Abstract
INDONESIA:
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana mengoptimalkan persediaan bahan baku tepung ketela jika menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) pada pabrik kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi dengan pertimbangan bahwa Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi merupakan pabrik yang memproduksi makanan olahan berbahan baku tepung ketela, dimana tepung ketela merupakan komoditas yang bersifat musiman sehingga perlu menerapkan metode yang sistematis untuk menjamin kelancaran produksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku tepung ketela menurut metode Economic Order Quantity selama periode 2013/2014 lebih besar daripada kebijakan pabrik kerupuk UD Surya Manalagi. Total biaya persediaan bahan baku selama tahun 2013/2014 menurut metode Economic Order Quantity lebih kecil daripada kebijakan pabrik kerupuk UD Surya Manalagi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa pengendalian persediaan bahan baku tepung ketela di pabrik kerupuk UD Surya Manalagi selama periode 2013/2014 belum efisien.
EMGLISH:
The purpose of this study was to find out how to optimize raw material inventories of cassava flour if used EOQ (Economic Order Quantity) USING EOQ (Economic Order Quantity) (Case Study On Chip Factory of UD Surya Manalagi Kediri" The basic method used in this research was quantitative descriptive. The research location was determined intentionally (purposive) that chip Factory of UD Surya Manalagi with the consideration that the chip factory of UD Surya Manalagi was a factory that producing processed food made from cassava flour, which cassava flour is a commodity that was seasonal so it is necessary to apply a systematic method to ensure the smooth production.
The results showed that the purchase of raw materials of cassava flour according to the method of Economic Order Quantity for 2013/2014 period was greater than the policy of chip factory of UD Surya Manalagi. The total cost of inventories of raw materials during the year 2013/2014 according to the method of Economic Order Quantity was smaller than the policy of chip factory of UD Surya Manalagi. From the research that has been conducted showed that raw material inventory control of cassava flour in the chip factory of UD Surya Manalagi during the period 2013/2014 has not been efficient.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan ekonomi yang
pesat dan tingkat persaingan yang semakin tinggi, menuntut perusahaan untuk
dapat bertindak secara efektif, efesien dan ekonomis dalam mengelola sumber
daya yang ada dalam perusahaannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat
mampu bertahan dan bersaing didalam era perekonomian sekarang ini. Persediaan
yang merupakan asset lancar dalam perusahaan terutama bagi perusahaan yang
sebagian besar assetnya ditanamkan dalam persediaan harus dapat mengelola
persediaan tersebut dengan baik. Tugas ini menjadi beban bagi manajemen
perusahaan agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan dan keputusan
serta tindakan-tindakan yang terutama berkaitan dengan persediaannya untuk
mempertahankan kegiatan operasinya. Kerupuk merupakan suatu jenis makanan kecil
yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk dapat
dikonsumsi sebagai makanan selingan maupun sebagai variasi dalam lauk pauk.
Sebagai komoditi dagangan kerupuk termasuk kedalam jenis produk industri yang
mempunyai potensi cukup baik. Saat ini pemasarannya berkembang tidak hanya di
dalam negeri, tetapi juga di luar negeri seperti Belanda, Singapura, Hongkong,
Jepang, Suriname dan Amerikan Serikat. Asal mula kerupuk tidak jelas. Karena
jenis makanan ini tidak hanya di kenal dan dikonsumsi di negara kita, tetapi
juga di Negara-Negara Asia lainnya 2 seperti Malaysia, Singapura, Cina dan
lain- lain. Namun, besar kemungkinan jenis produk ini berasal dari Cina, yang
kemudian disebar-luaskan berkat adanya hubungan dagang dan perpindahan penduduk
dari Negeri Cina ke Negara-Negara Asia lainnya. Pada umumnya kerupuk dikonsumsi
sebagai makanan tambahan untuk lauk pauk atau sebagai makanan kecil. Salah satu
faktor utama yang menentukan mutu kerupuk adalah kerenyahannya. Semua konsumen
menginginkan kerupuk yang renyah, artinya yang menimbulkan bunyi sewaktu
digigit dan dikunyah. Kerupuk yang sudah lemas atau lembek dinilai tidak enak
lagi.
Jadi, sesungguhnya rasa kerupuk menjadi faktor nomor dua yang
dinilai konsumen, meskipun di dalam membeli produk makanan tersebut (baik
mentah maupun yang sudah digoreng) faktor warna kerupuk tetap menjadi penentu
utama bagi konsumen. Penyimpanan kerupuk yang baik (mentah maupun telah
digoreng) adalah dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang tidak lembab.
Apabila kerupuk mentah disimpan di tempat yang lembab, pada suatu saat akan
ditumbuhi oleh jamur, sehingga tidak dapat dikonsumsi lagi. Sedangkan kerupuk
yang sudah digoreng , selain kerenyahannya akan hilang (menjadi lemas atau
lembek) juga seringkali berbau tengik akibat terjadinya penguraian minyak dan
bereaksinya minyak dengan udara. Bahan baku menjadi hal yang harus dijaga oleh
perusahaan agar kualitas tetap terjaga, dalam proses produksi bahan baku diseleksi
secara ketat sebelum diolah menjadi adonan kerupuk. Bahan baku yang dikirim
oleh pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui proses yang ketat dengan tujuan
agar pemasok yang terpilih dapat menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku
yang diterima. 3 Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan
baku sesuai dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan baku.
Bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin
kelancaran produksi. Akan tetapi hendaknya kuantitas persediaan itu jangan
terlalu besar agar modal yang tertanam dalam persediaan dan biaya-biaya yang
ditimbulkannya dengan adanya persediaan juga tidak terlalu besar dan jangan
pula terlalu kecil karena dapat memperlambat proses produksi. Kegagalan
pengendalian persediaan bahan baku akan menyebabkan kegagalan dalam memperoleh
laba.
Untuk itu penting bagi setiap perusahaan mengadakan pengendalian
persediaan untuk memperoleh tingkat persediaan optimal dengan menjaga
keseimbangan antara biaya persediaan yang terlalu banyak dengan biaya
persediaan yang terlalu sedikit. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses
produksi adalah tepung ketela dan dalam pelaksanaan proses produksinya diadakan
persediaan bahan baku. Pengolahan hasil pertanian bertujuan untuk mengawetkan
dan menyajikan bahan menjadi lebih siap dikonsumsi, meningkatkan kualitas
sehingga memberikan kepuasan konsumen lebih besar, serta menyajikan dalam
bentuk yang lebih baik. Banyak hasil pertanian yang sangat potensial untuk
ditingkatkan citranya sehingga dapat memperoleh harga jual yang lebih tinggi.
Industri pengelolahan komoditas pertanian selain mengolah hasil pertanian juga
mempunyai tujuannya itu untuk memperoleh keuntungan guna mempertahankan
kelangsungan usahanya. Namun, industri pengolahan sering mengalami kendala
dalam menjalankan kegiatan produksinya. Perencanaan dan pengendalian produksi dapat mengatasi kendala tersebut.
Perencanaan dan pengendalian produksi diartikan sebagai aktivitas bagaimana
mengelola proses produksi tersebut. Perencanaan dan pengendalian produksi ini
merupakan bagian dari sistem produksi. Penggunaan sumber daya yang dibutuhkan
dalam proses produksi dapat digunakan secara optimal (full capacity) dengan
melakukan perencanaan dan pengendalian produksi. Salah satu bagian dari
perencanaan dan pengendalian produksi adalah pengendalian persediaan bahan
baku.
Pengendalian persediaan
bahan baku merupakan hal yang sangat penting, sebab bahan baku merupakan salah
satu faktor yang menjamin kelancaran proses produksi. Persediaan bahan baku
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi pada
waktu yang akan datang. Kebutuhan bahan baku ini diperhitungkan atas dasar
perkiraan yang mempengaruhi pola pembelian bahan baku serta besarnya persediaan
pengaman. Kegiatan pengendalian persediaan bahan baku mengatur tentang
pelaksanaan pengadaan bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan serta dengan biaya minimal, yang meliputi masalah pembelian bahan,
menyimpan dan memelihara bahan, mengatur pengeluaran bahan saat bahan
dibutuhkan dan juga mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimal.
Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan rencana produksi. Masalah
penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (modal yang tertanam) dalam
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku
yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan 5 perusahaan akan menambah
beban bunga, biaya pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang, serta kemungkinan
terjadinya penyusutan dan kualitas yang tidak dapat dipertahankan, sehingga
akan mengurangi keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, persediaan
bahan baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan kemacetan
dalam produksi, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian juga (Widodo,
2003:21). Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi adalah salah satu usaha dagang yang
bergerak di industri pangan dengan produk andalannya yaitu kerupuk dengan merk
uyel , iris, dan rambak. Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi tidak menggunakan
metode peramalan dalam proses perencanaan produksi namun lebih cenderung
menggunakan metode pesanan dan persediaan. Sistem produksi yang diterapkan ini
disebut MTO (Make To Order) dan MTS (Make To Stock). Penggunaan sistem produksi
tersebut menyebabkan perencanaan produksi agak sulit untuk diprediksikan. Hal
ini disebabkan permintaan dari pasar yang cenderung tidak stabil. Implikasi
lain akibat perubahan permintaan pasar yang tidak konstan adalah kekurangan dan
kelebihan produk berpengaruh pada segi biaya. Sehingga perlu perencanaan dan
pengendalian produksi yang baik.
Berdasarkan uraian diatas serta melihat betapa pentingya persediaan
dalam proses produksi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Pengoptimalan Persediaan Bahan Baku Tepung Ketela Menggunakan Metode Eoq
(Economic Order Quantity) (Studi Kasus Di Pabrik Kerupuk Ud Surya Manalagi
Kabupaten Kediri).
1.2
Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh
rumusan masalah yaitu: Bagimana mengoptimalkan persediaan bahan baku tepung
ketela jika menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) pada pabrik
kerupuk UD Surya Manalagi ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui bagaimana
mengoptimalkan persediaan bahan baku tepung ketela jika menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity) pada pabrik kerupuk UD Surya Manalagi
1.4
Manfaat Penelitian
1) Bagi penulis, penelitian ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, sekaligus bermanfaat
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis.
2)
Bagi pabrik yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efisiensi
penggunaan sumber dana dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang ekonomis dengan total
biaya persediaan bahan baku yang efisien.
3) Bagi
akademis, dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai sarana informasi dan
relevansi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis dan dapat menambah
pengetahuan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengoptimalan persediaan bahan baku tepung ketela menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity): Studi kasus di pabrik kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment