasar modal syariah,
indeks JII juga turut dipengaruhi oleh isu-isu makro ekonomi secara global.
Inflasi, nilai tukar maupun tingkat suku bunga yang dipandang sebagai sistem
ekonomi konvensional turut andil dalam mempengaruhi pergerakan indeks JII.
Walaupun dalam kenyataannya indeks JII berbasis syariah tetapi pengaruh dari
sistem ekonomi konvensional juga sangat besar sekali. Hal 5 ini mengindikasikan
bahwa perekonomian konvensional tidak serta merta dihilangkan begitu saja, akan
tetapi dengan mengubah pola perekonomian dengan cara yang Islami secara lebih
halus.
Menerapkan sistem bagi hasil
pengganti bunga dan menghilangkan perilaku spekulatif dalam berinvestasi di
pasar saham. Dari beberapa variabel yang terdapat di dalam negeri, indeks
hangseng salah satu variabel luar negeri yang mempengaruhi pergerakan Indeks
IHSG maupun JII. Karena nilai ekspor indonesia nomor 3 ke Hongkong / Cina, maka
jika perekonomian di Cina mengalami pertumbuhan atau kemunduran, hal itu akan
berpengaruh positif atau negatif terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena
itu, para investor berkepentingan dengan indeks luar negeri salah satunya
indeks hangseng yang dapat dilihat pada media informasi yang disediakan di
kantor-kantor broker efek, atau pada harian “Bisnis Indonesia” (Samsul, 2006:
335). Dapat dilihat dari bukti bahwa “Optimistis saham di pasar regional
nampaknya kembali mempengaruhi pasar saham Indonesia. Indeks harga saham
gabungan (IHSG) nampaknya mulai kembali merangkak naik. Pada awal perdagangan,
rabu (7/4/2010), indeks menguat sebanyak 4,83 poin atau 0,17 persen ke posisi
2.885,8. Di mana sebanyak 25 saham bergerak naik, enam saham melemah, dan 40
saham stabil. Nilai transaksi awal sebanyak Rp.50,5 miliar dengan volume
sebanyak 58,65 juta lembar saham. Di sisi lain, Jakarta Islamic Indeks (JII)
naik sebanyak 1,37 poin ke 465,3, serta indeks LQ45 naik sebanyak 1,01 poin ke
561,68. Indeks Asia tampak berada di jalur hijau semua. Terpantau indeks Nikkei
naik 38,97 poin atau 0,35 persen ke posisi 11.321,29, indeks Hang 6 Seng naik
215,78 poin atau satu persen ke posisi 21.752,78, dan indeks Sraits Times naik
1,42 poin atau 0,05 persen ke 2.976,93” (Agustian: 2010). Adapun hasil
penelitian empiris tentang pengaruh makro ekonomi terhadap pergerakan IHSG
seperti dalam penelitian Ainiyatul Himaniyah (2008) dengan judul “Analisis
pengaruh variabel makro ekonomi terhadap IHSG BEI periode 2001-2007”, dari
hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai f hitung sebesar 434,723 > f tabel
1,960 dengan level of significant 5% dan membuktikan bahwa secara simultan
variabel makro ekonomi mempengaruhi secara signifikan terhadap harga IHSG BEI.
Variabel makro dalam penelitian ini mampu menjelaskan perubahan IHSG sebesar
95,7% dan sisanya sebesar 4,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Secara parsial dengan level of significant 5% hanya variabel jumlah uang
beredar yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap IHSG BEI, akan
tetapi variabel bebas lainnya tidak berpengaruh. Selain itu, ada pula
penelitian dari Ismyati (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Makro
dan Indeks Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2005 – 2011”, dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa
nilai f hitung sebesar 61,494 > f tabel dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 hal ini membuktikan bahwa secara simultan variabel makro dan indeks dow
jones mempengaruhi secara signifikan terhadap harga IHSG BEI, sedangkan dari
uji t diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pergerakan IHSG yakni GNP sebesar 0,000, suku bunga SBI sebesar 0,000,
inflasi sebesar 0,048, kurs sebesar 7 0,005, dan indeks dow jones sebesar 0,000
dimana seluruh variabel memiliki tingkat signifikansi < 0,05. Dengan tingkat
R2 = 0,785 (78,5%) dapat disimpulkan bahwa dari segi uji kesesuaian (Test of
goodness of fit) cukup baik, dan hanya 0,215 (21,5%) dari determinan yang
mempengaruhi IHSG dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian. Dari pemaparan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat
judul Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Indeks Hangseng terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan dan Jakarta Islamic Index Periode 2007-2011 (Studi pada PT.
Bursa Efek Indonesia)
1.2.
Rumusan
Masalah ‘
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah variabel makro ekonomi (inflasi, nilai tukar mata uang,
tingkat suku bunga) dan indeks hangseng berpengaruh signifikan baik secara
simultan maupun parsial terhadap pergerakan IHSG dan JII di BEI periode
2007-2011 ?
b. Manakah variabel yang paling dominan diantara variabel makro
ekonomi (inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga) dan indeks
hangseng dalam mempengaruhi pergerakan IHSG dan JII di BEI periode 2007-2011 ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi baik secara simultan dan
parsial dari variabel makro ekonomi (inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat
suku bunga) serta indeks hangseng terhadap pergerakan IHSG dan JII di BEI
periode 2007-2011.
b. Untuk mendeteksi variabel yang paling dominan diantara variabel
makro ekonomi (inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga) serta indeks
hangseng dalam mempengaruhi pergerakan IHSG dan JII di BEI periode 2007-2011.
1.4. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat berbagai pihak diantaranya, sebagai berikut
:
a. Bagi penulis, sebagai
hasil ekspresi diri terhadap ilmu yang penulis peroleh selama menempuh
pendidikan tinggi.
b. Bagi para akademisi, untuk bahan pertimbangan pembuatan
penelitian lanjutan dan sebagai bahan referensi akademik.
c. Bagi para investor, sebagai bahan untuk menangkap informasi
lanjutan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
d. Bagi para pembaca,
sebagai bahan bacaan yang mudah dicerna akal pikiran.
1.5. Batasan Penelitian
Berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi
pergerakan indeks harga saham khususnya IHSG dan JII diantaranya faktor makro
ekonomi dan indeks harga saham dari negara lain (Samsul, 2006: 335). Variabel
makro ekonomi yang peneliti gunakan adalah inflasi, nilai tukar rupiah dan
tingkat suku 9 bunga. Sedangkan indeks harga saham luar negeri yang peneliti
gunakan adalah indeks hangseng.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh makro ekonomi dan indeks hangseng terhadap indeks harga saham gabungan dan Jakarta Islamic Index periode 2007-2011: Studi pada PT. Bursa Efek Indonesia... Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment