Abstract
INDONESIA:
Akuntansi lingkungan menjadi sebuah cara bagi perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengungkap aspek lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penerapan akuntansi lingkungan dalam suatu sektor usaha yang menghasilkan dampak lingkungan yang besar, serta bagai mana biaya lingkungan disajikan kedalam laporan keuangan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terhadap pemilik pabrik dan masyarakat sekitar yang merasakan langsung dampak dari limbah yang dihasilkan. Objek
penelitian dilakukan pada industry tahu H. Makhrus yang dalam usahanya mengelola limbah beracun.
penelitian dilakukan pada industry tahu H. Makhrus yang dalam usahanya mengelola limbah beracun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek akuntansi lingkungan yang dilakukan oleh industry tahu H.Makhrus sudah sebatas pengeluaran biaya lingkungan untuk pemeliharaan dan pengelolaan limbah beracun. Penyajian biaya lingkungannya belum disajikan secara khusus dan terperinci tetapi hanya dilakukan secara sederhana tanpa membuat laporan biaya lingkungan sendiri.
ENGLISH:
Environmental accounting became away for companies to identifyan dreveal aspects the environment. This study aims to determine how is the application ofenvironmental accounting in a business sector that produces a large environmental impact, and how the environmental costs of the company's in financial statements are presented.
This study was conducted using a descriptive qualitative research design. Data is collected from observation and inter views with the factory owners and the surrounding community who incured the direct impact of waste generated. The research objek is tofu Industry of H.Makhrus which has an effort to manage toxie waste.
The results showed that that environmental accounting practices conducted by the tofu industry of H.Makhrus limited environmental expenses for the maintenance and management of toxic waste. The environmental costs are presented in a simply preentation without making separated Environmental cost report.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia merupakansalah satu negara yang kaya
akansumberdayaalamnya, dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara
agraris, kini Indonesia mulai memperbanyak kegiatan pengolahan barang mentah
dari sumber daya alam menjadi barang baku, atau yang dikenal juga sebagai industrialisasi.
Karena Indonesia kaya dengan bahan mentah dari hasil hutan dan perkebunan
masyarakat, serta hasil tambang dan tenaga kerja melimpah, maka proses
industrialisasi dinegara ini semakin pesat. Hal itu ditandai oleh banyaknya
pembangunan perusahaan-perusahaan sebagai tempat proses produksi dimana bahan
baku diolah menjadi bahan jadi. Perusahaan adalah bentuk organisasi yang
melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang berorientasi pada laba akan
berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk
memperoleh laba demi kelangsungan hidupnya sehingga berakibat pada dampak
lingkungan baik secara positif maupun secara negatif (Harahap, 1999). Operasi yang
dilakukan oleh perusahaan akan memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal perusahaan. Dampak yang muncul dalam
setiap kegiatan operasional perusahaan ini dipastikan akan membawa akibat
kepada lingkungan di sekitar perusahaan dalam menjalankan 2 usahanya. Dampak
negatif yang paling sering muncul ditemukan dalam setiap adanya penyelenggaraan
operasional usaha perusahaan adalah polusi udara, limbah produksi, kesenjangan,
dan lain sebagainya.
Perusahaan dalam melakukan aktifitas dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, maka perusahaan
diwajibkan untuk menyajikan serta melaporkan semua kegiatan akuntansinya tak
terkecuali untuk masalah lingkungannya, agar dapat memenuhi kebutuhan para
pemakainya. Namun seiring perkembangan zaman, akuntansi tidak hanya sebagai
pemrosesan data saja, akan tetapi akuntansi juga sebagai penyajian, pengukuran,
pengklasifikasian dari bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan
untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang bersangkutan. Adapun
alasan yang mendasari mengapa sebuah organisasi dan akuntan harus peduli
permasalahan lingkungan antara lain ialah, banyaknya para stakeholder
perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal menunjukkan peningkatan
kepentingannya terhadap kinerja lingkungan dari sebuah organisasi (Ikhsan,
2009:3). Ilmu akuntansi yang mengatur proses hubungan perusahaan dengan
lingkungan ini disebut dengan akuntansi lingkungan. Akuntansi lingkungan adalah
suatu ilmu akuntansi yang menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis
serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan untuk
mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan utamanya adalah dipatuhinya
perundangan perlindungan lingkungan untuk menemukan 3 efisiensi yang mengurangi
dampak lingkungan.
kungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan
atau organisasi lainnya yang mengambil manfaat dari lingkungan.Manfaat yang
diambil ternyata telah berdampak pada maju dan berkembangnya bisnis perusahaan.
Oleh karena itu penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar
dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara
berkelanjutan (Ikhsan, 2008:11). Dalam akuntansi lingkungan ini, lebih
cenderung menyoroti masalah aspek sosial atau dampak dari kegiatan secara
teknis, misalnya pada saat penggunaan alat atau bahan baku perusahaan yang
kemudian akan menghasilkan limbah produksi yang berbahaya. Bidang ini amat
penting sebab khususnya di Indonesia saat ini terlalu banyak perusahaan baik
badan usaha milik negara maupun swasta yang dalam pelaksanaan operasi usaha ini
menimbulkan kerusakan ekosistem karena adanya limbah produksi perusahaan yang
tentu memerlukan alokasi biaya penanganan khusus untuk hal tersebut. Meskipun
demikian, praktik akuntansi lingkungan di Indonesia sampai saat ini belum
efektif. Cepatnya tingkat pembangunan di masing-masing daerah dengan adanya
otonomi ini terkadang mengesampingkan aspek lingkungan yang disadari atau tidak
pada akhirnya akan menjadi penyebab utama terjadinya permasalahan
lingkungan.Limbah produksi yang dihasilkan oleh operasional perusahaan terdapat
kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan 4 sehingga limbah sebagai
residu operasional perusahaan memerlukan pengelolaan dan penanganan khusus oleh
perusahaan agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap
lingkungan tempat perusahaan beroperasi.
Sebagai sebuah bentuk
tanggung jawab perusahaan dalam mengatasi masalah limbah hasil operasional
perusahaan adalah dengan dilakukannya pengelolaan limbah operasional perusahaan
tersebut dengan cara tersistematis melalui proses yang memerlukan biaya yang
khusus sehingga perusahaan melakukan pengalokasian nilai biaya tersebut dalam
pencatatan keuangan perusahaannya. Alokasi biaya lingkungan terhadap produk
atau proses produksi dapat memberikan manfaat motivasi bagimana manajer atau
bawahannya untuk menekan polusi sebagai akibat dari proses produksi tersebut. Di
dalam akuntansi konvensional, biaya ini dialokasikan pada biaya overhead dan
pada akuntansi tradisional dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan
dialokasikan ke produk tertentu atau dialokasikan pada kumpulan-kumpulan biaya
yang menjadi biaya tertentu sehingga tidak dialokasikan ke produk secara
spesifik. Dalam UU no. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha dan atau kegiatan produksi, sedangkan
pencemaran diartikan sebagai proses masuknya makhluk hidup atau zat, dan energy
maupun komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya menurun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan itu
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Limbah produksi yang dihasilkan oleh operasional perusahaan
terdapat kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan sehingga
limbah sebagai residu 5 operasional perusahaan memerlukan pengelolaan dan
penanganan khusus oleh perusahaan agar tidak menyebabkan dampak negatif yang
lebih besar terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Perusahaan sering
sekali mengabaikan biaya lingkungan yang terjadi dalam perusahaan. Dikarenakan
mereka menganggap biaya-biaya yang terjadi hanya merupakan pendukung kegiatan
operasional perusahaan dan bukan berkaitan langsung dengan proses produksi.
Tetapi apabila perusahaan benar-benar memperhatikan lingkungan sekitarnya, maka
perusahaan akan berusaha mencegah dan mengurangi dampak yang terjadi agar tidak
akan membahayakan lingkungannya, misalnya saja pengolahan limbah. Perusahaan
harus memikirkan biaya untuk mengolah limbah yang ada dari pada hanya untuk
membuang limbah yang ada, karena lebih bermanfaat bagi perusahaan untuk
mengolah limbah dari pada harus membuang dan membahayakan lingkungannya. Biaya
lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi
biayanya.Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan
informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan
terutama yang berdampak pada lingkungan (Juartha, 2009). Biaya lingkungan itu
sendiri adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan
apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi
standar yang berlaku atau tidak (Septian, 2013). Biaya ini harus dipikul
sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. 6 Perlakuan
terhadap masalah penanganan limbah hasil operasional perusahaan ini menjadi
sangat penting dalam kaitannya sebagai sebuah kontrol tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungannya. Proses pengukuran, penilaian, pengungkapan dan
penyajian informasi perhitungan biaya pengelolaan limbah tersebut merupakan
masalah akuntansi yang menarik untuk dilakukan penelitian, sebab selama ini
belum dirumuskan secara pasti bagaimana metode pengukuran, penilaian,
pengukapan, dan penyajian akuntansi lingkungan di sebuah perusahaan.
Akuntansi lingkungan selama ini dilakukan penelitian hanya pada
sektor industri besar saja, namun penelitian ini ingin melakukan penelitian
terhadap sektor industri yang lebih kecil, karena beberapa penelitian seperti
yang dilakukan oleh Hardiyanto dengan judul Penerapan Pengelolaan Limbah
industri mengungkapkan bahwa keberadaan sektor industri kecil terlebih lagi
dibidang pangan mampu menghasilkan dampak limbah yang besar karena tidak adanya
penanganan khusus dari pihak pengelola dan kurangnya perhatian pemerintah pada
sektor yang lebih kecil. Atas dasar itulah kemudian peneliti mencoba mengangkat
masalah akuntansi lingkungan tersebut dalam penelitian yang akan mengungkap
penerapan akuntansi lingkungan pada sebuah perusahaan yang sangat berpotensi
menghasilkan limbah produksi, yaitu limbah cair dan limbah padat yang berbahaya
dan beracun bagi masyarakat sekitar perusahaan yaitu pada industri tahu. Pada
dasarnya, proses produksi tahu menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah padat
dan limbah cair. Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan 7 proses
sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan
penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah
cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang
sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat menyebabkan
berbagai dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tak sedap,
meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar.
Limbah cair yang dibuang ke perairan tanpa pengelohan terlebih dahulu juga
dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air termasuk mikroorganisme
(jasad renik) yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan biologis dalam
air (Rismayanti,2013). Air buangan industri tahu rata - rata mengandung BOD
(Biochemical Oxygen Demand), COD(Chemical Oxygen Demand), TSS, dan minyak/lemak
berturut - turut sebesar 4583, 7050, 4743 dan 26 mg/l. Bila dibandingkan dengan
baku mutu limbah cair industri produk makanan dari kedelai menurut KepMenLH No.
Kep- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD, COS, dan TSS berturut - turut
adalah 50, 100, 200 mg/l. Sehingga terlihat jelas bahwa limbah cair industri
tahu melebihi baku mutu yang telah dipersyaratkan (Rismayanti,2013).
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian yang mencoba untuk
mengungkapkan bagaimana penerapan akuntansi lingkungan dan bagaimana sistem
pencatatan pengelelolaan limbah cair yang berbahaya dan beracun yang dihasilkan
oleh perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri tahu, 8 dengan judul
“Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan dan Penyajiaannya dalam Laporan
Keuangan (Studi pada Industri Tahu H. Makhrus)”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanapenerapan akuntansi lingkungan
yang dilakukan oleh perusahaan ? Bagaimana kesesuaian perusahaan dalam
menerapkan sistem akuntansi lingkungan dengan teori akuntansi lingkungan yang
sudah ada ?
2.
Bagaimana perusahaan menyajikan alokasi biaya yang terkait dengan lingkungan
kedalam laporan keuangannya ?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan akuntansi
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan, dan kesesuaian penerapan akuntansi
lingkungan yang dilakukan perusahaan dengan teori yang berkembang.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penyajian biaya lingkungan kedalam laporan keuangan
perusahaan. 1
.4
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi penulis, dapat menambah wawasan tentang konsep akuntansi lingkungan yang
merupakan konsep baru dalam akuntansi.
2.
Bagi industri, memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan lingkungan
dalam laporan tahunan perusahaan agar perusahaan lebih memperhatikan lingkungan
alam di sekitar perusahaan mereka dalam rangka menjaga alam. 3. Bagi Investor,
berguna dalam proses decision making dalam penanaman modalnya. 4. Bagi kalangan
akademis, hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
lingkungan hidup di literatur akuntansi.
1.5
Batasan Penelitian
Agar
tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka peneliti memberikan batasan-
batasan sebagai ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Subyek penelitian yang dimaksud adalah
Industri tahu H.Makhrus, yaitu salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang pangan khususnya memproduksi tahu yang berada di Kecamatan Pandaan
Kabupaten Pasuruan.
2.
Aspek sosial yang dimaksud adalah lingkungan dalam hal pengelolaan limbah serta
urusan sanitasi lingkungan yang berpotensi menimbulkan polutan dan gangguan
lingkungan didalam wilayah operasional kegiatan usahaIndustri tahu.
3. Akuntansi lingkungan yang dimaksud adalah
penerapannya dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan serta metode pencataan,
pengukuran, perhitungan pengalokasian biaya lingkungan dalam pengelolaan limbah
dan juga penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan subyek penelitian.
4. Analisis
yang dilakukan pada periode akuntansi selama satu periode akuntansi yaitu tahun
2012/2013 yang dilakukan pada unit-unit usaha subyek penelitian yang terkai
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis penerapan akuntansi lingkungan dan penyajiaannya dalam laporan keuangan: Studi pada industri tahu H. Makhrus." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment