Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Wednesday, April 19, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen:Pengaruh makro ekonomi dan fundamental perusahaan terhadap return saham: Studi pada perusahaan LQ 45 periode 2008-2011

Abstract

INDONESIA:
Investor untuk melakukan investasi tentu menganalisis terhadap perusahaan terlebih dahulu, analisis tersebut menggunakan makro ekonomi dan fundamental perusahaan, hal tersebut dilakukan tentunya berhubungan dengan return yang diharapkan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi dan fundamental perusahaan yang terdiri dari variabel Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar (Kurs US$), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book value), dan ROE (Return On Equity) terhadap Return saham pada perusahaan LQ 45 periode 2008 – 2011 secara simultan maupun parsial serta untuk mengetahui variabel yang paling dominan terhadap return saham LQ45.
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan mempertimbangkan uji normalitas, dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, Dari hasil analisis tersebut memperoleh hasil bahwa secara simultan dengan tingkat signifikansi 5% (0,05), dalam penelitian ini variabel bebas mampu menjelaskan sebesar 42,6% dan sisanya sebesar 57,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel bebas. Secara parsial dengan tingkat sigifikansi 5% (0,05) didapati hasil variabel DER, BV, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs berpengaruh terhadap return saham sebesar 0,000. Adapun variabel paling dominan diantara enam variabel bebas adalah variabel inflasi dengan nilai 32,389.
ENGLISH:
Investors who will doINVESTATION must analyze the company first. The analysis uses macroeconomic and fundamental company, related to the expected return. This study aimed to determine the effect of macroeconomic and company fundamentals which consisted of Inflation variable, Interest Rate, Exchange Rate (Exchange Rate U.S. $), DER variable (Debt to Equity Ratio), BV (Book value), ROE (Return On Equity) toward the stock return in LQ 45 period 2008 to 2011 simultaneously or partially and to determine the most dominant variable to stock return LQ45.
The analysis used in this study is a multiple linear regression analysis by considering normality and the classic assumption test, which consisted of multicollinearity, autocorrelation, and heteroscedasticity test.

The analysis result showed that simultaneously with a significance level of 5% (0.05), the independent variable could explain of 42.6% and the remaining 57.4% was influenced by other variables outside the independent variable. Partially, with the level of significance of 5% (0.05) the results of DER, BV, and ROE variable did not influence the stock returns, while the inflation, Interest Rate, and Exchange Rate affected stock return of 0.000. The most dominant variable among six independent variables was inflation variable of 32.389.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Pada zaman era globlisasi seperti saat ini tidak memungkiri bahwa suatu perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit, oleh karena itu banyak sekali perusahaan yang mencari pinjaman dana. Untuk mendapatkan pinjaman dana para perusahaan bisa melalui lembaga keuangan ataupun pasar modal. Sehingga dengan adanya pasar modal perusahaan lebih mudah untuk mencari dana ataupun berinvestasi didalamnya. Dengan adanya pasar modal bisa menjadi jembatan antara investor dengan perusahaan, dimana investor sebagai pemilik dana yang membutuhkan instrument pasar modal untuk keperluan portofolinya agar dapat memaksimalkan pendapatan. Pasar modalpun memiliki beberapa instrumen, yaitu saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Saham merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal yang memiliki tingkat resiko sangat tinggi. Investor akan kehilangan semua modalnya terjadi likuidasi. Husnan (2005: 309) memaparkan bahwasanya kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor – faktor internal, tetapi faktor eksternal (kondisi Ekonomi dan Industri). Untuk itu analisis mengenai eksternal perusahaan juga perlu diperhatihan lagi dalam mengambil suatu keputusan untuk berinvestasi. 2 Ada dua analisis yang lazim dipergunakan didalam menentukan nilai sebuah saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis fundamental mencoba untuk membentuk opini investor mengenai harga saham dimasa mendatang melalui penyidikan mendalam terhadap kondisi keuangan dari suatu perusahaan dan perilaku dari saham sendiri (Ajie, 2002 dalam kunthi 2011). Untuk menilai dinamika harga saham, informasi yang sering di gunakan adalah kinerja keuangan perusahaan, kondisi ekonomi dan informasi relevan lainya. Hal ini dapat di kemukakan adalah bahwa memperkirakan fluktuasi harga saham guna mendapatkan return saham yang optimal tidak cukup hanya mempergunakan indikator keuangan semata (Kunthi, 2011). Secara umum faktor yang memengaruhi keputusan investor untuk membeli saham dapat di golongkan menurut faktor rasional dan tidak rasional. Faktor rasional pada umumnya berkaitan dengan sesuatu yang disebut analisis fundamental. Dalam pendekatan ini dibuat perkiraan mengenai nilai hakiki perusahaan, yaitu nilai yang di lihat dari fakta, dengan maksud ditentukan sesuai aspek fundamental perusahaan seperti profitabilitas, sruktur permodalan, potensi pertumbuhan, dan prospek perusahaan. Selain menilai kondisi keuangan perusahaan , analisis fundamental juga harus melihat dan membandingkan kinerja perusahaan dengan kondisi klingkungan bisnis yang di geluti. Pada beberapa perusahaan, perubahan – perubahan yang terjadi pada kondisi ekonomi makro bisa mengakibatkan dampak yang lebih besar pada laba perusahaan dibanding kinerja perusahaan itu sendiri. 3 Menurut Robert Ang (1997) dalam Subalno (2009) menyatakan bahwa analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan keadaan keuangan yang telah lalu yang digunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan keadaan keuangan perusahaan dimasa depan. Dalam company analisis para investor (pemodal) akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan dan mengevaluasi efisiensi operasional serta memahami sifat dasar dan karakter operasional perusahaan. Pendapat lain mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah suatu cara menganalisis saham berdasarkan kondisi kesehatan fundamental perusahaan, kondisi kesehatan industri dan kondisi kesehatan perekonomian nasional global dengan pisau bedah Financial ratio yang umumnya sering dipergunakan (Benni, 2011:111) Salah satu cara paling mudah untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan dengan melihat pada tingkat pendapatanya. Husnan (2001:336) menyatakan bahwa umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba (EPS) dengan pertumbuhan harga saham. Untuk menilai kinerja perusahaan ada beberapa rasio yang dipergunakan, karena itulah dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel yang berkaitan dengan tingkat pendapatan perusahaan. Variabel tersebut adalah EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity).
 EPS (Earning per Share) adalah rasio yang menujukan berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham perlembar saham. DER (Debt to Equity Ratio) adalah rasio hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan modal sendiri perusahaan. BV (Book value) adalah rasio yang membagi total asset bersih dengan total saham yang beredar. ROE (Return On Equity) adalah mengukur tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan total asset (Benni, 2011:115). Dengan didukungnya beberapa penelitian yang telah di lakukan diantaranya menurut Bramantya (2012), Dita (2009), Anidya (2011), Fachrul (2010) bahwa variabel fundamental yang terdiri dari EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity) mempunyai pegaruh secara simultan terhadap return saham. Subalno (2009) menjelaskan dalam penelitiannya yang menggunkan variabel Curent Ratio ( CR ), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over ( TATO ), Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga Hasil dari penelitian tersebut Secara parsial, selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 bahwa variabel Return on Assets (ROA), SBI dan Kurs berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan variabel Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Assets Turn Over (TATO) tidak terbukti berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Total Assets Turn Over (TATO), SBI dan Kurs berpengaruh terhadap return saham dengan menunjukkan pengaruh variabel independen dalam 5 mempengaruhi variabel dependen, sebesar 30,2 % dan sisanya sebesar 69,8 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Menurut Benni (2011:120) mengutarakan bahwa meski kondisi suatu perusahaan yang anda nilai relative baik. Namun kondisi ekonomi global maupun nasional lagi krisis, bisa menjadi keputusan bijak untuk menunda membeli saham hingga tiba saat yang tepat kondisi ekonomi mulai pulih kembali. Dengan pernyataan benni bahwa jika akan menginvestasi bukan hanya faktor pendapatan perusahaan saja akan tetapi juga faktor ekonomi. Dan dalam penelitian ini menggunakan makro ekonomi berupa inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar. Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Suku bunga SBI adalah suku bunga atas penepatan dana bank pada Bank Indonesia (Indah, 2008:130). Kemudian nilai tukar atau kurs adalah harga dari mata uang luar negeri (Dornbusch, et.al., 2008 : 46). Sodikin (2007) dalam penelitiannya Variabel ekonomi tidak berpengaruh secara parsial terhadap return saham industri pertanian, pertambangan, aneka industri, barang konsumsi, infrastruktur dan jasa. Pada saham industri pertambangan, kimia, konstruksi dan keuangan, hanya tingkat bunga SBI yang memiliki pengaruh signfikan terhadap return saham. Pada saham industri pertanian, pertambangan, barang konsumsi, konstruksi, infrastruktur, dan jasa, variabel makro juga tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Pada saham industri kimia, dan aneka industri, variabel makro tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Intan Puspita sari 6 menjelaskan bahwasanya dengan menggunakan model Single-Index Market, return pasar dalam hal ini berdasarkan IHSG, mampu menjelaskan variabilitas return saham untuk saham perbankan. Namun, kemampuan menjelaskan return pasar terhadap return saham adalah sangat kecil.
 Perubahan variable makroekonomi (industrial produk, suku bunga, inflasi dan nilai tukar) tidak berpengaruh terhadap perubahan perubahan return saham bank di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti bahwa satu-satunya variable yang dapat mempengaruhi perubahan return saham adalah return pasar. Dari tahun 2011 menuju tahun 2012 terjadi infasi sebesar 3,79%, di buktikan bahwa pada BPS (badan pusat statistik) angka inflasi 2011 tersebut berada di bawah target pemerintah yang sebesar 5,65%. Sementara untuk inflasi inti Desember 2011, tercatat sebesar 0,28% dengan inflasi inti year on year sebesar 4,34%. Tekanan inflasi pada Desember 2011, masih dipegang oleh bahan makanan dengan inflasi sebesar 1,62% dan selama setahun kemarin menyumbang sebesar 0,84%. Tekanan dari bahan makanan ini turun 3,5% dibandin g 2010. Bahan makanan, minuman rokok dan tembakau menyumbang inflasi 0,5% dan untuk setahun 0,51%. Disini bisa dilihat bahwa pada tahun 2011 telah mengalami Inflasi. Menurut Jogiyanto (2007: 109) Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjdi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu Semua investor rata – rata mencari alternatif investasi 7 yang bisa memberikan tingkat keuntungan yang tinggi akan tetapi dengan resiko yang sangat minimum. Jurnal penelitian Ridha Muthaher & Osmad Muthahe (2010) menyatakan dari analisis regresi, ada 5 variabel Fundamental mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROI), Return On Asset (ROA), dan Inflasi satu Variabel Teknikal yaitu Volume penjualan saham. Sedangakan dua variabel lainnya yaitu Kurs dan Tingkat Bunga berpengaruh signifikan dan mempunyai arah yang negatif. Investor kebanyakan akan memilih saham perusahaan yang memiliki tingkat liquiditas yang tingggi agar dapat dengan mudah untuk di jual kembali. Salah satu kelompok saham yang memiliki liquiditas tinggi dan bernilai kapitalis tinggi adalah perusahan LQ 45. Dimana LQ 45 adalah perusahaan yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham – saham yang mempunyai liquiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan tingkat kapitalis pasar besar (Pria: 2011). Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan review 6 bulan sekali untuk menentukan saham – saham perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ 45, untuk masuk dalam kelompok ini terdapat beberapa kriteria yang harus di penuhi (www.idx.co.id): 1. Masuk dalam top 60 dari tota transaksi saham di pasar regular (rata- rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 8 2. Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (ratarata kapitalis pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEI sekurang – kurangnya 3 bulan. 4. Memiliki kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekunsi dan jumlah transaksi yang baik di pasar regular. Menurut Ghita (2011) mengungkapkan bahwa Laporan keuangan emiten hingga semester 1 2011 pada perusahaan LQ 45 menunjukkan peningkatan pertumbuhan laba bersih meningkat sebesar 37% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Analis Pasar Modal, Reza Priyambada menuturkan, kinerja saham LQ45 yang menunjukkan peningkatan ini ditunjang oleh perekonomian Indonesia yang sedang dalam keadaan stabil, sehingga para emiten tersebut khususnya yang masuk dalam LQ45 lebih menggenjot kinerja keuangannya lewat berbagai ekspansi usaha, walaupun dengan dibayang-bayangi situasi perekonomian global yang sedang tidak menentu. Dengan pertumbuhan perekonomian yang cenderung stabil seperti sekarang ini menunjukkan bahwa permintaan daya beli masyarakat pun masih meningkat sehingga memicu perusahaan untuk terus melakukan ekspansi usaha guna menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Berikut adalah emiten-emiten yang masuk dalam kategori LQ45 yang mengalami peningkatan laba bersih hingga semester 1 2011 yang terdiri dari berbagai macam sektor. 9 Table 1.1 Emiten dalam LQ 45 Perusahaan Kode Emiten Peningkatan (%) Laba Bersih (2011) Laba Bersih (2010) PT Astra Internasional Tbk ASII 33 Rp 8,59 triliun Rp 6,44 triliun. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR 16,9 Rp 2,068 triliun. Rp 1,769 triliun PT Bukit Asam Tbk PTBA 78,96 Rp 1,612 triliun Rp 901,069 miliar. PT United Tractors Tbk UNTR 34,35 Rp 2,538 triliun Rp 1,899 triliun PT Bakrie Development Tbk ELTY 100 Rp 126,1 miliar. Rp 63 miliar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 56,7 Rp 6,3 triliun Rp 4 triliun. PT Bank Central Asia Tbk BBCA 20,4 Rp 4,8 triliun Rp 3,9 Triliun PT Indocement Tunggal PrakarsaTbk INTP 5,4 Rp 1,7 triliun Rp 1,6 triliun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM -1,5 Rp 5,9 triliun. Rp 6,03 trliun PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 35 Rp 298 miliar Rp 221 miliar. Sumber: Okezone Ekonomy di olah peneliti Dengan pencapaian di atas, Reza menuturkan bukan tidak mungkin kinerja keuangan para saham-saham LQ45 ini akan mengalami peningkatan yang jauh lebih baik di semester depan.
Dengan rata-rata kinerja keuangan yang umumnya sudah melampaui dari apa yang sudah mereka targetkan, tentunya perusahaan akan terus melakukan ekspansi usaha guna menggenjot agar kinerja keuangan khususnya laba bersih bisa meningkat lebih dari apa yang perusahaan targetkan. Berdasarkan fakta, penelitian terdahulu dan teori di atas mana dapat di 10 tarik judul Pengaruh Makro Ekonomi dan Fundamental Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi pada perusahaan LQ45 periode 2008 – 2011).
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas penulis ingin meneliti beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah faktor Makro Ekonomi yang terdiri dari Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar berpengaruh secara parsial terhadap Return saham?
2. Apakah faktor Fundamental perusahaan yang terdiri dari EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity) berpengaruh secara parsial terhadap Return saham?
3. Variabel manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap Return saham?
 1.3 Tujuan Penelitian
 Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor Makro Ekonomi yang terdiri dari Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor Fundamental perusahaan yang terdiri dari EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity) secara simultan berpengaruh 11 signifikan terhadap terhadap Return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis Variabel yang lebih dominan terhadap terhadap Return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
1.4 Batasan Penelitian
 Pada penelitian ini penulis memberi beberapa batasan permasalahan agar pembahasan yang di bahas lebih fokus, permasalahan yang di batasi sebagai berikut:
a. Periode pengamatan dalam penelitian ini 4 tahun terakhir terhitung dari 2008 – 2011. b. Pada faktor makroekonomi memberi batasan hanya 3 masalah, yaitu Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar.
c. Pada faktor fundamental perusahaan peneliti memberi batasan masalah hanya meneliti pada variable EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity).
1.5 Manfaat Penelitian
 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bisa menjadi tambahan wawasan keilmuan dan pemahaman mengenai manajemen keuangan khususnya mengenai Pasar 12 Modal dan juga sebagai pengaplikasian teori yang didapatkan di bangku perkuliahan.
2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ataupun referensi bagi pembaca terutama mengenai pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar (Kurs), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), BV (Book Value) dan ROE (Return On Equity) terhadap Return saham pada perusahaan LQ 45 periode 2008 – 2011.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh makro ekonomi dan fundamental perusahaan terhadap return saham: Studi pada perusahaan LQ 45 periode 2008-2011Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment