Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, April 17, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen: Analisis pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap timbulnya slack anggaran: Studi Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Blitar

Abstract

INDONESIA:
Anggaran adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan sejumlah kebutuhan operasional dimasa yang akan datang yang dinyatakan dalam unit kuantitatif dari suatu kebijaksanaan suatu organisasi yang harus dicapai pada suatu periode. Oleh karena anggaran melibatkan hubungan antar manusia, maka terdapat perilaku-perilaku manusia yang mungkin timbul sebagai akibat dari anggaran, baik bersifat perilaku positif maupun yang negatif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara simultan dan parsial antara penganggaran partisipasi (x1), penekanan anggaran (x2), dan ketidakpastian lingkungan (x3) terhadap timbulnya slack anggaran (Y), dan variabel bebas mana yang dominan berpengaruh.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan pusposive sampling dengan kriteria telah menduduki jabatan minimal satu tahun. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik dokumentasi. Analisis yang digunakan yaitu uji asumsi klasik dan regresi linier berganda (uji t dan uji f).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya slack anggaran. Sedangkan secara parsial, penganggaran partisipasi, penekanan anggaran tidak berpengaruh terhadap timbulnya slack anggaran, dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap timbulnya slack anggaran. Hal ini karena dengan adanya penganggaran partisipasi maka terjadi komunikasi yang positif antara manajer atas dan bawahan dan penekanan anggaran juga tidak akan terjadi karena penilaian kinerja tidak berdasarkan pada target anggaran sehingga tidak ada penekanan. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap timbulnya slack anggaran merupakan faktor penting yang dapat menyulitkan perencanaan yang disebabkan tidak dapat memprediksi faktor lingkungan eksternal dengan akurat. Penelitian ini terbatas pada BTPN KCP Blitar. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan variabel kompleksitas tugas, komitmen organisasi yang belum digunakan penelitian.
ENGLISH:
An important component in planning the organization is the budget. Budget is a detailed plan that projects a number of operational needs in the future and expressed in quantitative units of a policy of an organization that must be achieved in a period. The budget is required to predict the ability of companies in the future so that the risk faced can be suppressed or even eliminated. Because of the budget involves the relationship between humans, there are human behaviors that may arise as a result of the budget is both positive and negative behaviors. The purpose of this study is to determine how the effect of simultaneous and partial between budgeting participation (x1), the emphasis of the budget (x2), and environmental uncertainty (x3) on the incidence of budgetary slack (Y), and the independent variables where the dominant effect is in.
This study used survey research methods with quantitative approach. Sampling was done by sampling pusposive criteria has held positions with at least one year. Data collection techniques use documentation techniques. The analysis used the assumptions of classical test and multiple linear regression (t test and f test).

Results showed that simultaneous independent variables significantly influence the onset of budget slack. While partially, budgeting participation, budget emphasis has no effect on the incidence of budgetary slack, and the uncertainty of the environment affect the onset of budget slack. This is because the existence of budgetary participation is positive and there is communication between managers and subordinates and the emphasis on the budget also will not happen because the performance appraisal is not based on budget targets so there is no emphasis. Environmental uncertainties affect the incidence of budgetary slack is an important factor that can complicate planning because it can not predict accurately the external environmental factors. This study is limited to BTPN KCP Blitar. For further research is recommended to use the variable complexity of the task, commitment to research organizations that have not been used.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
 Salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi adalah anggaran. Anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan dimasa yang akan datang, yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Sebuah organisasi membutuhkan anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen, 1997). Anggaran dapat didefinisikan sebagai rencana dari seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit kuantitatif. Menurut Munandar (1991: 35), anggaran didefinisikan sebagai suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat komunikasi yang penting dalam organisasi dengan memberikan satu metode yang dapat membantu manajer berkomunikasi kepada bawahan mengenai tujuan organisasi, peran bawahan dalam mencapai tujuan itu, dan kondisi dimana imbalan dapat diperoleh bawahan (Welsch et.al, 2000: 19). Anggaran yang efektif membutuhkan kemampuan memprediksi masa depan, yang meliputi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Manajer perlu menyusun anggaran dengan baik karena anggaran merupakan perencanaan keuangan yang menggambarkan seluruh aktivitas operasional organisasi (Siegel 2 dan Marconi, 1989); (Edfan Darlis, 2002) dalam Amelia Veronica dan Komang Ayu Krisnadewi (2008: 3). Kesalahan memprediksi akan mengacaukan rencana yang telah disusun dan akan berdampak terhadap penilaian kinerjanya. Proses penyusunan anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia (Siegel dan Marconi, 1989), terutama bagi orang yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran meliputi tiga tahap utama. Ketiga tahap tersebut adalah: a. Tahap penentuan tujuan dan pengalokasian sumberdaya. Dalam tahap ini, para manajer menentukan tujuan jangka pendek dan strategi yang dapat digunakan untuk mencapainya. b. Tahap implementasi. Dalam tahap ini, rencana kegiatan yang sudah berupa anggaran dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. c. Tahap pengawasan dan evaluasi kinerja. Tahap ini pada dasarnya dilaksanakan selama implementasi anggaran. Apabila diperhatikan dari ketiga langkah penyusunan anggaran diatas, maka semua langkah tersebut melibatkan (interaksi manusia) banyak pihak, mulai dari manajemen tingkat atas (top management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Begitu juga jika dilihat dari fungsinya, anggaran sangat mempengaruhi manusia. Oleh karena anggaran melibatkan hubungan antar manusia, maka terdapat perilaku-perilaku manusia yang mungkin timbul sebagai akibat dari anggaran, baik bersifat perilaku positif maupun yang negatif. Perilaku yang positif dapat berupa peningkatan kinerja manajer karena termotivasi oleh 3 anggaran yang digunakan sebagai dasar penilaian kinerja mereka. Perilaku negatif yang mungkin timbul adalah kecenderungan manajer untuk menciptakan slack dalam anggaran. Slack anggaran didefinisikan sebagai selisih sumberdaya yang diperlukan dengan sumberdaya yang disediakan untuk suatu pekerjaan (Siegel, 1989). Menurut definisi dari Young (1985), slack adalah the amount by which subordinate understate his productive capability when given chance to select work standard against which his performance will be evaluated. Slack anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dan estimasi anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan. Manajer menciptakan slack dengan mengestimasikan pendapatan rendah dan biaya lebih tinggi. Manajer melakukan hal ini agar target anggaran dapat dicapai sehingga kinerja manajer terlihat baik. Anggaran disusun untuk membantu manajer mengkomunikasikan tujuan organisasi pada semua manajer pada unit organisasi dibawahnya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan oleh manajer tingkat menengah dan bawah sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penentuan tujuan anggaran dinamakan penganggaran partisipasi. Dengan adanya penganggaran partisipasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecenderungan terjadinya slack tersebut telah dilakukan oleh banyak peneliti. Salah satu faktor yang banyak diteliti dan dianggap memiliki pengaruh yang signifikan pada timbulnya slack adalah partisipasi anggaran. Menurut Indriantoro 4 dan Supomo dalam Amirah (2005: 12) mengemukakan bahwa partisipasi anggaran merupakan proses organisasional yang melibatkan individu dalam menyusun target anggaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap para individu tersebut, dimana para individu akan dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran. Partisipasi yang tinggi dalam proses pembuatan anggaran akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada bawahan untuk melakukan slack dan sebaliknya ketika partisipasi rendah harapan bawahan untuk melakukan slack anggaran dibatasi sehingga slack anggaran juga rendah. Partisipasi anggaran memberikan rasa tanggungjawab kepada para manajer bawah dan mendorong timbulnya kreativitas. Karena manajer yang menciptakan anggaran, maka besar kemungkinan tujuan anggaran merupakan tujuan pribadi manajer tersebut, yang menyebabkan semakin tingginya keselarasan tujuan. Meningkatnya rasa tanggungjawab dan tantangan merupakan proses pemenuhan insetif non-moneter, yang pada akhirnya akan menjadikan tingkat kinerja semakin tinggi. Individu yang terlibat dalam penetapan standar mereka sendiri akan bekerja lebih keras untuk mencapai standar tersebut (Hansen dan Mowen, 1997: 827 ) Sebagian penelitian yang telah dilakukan mendukung hipotesis bahwa partisipasi bawahan dalam pembuatan anggaran akan menghasilkan slack anggaran (Williamson, 1964 dalam Amirah 2005: 12). Penelitian Lukka (dalam Amirah 2005: 12) juga menunjukkan bahwa tingkat partisipasi yang tinggi memberikan manajer bawahan kesempatan dalam memunculkan slack. Namun 5 beberapa penelitian tidak mendukung temuan tersebut. Sebagai contoh Onsi (1973), Common (1976), dan Merchant (1985) dalam Moch. Ichsan (2002: 17) menyatakan bahwa partisipasi justru dapat mengurangi slack. Hal ini dikarenakan adanya komunikasi yang positif antara manajer atas dan bawahan akan mengurangi tekanan untuk membuat slack dalam anggaran. Dalam hasil penelitian Bass dan Levit, keikutsertaan pihak-pihak dalam penyusunan anggaran akan menjadi lebih produktif dan menyebabkan partisipan merasa bertanggungjawab untuk menyelesaikan dan menjalankan apa yang telah direncanakannya dengan lebih bertanggungjawab. Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban tersebut yang bersangkutan (Kenis, 1979). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi slack juga berkembang dengan dimasukkannya variabel-variabel lain yang dianggap berpengaruh, yaitu penekanan anggaran (budget emphasis). Penekanan anggaran dalam hal ini merupakan desakan dari atasan pada bawahan untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat dengan baik, yang berupa sangsi jika kurang dari target anggaran dan kompensasi jika mampu melebihi target anggaran. Dalam penelitian Christensen, 1992; Merchant, 1985; Pope, 1984; dan Young, 1985 dalam Falikhatun (2007: 208)menunjukkan bahwa tingkat budget emphasis dapat mempengaruhi bawahan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk melakukan slack anggaran. Dalam hal ini slack anggaran akan rendah apabila partisipasi anggaran dan budget emphasis tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran menurunkan slack anggaran. 6 Arie de Geus (1997) yang dikutip dari sangkala (2002) dalam hasil penelitiannya mengidentifikasi, bahwa karakteristik umum penyebab singkatnya hidup organisasi-organisasi, terutama karena tidak mampu untuk belajar dan mengadaptasikan dirinya dengan permintaan lingkungan. Organisasi yang tidak mampu lagi melakukan inovasi yang berkelanjutan akan terlindas oleh pesaing yang tidak mengenal belas kasihan.
Organisasi yang tidak mampu mengenal lingkungan dimana ia berada senantiasa mengalami ketertinggalan, dan hanya akan menjadi pengikut, sehingga tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang dipertimbangkan dalam penelitian ini karena setiap organisasi atau perusahaan pasti mengalaminya. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi dilingkungannya secara akurat (Malikan, 1987); (Edfan Darlis, 2002) dalam Falikhatun (2007: 208). Sedangkan didalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan dimasa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat (Duncan, 1972); (Edfan Darlis, 2002). Marsudi dalam Meildawati dalam Falikhatun (2007: 209) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai volatilitas lingkungan. Volatilitas lingkungan adalah perubahan atau variabilitas dalam lingkungan eksternal organisasi. Organisasi yang tidak mampu lagi melakukan inovasi yang berkelanjutan akan terlindas oleh pesaing yang tidak mengenal belas kasihan. Organisasi yang tidak 7 mampu mengenal lingkungan dimana ia berada senantiasa mengalami ketertinggalan, dan hanya akan menjadi pengikut, sehingga tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Chennall dan Morris (1986); (Muslimah, 1998) dalam Falikhatun (2007: 211)menyatakan bahwa dalam situasi tidak menentu proses perencanaan menjadi problematik, sebab kejadian dimasa yang akan datang menjadi lebih sulit diprediksi. Aktivitas pengendalian juga ditegaskan memungkian untuk dipengaruhi ketidakpastian. Kondisi ini diakui pula oleh Drtina, et al. (1996); (Muslimah, 1998) bahwa untuk tetap survive dalam lingkungan persaingan sekarang ini, pelaku bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif. Hal ini, setidaknya disebabkan oleh pentingnya untuk mempertimbangkan faktor eksternal organisasi yang semakin sulit untuk diprediksi. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan bahwa ada perbedaan hasil temuan mereka disebabkan karena mereka menggunakan variabel-variabel yang berbeda untuk diinteraksikan dengan partisipasi anggaran dalam menjelaskan terjadinya slack anggaran, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengusulkan variabel yang diduga menimbulkan terjadinya slack anggaran. PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) pada awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status usaha sebagai badan perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan untuk membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik angkatan bersenjata maupun 8 sipil. Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota BAPEMIL membentuk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan ijin usaha sebagai Bank Tabungan. Pada tahun 1993 status BTPN menjadi Bank Umum. Tahun 2008 merupakan tahun penting bagi BTPN. Berbagai pengembangan dan pencapaian signifikan dilakukan. Pada 12 Maret 2008 BTPN sukses melakukan go public. Selain terus mengembangkan bisnis inti di pangsa pasar pensiun yang telah menjadi tulang punggung selama 50 tahun, pada akhir 2008 BTPN telah mengembangkan usahanya di pangsa pasar Usaha Mikro Kecil dan Unit Usaha Syariah, dengan membuka 46 KCP BTPN mitra usaha rakyat di seluruh Indonesia dan 2 KCP Syariah di Bandung dan Jakarta. Kini, BTPN dikenal sebagai bank publik skala menengah bereputasi prima dan salah satu bank dengan kinerja keuangan terbaik di Indonesia, yang telah meraih berbagai pengakuan dalam bentuk penghargaan, yaitu Infobank Golden Trophy Award 2009 untuk kategori bank dengan kinerja keuangan "Sangat Bagus" selama lima tahun berturut-turut pada tahun 2004-2008. Atas keberhasilan yang telah dicapai tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai anggaran dalam bank BTPN. Apakah kemungkinan masih terdapat slack anggaran dilihat dari faktor-faktor penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang diduga menimbulkan terjadinya slack anggaran dengan judul ”Analisis Pengaruh Penganggaran Partisipasi, Penekanan Anggaran, dan Ketidakpastian Lingkungan 9 Terhadap Timbulnya Slack Anggaran (Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar)”.
1.2.  Rumusan Masalah
 Dari uraian latar belakang permasalahan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap terciptanya slack anggaran secara simultan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar?
2. Bagaimanakah pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap terciptanya slack anggaran secara parsial pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar?
 3. Dari ketiga variabel tersebut, variabel mana yang yang paling dominan berpengaruh terhadap terciptanya slack anggaran?
1.3. Tujuan Penelitian
 Untuk dapat melaksanakan penelitian ini dengan baik dan mengenai sasaran, maka peneliti harus mempunyai tujuan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap timbulnya 10 slack anggaran secara simultan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar.
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap terciptanya slack anggaran secara parsial pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar.
c. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap terciptanya slack anggaran.
1.4. Manfaat Penelitian
 Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain:
 1. Kegunaan secara teoritis
 a. Bagi penulis sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan dibidang ekonomi khususnya dibidang manajemen dan memperluas cakrawala pengetahuan dengan menerapkan teori kedalam dunia nyata.
b. Bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut dibidang ekonomi khususnya manajemen.
c. Bagi pembaca merupakan bahan informasi yang membantu memperkaya referensi bagi calon peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian yang sama.
2. Kegunaan secara praktis  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajer untuk meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran sehingga dapat menurunkan terjadinya slack anggaran. Memberikan masukan untuk mengevaluasi dan menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan efektivitas anggaran perusahaan terutama dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian.
 1.5. Batasan Penelitian
 Batasan penelitian ini hanyalah variabel mengenai partisipasi anggaran, penekanan anggaran, ketidakpastian lingkungan, dan slack anggaran pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) KCP Blitar dan bila ada faktorfaktor lain diabaikan
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Analisis pengaruh penganggaran partisipasi, penekanan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan terhadap timbulnya slack anggaran: Studi Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Blitar Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment