Abstract
INDONESIA:
Perusahaan harus mempunyai strategi agar bisa bersaing dalam pasar. Salah satu strategi adalah penentuan harga jual menggunakantarget costing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode target costing dapat digunakan sebagai penentuan harga jual, dan bagaimana implementasinya pada bidang konstruksi.
Obyek penelitian ini adalah Perumahan Wisma Pengadengan Sejahtera IV type rumah 36/72 dan 45/84.Analisis data yang dilakukan adalah menelaah penelitian terdahulu, studi pustaka, dan implementasi target costingyaitu dengan menentukan harga jual, laba yang diinginkan, rekayasa nilai, menurunkan biaya produksi,margin kontribusi,dan kaizen costing.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa target costing dapat digunakan sebagai penentuan harga jual Wisma Pengadengan Sejahtera IV. Dengan target costing tersebut CV Khatara Konstruksi bisa menurunkan harga jualrumah type 36/72 menjadi Rp 116.000.000 dan dapat menurunkan biaya produksi sebesar Rp 90.000.636. Sedangkan untuk rumah type 45/84 harga jual dapat diturunkan menjadi Rp 155.000.000 dengan penurunan biaya produksi sebesar Rp 108.180.123. Penjualanrumah type 36/72 memberikan margin kontribusisebesar Rp 519.987.280, danuntuk rumah type 45/84 sebesar Rp 93.639.754
ENGLISH:
The company should have a strategy to compete in the market. One strategy is to determine the selling price using target costing. The purpose of this study was to determine whether the target costing method can be used as determining the selling price, and how its implementation in the field of construction.
This Object study is Pengadengan Welfare Housing Pensions IV type of house 36/72 and 45/84. The data analysis is reviewing previous studies, literature, and the implementation of target costing is to determine the selling price, desired profit, value engineering, lowering production costs, contribution margin, and kaizen costing.
The results showed that target costing can be used as a selling price determination Pengadengan Pensions Prosperity IV. With the target costing CV Khatara Construction could lower the selling price of the house type 36/72 to Rp 116 million and can lower the production cost of Rp 90,000,636. As for the 45/84-type housing sales price can be lowered to USD 155 million with a decrease in production cost of Rp 108 180 123. 36/72 type of home sales give the contribution margin of Rp 519 987 280, and for the 45/84-type housing Rp 93,639,754
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Strategi merupakan suatu hal
yang penting bagi perusahaan untuk dapat mencapai suatu tujuan perusahaan.
Suatu perusahaan harus mempunyai strategi khusus dalam menghadapi para pesaing.
Setelah mampu manghadapi persaingan, perusahaan juga harus mampu mempertahankan
eksistensinya dalam pasar agar bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang
sesuai tujuan perusahaan (Kristina , 2009). Salah satu bentuk perencanaan
strategi yang dapat digunakan dalam rangka untuk pencapaian tujuan perusahaan
yaitu mengenai perencanaan dan penetapan harga jual produk. “Karena hal ini
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya”
(Rudianto, 2013: 144). Penetapan harga jual bukanlah suatu hal yang mudah,
dalam menetapkan harga jual tentunya banyak faktor yang harus diperhatikan,
perusahaan harus menganalisis pasar, pesaing, harga pasar dan biaya produksi
dalam menetapkan harga. Menurut Rudianto (2013:145) “penentuan harga jual
produk perusahaan harus menjadi kebijakan yang benar-benar dipertimbangkan
secara matang dan terintegrasi”.
Di satu sisi perusahaan dihadapkan pada masalah peningkatan harga
bahan baku yang diperlukan untuk melakukan proses produksi dan disisi lain
perusahaan juga dihadapkan pada kenyataan bahwa pemilik modal mengharapkan laba
yang besar, pegawai menginginkan kenaikan gaji, dan konsumen yang mengharapkan
harga barang tetap terjangkau dengan kualitas yang tetap bagus. Dalam penentuan
harga sebaiknya mempertimbangkan harga pasar. Menurut Horngren dkk (2006: 500)
Penetapan harga berbasis pasar diawali dengan harga target. “Harga target
(target price) adalah estimasi harga produk atau jasa yang bersedia dibayar
calon pelanggan”. Estimasi ini didasarkan pada pemahaman tentang nilai yang
dinikmati pelanggan atas sebuah produk atau jasa dan berapa pesaing akan
mengenakan harga produk atau jasa yang bersaing itu. Dari estimasi tersebut,
harga target menjadi penting untuk mengetahui harga yang bersedia dibayar oleh
pelanggan sesuai dengan harga pasar dan keadaan ekonomi pelanggan. Harga
merupakan salah satu jenis informasi yang sangat penting bagi pelanggan tentang
suatu produk. Penetapan harga merupakan bagian dari tujuan perusahaan.
Penetapan harga dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan,
apabila terjadi kenaikan harga dapat membuat pelanggan menolak produk dan
memilih produk subsitusi yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
(Samryn, 2001: 301).
Agar harga yang kita targetkan bisa sesuai dengan daya beli
pelanggan, maka perusahaan harus mempunyai metode dalam menetapkan harga jual.
Ada beberapa metode perhitungan harga jual diantaranya penetapan harga berdasar
biaya, harga berdasarkan biaya pesanan, harga berdasarkan biaya aktivitas,
harga berdasarkan biaya proses, harga berdasarkan biaya plus, harga berdasarkan
siklus hidup, dan harga berdasarkan target costing. Salah satu bentuk strategi
perencanaan atas pengelolaan biaya adalah dengan menggunakan metode target
costing, metode tersebut dilakukan dengan menentukan biaya yang diharapkan
untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif. Perusahaan tidak dapat
lagi membuat produknya, menetukan biaya produknya dan harga jualnya, lalu
kemudian memasarkannya kepada masyarakat. Tetapi perusahaan lebih dulu
menentukan harga produknya, baru kemudian membuat produk yang sesuai dengan
baiaya yang telah ditetapkan tersebut. Sehingga produk tersebut akan mampu
bersaing dan menghasilkan laba sesuai dengan harapan. “Di dalam metode ini, perusahaan
menetapkan biaya produk yang dianggap sesuai dengan keadaan pasar, menentukan
laba yang diinginkan baru kemudian menentukan harga jual produk tersebut kepada
masyarakat” (Rudianto, 2006: 258). Perusahaan yang menggunakan perhitungan
biaya berdasarkan target harus sering menerapkan ukuran-ukuran penurunan biaya
yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi agar dapat
mengikuti harga pasar dan tetap memperoleh laba (Blocher, 2011:21).
Organisasi penjualan dan pemasaran sebuah perusahaan, melalui
kontak dan interaksi yang erat dengan pelanggan, biasanya merupakan pihak yang
tepat untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan nilai yang dirasakannya
atas sebuah produk atau jasa. Perusahaan juga melakukan riset pasar yang
mempelajari fitur produk yang diinginkan pelanggan dan harga yang bersedia
mereka bayar untuk fitur tersebut (Horngren dkk, 2006: 516). Dalam dunia nyata
target costing digunakan secara luas di Jepang. Dalam industri mobil, target
biaya untuk model baru dipilah ke dalam target biaya untuk setiap elemen mobil
di bawah target biaya untuk setiap komponen. Desainer membuat draft percobaan
dan melakukan pemeriksaan apakah estimasi biaya kendaraan masih dalam batas
yang dapat diterima dalam target biaya. Jika tidak memenuhi, desain mobil
diubah, dan dibuat cetak biru yang baru. Proses ini berjalan terus sampai
desainnya dapat diandalkan. Yasuhiro Monden dan Kazuki Hamada dalam (Garrison
dan Noreen, 2001: 831). Penerapan target costing juga diterapkan dalam
perusahaan pesawat. Boeing telah menentukan tujuan pengurangan biaya untuk
pesawat terbang baru antara 25% sampai 30%. Boeing melihat bahwa kompetitor
utamanya memfokuskan pada penanganan pesawat-pesawat penerbangan saat ini sudah
digunakan oleh perusahaan penerbangan dan bukannya membuat pesawat baru. Dengan
pengurangan biaya antara 25% sampai 30% dan memberikan layanan yang hemat dalam
bentuk harga jual yang lebih rendah, Boeing mengharapkan permintaan yang lebih
besar untuk menggantikan pesawat-pesawat yang ada saat ini.
“Pengurangan biaya antara 25% hingga 30% bukanlah sekedar panduan
kerja. Ini adalah penghematan yang harus dilakukan untuk menggantikan pesawat
lama.” Shawn Tully dalam (Garrison dan Noreen, 2001: 833). “Target Costing
adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk
mencapai pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang diharapkan. Jika
target costing dibawah kos produk yang sekarang dapat dicapai, maka manajemen
harus merencanakan program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang
dikonsumsi untuk menghasilkan produk ke target costing. (Mulyadi, 2001: 35).
Target costing berbeda dengan biaya normal, karena target biaya merupakan
kebalikan dari biaya normal. Jika biaya normal tidak melihat pada harga pasar
dalam merancang sebuah produk, dan harga jual normal ditentukan atas dasar
seluruh biaya yang telah dikeluarkan pada saat produksi, tidak ada target biaya
dalam proses produksi, jadi dalam penetapan harga jual normal adalah biaya yang
mempengaruhi harga. Dalam target costing bukanlah harga jual dahulu yang
ditentukan, langkah awal yang dilakukan dalam pendekatan target costing adalah
dengan melihat harga pasar, kemampuan daya beli pelanggan, terutama harga
pesaing-pesaing. Menurut Mulyadi (2001: 79) menyatakan “Apabila harga yang kita
tentukan masih diatas harga pesaing, maka hal yang harus dilakukan perusahaan
adalah menurunkan harga jual itulah yang disebut target harga” (Mulyadi, 2001:
79). Setelah menurunkan harga jual tersebut, dan menentukan persentase
keuntungan yang ingin dimiliki, kemudian perusahaan menargetkan biaya-biaya
produksi sesuai dengan biaya harget. Perusahaan harus mendesain produk
berdasarkan biaya yang sudah ditetapkan. Sehingga dari proses tersebut
perusahaan mampu menentukan harga jual produk kepada pelanggan. Dapat diketahui
bahwa dalam target costing bukan biaya yang mempengaruhi harga, tapi harga yang
memepengaruhi biaya. Penghitungan target costing menjadi suatu alat khusus yang
berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. “Target cosingt adalah perbedaan
antara harga penjual yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan” (Hansen dan
Mowen, 2009: 361). Penerapan target costing dapat diterapkan kedalam berbagai
bidang untuk membantu perusahaan dalam mencapai target biaya yang telah
ditentukan, target costing juga dapat diterapkan dalam jasa konstruksi. Jasa
konstruksi adalah sebuah sektor yang memegang peran penting dalam pembangunan
Indonesia. Dalam setiap tahunnya, anggaran jasa konstruksi baik yang dilakukan
oleh Pemerintah maupun swasta jumlahnya sangat besardengan sebaran 55% berada
di tangan swasta dan 45% berada di tangan Pemerintah. Perkembangan pasar
konstruksi terus tumbuh mencapai 45 triliun pada tahun 1995. Menurut KPPU
menyatakan bahwa “Pada tahun 2003 jumlah tersebut meningkat fantastis menjadi
sekitar 159 triliun Kompas, 28 Agustus (2003)”. Diperkirakan pada tahun 2007
angka tersebut sudah jauh lebih besar lagi. Dalam salah satu paparannya KPPU
menyebutkan bahwa ketua LPJK yang baru terpilih, Malkan Amin menyatakan
bahwa:“nilai proyek industri jasa konstruksi setiap tahunnya saat ini berkisar
pada angka Rp 250-300 Triliun”Bisnis Indonesia, 04 Agustus (2007) dalam KPPU.
Terjadinya peningkatan tersebut juga didukung oleh lahirnya perusahaan BUMN
yang serupa. Menurut KPPU berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh LPJK
(2007) menyatakan bahwa Pembangunan infrastruktur telah mampu melahirkan pelaku
usaha konstruksi yang handal berupa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta,
pada tahun 2002 tercatat bahwa jumlah kontraktor besar jasa konstruksi hanya
sekitar 1,1 % saja dari total perusahaan konstruksi Indonesia, 7 % tergolong ke
dalam kelompok menengah,dan 91 % tergolong dalam kelompok kontraktor kecil.
Pertumbuhan jasa konstruksi juga dipengaruhi adanya relokasi pemerintahan yang
mengharuskan semua aktivitas pemerintahan terpusat pada ibukota kabupaten/kota
seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo yang
menjadikan Kota Kraksaan sebagai Ibukota Kabupaten. Dengan dicanangkannya
“Kraksaan Kota Baru” oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Maka ke depan Kota
Kraksaan akan segera difungsikan sebagai ibukota Kabupaten Probolinggo. Dampak
relokasi tersebut akan terjadi peningkatan aktivitas sosial ekonomi serta
memicu perpindahan populasi yang signifikan ke daerah Kraksaan sehingga
mempengaruhi permintaan hunian oleh mayarakat (CV Khatara Konstruksi). Menurut
(Berinka , 2013) Alokasi gaji PNS untuk Kab. Lumajang dan Kab. Probolinggo
mencapai ambang batas yaitu diatas 50%.
Karena kesejahteraan tersebut, membuat Kota Kraksaan mempunyai
prospek yang bagus untuk perkembangan jasa konstruksi, peluang timbulnya
permintaan akan hunian atau rumah tinggal akan sangat besar. Berdasarkan
faktor-faktor yang terjadi di lapangan tersebut, maka berkembanglah jasajasa
konstruksi yang siap menawarkan produknya dengan segala macam kelebihan dan
keunikan yang dimiliki. Munculnya perusahaan-perusahaan konstruksi yang
bergerak di bidang perumahan tersebut membawa pada aktivitas persaingan antar
perusahaan. Untuk dapat bersaing dan menjadikan produk sebagai penguasa pasar,
maka perusahaan harus melakukan suatu gebrakan strategi yang dapat membawa
perusahaan untuk mencapai tujuannya. CV Khatara Konstruksi bergerak di bidang
properti, pembangunan sarana umum dan pribadi. Dimana dalam pembangunan sebuah
rumah CV Khatara Konstruksi menetapkan harga jual dan keuntungan berdasarkan
biaya yang sudah dikeluarkan seperti biaya tanah, biaya tenaga kerja, biaya
bahan bangunan, biaya bahan penolong, biaya pengurusan legalitas, dan biaya
lain- lain. Akan tetapi kelemahan atas perhitungan biaya normal yang dilakukan
tersebut belum menunjukkan penjualan yang signifikan karena harga jual yang
ditentukan berdasar biaya normal, kurang dapat diterima oleh masyarakat
setempat. Sebagai salah satu CV yang bergerak dibidang pembangunan sarana
prasarana umum, bukanlah suatu hal yang mudah dalam menentukan harga jual
produk, karena adanya persaingan, daya beli pelanggan, dan budaya masyarakat
menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Dengan semakin banyaknya
permintaan terhadap hunian yang dilatar belakangi oleh minat pelanggan dan
kondisi perekonomian masyarakat sekitar yang semakin meningkat, maka tahun 2014
CV Khatara Konstruksi kembali membuka perumahan baru yaitu Wisma Pengadengan
Sejahtera IV yang akan di lounching pada awal November 2014.
Tingginya permintaan masyarakat terhadap rumah yang sederhana
dengan harga yang relatif murah merupakan budaya yang melekat pada masyarakat
sekitar. Pada saat harga jual WPS III relatif tinggi, tingkat penjualan
mengalami penurunan, hal tersebut membuat CV Khatara Kontruksi membuat strategi
diskon dan bonus furniture untuk pembelian rumah pada waktu tertentu. Setelah
CV Khatara Konstruksi melakukan penyesuaian dengan permintaan masyarakat, maka
penjualan kembali meningkat, dari 106 unit yang tersedia, 85 unit rumah
berhasil terjual dengan laba Rp 9.492.219.810. Akan tetapi strategi ini
mempunyai kelemahan yaitu hanya bersifat sementara, karena diskon dan bonus hanya
akan diberikan pada waktu tertentu, maka pelanggan akan memesan rumah hanya
apabila ada moment tersebut, hal tersebut dapat menghambat aktivitas penjualan
tersebut. Atas pertimbangan tersebut, maka untuk perumahan Wisma Pengadengan
Sejahtera IV ini CV Khatara Konstruksi membutuhkan analisis target costing
dalam menentukan dan menyesuaikan harga jual yang sesuai dengan harga pasar dan
permintaan masyarakat.Target costing adalah analisis yang dapat membantu CV
Khatara Konstruksi dalam menentukan harga jual yang relatif rendah sesuai
dengan minat pelanggan. Dalam penetapan harga jual CV Khatara Konstruksi tidak
dapat memasang harga yang terlalu tinggi mengingat bahwa CV Khatara Konstruksi
terletak di wilayah yang nilai Non Performance Loan (NPL) terbilang tinggi,
menurut Hudzafidah (2013) “tingkat NPL khususnya Kota Kraksaan dari tahun 2007
hingga 2011 berada di atas batas maksimum rasio NPL yaitu lebih dari 5%”.
Pertimbangan selanjutnya adalah CV Khatara Konstruksi terletak di wilayah yang
masyarakatnya kurang memiliki kesadaran dalam membayar hutang, dan juga
permintaan masyarakat yang mayoritas menginginkan harga rumah bernilai kurang
dari 100 juta rupiah/unit (CV Khatara Konstruksi). Dengan demikian pentingnya
target costing yang diterapkan pada perusahaan dapat membantu manajemem dalam
menetapkan harga jual. Kelebihan target costing jika dibandingkan dengan biaya
normal bahwa dengan target costing perusahaan dapat mengetahui harga pasar yang
kompetitif, dan harga para pesaing. Selain itu analisis target costing
dibandingkan dengan metode lain seperti Total Quality Management (TQM) yang
lebih memprioritaskan mutu, kurang sesuai dengan permintaan masyarakat Kota
Kraksaan yang lebih memprioritaskan harga rendah daripada mutu dan kualitas
nomor satu. Oleh karena itu analisis target costing lebih dipilih untuk
menentukan harga jual dalam penelitian ini. Dengan mengetahui harga para
pesaing, dan mengetahui kemampuan daya beli pelanggan sekitar, maka perusahaan
akan menurunkan harga produknya sehingga mampu bersaing dan mempertahankan
produknya dalam pasar dengan menentukan, merencanakan, dan mendesain produk
sesuai biayabiaya yang ditargetkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan
proses produksi tidak terjadi pembengkakan biaya yang tidak terkontrol. Dalam
penelitian ini nantinya akan melihat dan membandingkan apakah penentuan harga
jual dengan menggunakan target costing lebih menguntungkan dari pada penetapan
harga jual yang sebelumnya telah dilakukan oleh CV Khatara Konstruksi
1.2
Rumusan
Masalah
Apakah metode target costing dapat digunakan
sebagai penentuan harga jual? Dan bagaimana implementasinya diPerumahan Wisma
Pengadengan Sejahtera IV CV Khatara Konstruksi?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah diajukan, maka
penelitian ini memiliki tujuan untuk : Mengetahui apakah target costing dapat
digunakan sebagai penentuan harga jual dan bagaimana implementasi target
costing di Perumahan Wisma Pengadengan Sejahtera IV CV Khatara Konstruksi.
1.4
Manfaat
Penelitian
ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yang terlibat
1.
Manfaat untuk CV Khatara Konstruksi
a.
Dengan metode target costing perusahaan mampu menentukan harga jual berdasarkan
harga pasar, serta kebersediaan daya beli pelanggan
b.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam penetapan harga jual.
c.
Penelitian ini dapat membantu CV Khatara Konstruksi untuk mencapai target biaya
produksi yang diinginkan.
d.
Perusahaan mampu mempertahankan eksistensi produk dalam pasar dengan mampu
mempertahankan harga jual kompetitif pasar.
2.
Manfaat bagi peneliti
a.
Sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang penentuan harga jual berbasis
target costing
b.
Mengetahui penentuan harga jual berbasis target costing pada perusahaan
konstruksi.
c.
Menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.5
Batasan Penelitian
Untuk membatasi penelitian sesuai dengan
tujuannya maka penelitian ini hanya terbatas pada jasa konstruksi perumahan,
yaitu CV Khatara Konstruksi di Jln. Raya ProbolinggoSitubondo, Kebonagung
Kraksaan Probolinggo. Khususnya untuk pembangunan perumahan Wisma Pengadengan
Sejahtera IV atau WPS IV untuk tipe rumah 36/72 dan 45/84, berdasarkan
pertimbangan bahwa kedua tipe rumah tersebut merupakan jenis rumah yang paling
diminati oleh masyarakat, danharga jualnya dapat diperbandingkan dengan pesaing
pada levelyang sama.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis penentuan harga jual berbasis target costing: Studi kasus pada CV Khatara Konstruksi Kraksaan Probolinggo". Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment