Abstract
INDONESIA:
Pertumbuhan koperasi syariah sebagai lembaga keuangan mikro mulai menunjukkan eksistensinya di tengah persaingan dengan lembaga keuangan konvensional. Dan salah satu koperasi syariah yang ada di kota Malang adalah Koperasi Muhammadiyah Jatim. Dalam strategi pemasarannya untuk mendapatkan konsumen, menggunakan pemasaran langsung (penawaran kerja sama) kepada masyarakat dan instansi-instansi. Akan tetapi kondisi sesungguhnya yang terjadi di lapangan yakni sebagian besar masyarakat yang memilih koperasi syariah masih dominan dipengaruhi oleh emosi keagamaan belum berdasarkan pada pemahaman rasional yang baik terhadap produk-produknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana upaya membangun pengetahuan konsumen yang dilakukan Koperasi Muhammadiyah Jatim dalam memasarkan produk syariah Simpanan dan Pembiayaan agar meningkatkan pemasaran produknya, serta bagaimana implikasi dari upaya membangun pengetahuan konsumen yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengembangan validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menentukan strategi pemasarannya, Koperasi Muhammadiyah Jatim melakukan berbagai analisis, baik internal maupun eksternal. Setelah melihat berbagai pertimbangan yang mendasarinya, maka ditetapkan strategi pemasaran yang meliputi tujuan, pelaksana, pesan, media, audiens, waktu, anggaran, dan evaluasi. Koperasi Muhammadiyah Jatim dalam membangun pengetahuan konsumen sudah menjelaskan jenis pengetahuan konsumen yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Sesuai dengan teori tentang konsep pengetahuan konsumen. Koperasi Muhammadiyah Jatim mengaplikasikan proposisi nilai dalam upaya membangun pengetahuan konsumen. Meskipun Koperasi Muhammadiyah Jatim menggunakan beberapa aspek, namun ada aspek yang lebih diutamakan dalam upaya membangun pengetahuan konsumen yaitu membangun pengetahuan produknya dengan pengenalan produknya dalam bentuk penawaran kerja sama.
ENGLISH:
Growth of cooperatives as an institution of Islamic microfinance began its presence in the middle of the competition with conventional financial institutions. And one of the Islamic cooperatives in the city of Muhammadiyah Malang East Java is cooperative. In its marketing strategy to get consumers, using direct marketing (offer of cooperation) to the public and agencies. However the real conditions that occur in the field, including most of the people who choose the cooperative is still predominantly influenced by the Islamic religious emotion not rational based on a good understanding of the products.
The purpose of this study is to describe how the efforts made to build consumer knowledge Cooperative Muhammadiyah in East Java in marketing Islamic Financing Savings and marketing in order to improve its products, and how the implications of the efforts made to build consumer knowledge. This research uses descriptive qualitative method. Data from this study were obtained by interview, observation, and documentation. Development of the validity of the data in this study was done by using triangulation. Triangulation technique used in this study is triangulation and triangulation of data sources.
The results showed that before determining the marketing strategy, Cooperative Muhammadiyah Java perform a variety of analyzes, both internally and externally. After seeing the various considerations underlying it, then set a marketing strategy that includes goals, implementing, messaging, media, audience, time, budget, and evaluation. Cooperative Muhammadiyah in East Java to build consumer knowledge has explained the types of consumer knowledge of product knowledge, knowledge of purchase, and use of knowledge. In accordance with the theory of the concept of consumer knowledge. Cooperative Muhammadiyah Java value proposition apply in an effort to build consumer knowledge. Although Muhammadiyah Cooperative Java using some aspects, but there are aspects that are preferred in order to build consumer knowledge of building knowledge products with the introduction of its products in the form of offers of cooperation.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Koperasi syariah di
Indonesia tidak lepas dari kondisi sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan
data Badan Pusat Satatistik (BPS) tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia yang
berada dalam kategori miskin adalah sebanyak 36,17 juta jiwa (16,7%). Sehingga,
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan mewujudkan
keadilan social yang sesuai dengan konsep Islam, koperasi syariah kemudian
didirikan.Nilai-nilai koperasi seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan
kesejahteraan bersama dinilai tepat untuk memberdayakan rakyat kecil. Dengan
jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia telah menjadi negara dengan
Islamic Micro Finance terbesar di dunia dengan 22 ribu gerai Koperasi syariah
dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jumlah ini cukup signifikan mengingat secara
hukum Koperasi syariah baru didirikan pada tahun 2004 (www.tempo.co.id). Hingga
April 2012, jumlah Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
Syariah (KJKS/UJKS) secara keseluruhan terdapat 2.362 buah dengan tingkat
nasional sebanyak 85 buah, tingkat propinsi sebanyak 189 buah dan tingkat
Kabupaten/Kota sebanyak 2.088 buah. Selain KJKS/UJKS, terdapat pula BMT dengan
jumlah mencapai 3900 buah di tahun 2010. (Http://hatta-rajasa.info) Jumlah
anggota KJKS/ UJKS mencapai 232.558 orang pada April 2012. Sementara jumlah
pinjaman yang disalurkan sebesar Rp. 1,64 triliun. Sedangkan 2 jumlah simpanan
yang diterima sebanyak Rp. 1.45 triliun.Aset KJKS dan UJKS mencapai Rp. 2, 42
triliun. Sedangkan nasabah yang dilayani sekitar 3,5 juta orang, dan jumlah
pekerja yang mengelola sekitar 20.000 orang.Data tersebut membuktikan bahwa
koperasi syariah punya potensi yang sangat besar dalam mensejahterakan rakyat
Indonesia, terutama melalui akses pembiayaan dan penyerapan tenaga kerja. Porsi
industri keuangan syariah, termasuk koperasi syariah, di Indonesia masih
berkisar di angka 4% dari keseluruhan kegiatan perekonomian di Indonesia.
Dengan jumlah penduduk muslim yang sangat besar dan konsep koperasi yang
bersifat kerakyatan, koperasi syariah diyakini masih akan berkembang pesat.Bentuk
usaha koperasi memiliki keunggulan yaitu merupakan gerakan ekonomi kerakyatan
dan mendapat dukungan besar dari pemerintah karena memiliki potensi sangat
besar untuk mengembangkan usaha ekonomi rakyat dan mengentaskan kemiskinan
. Namun, realitas memperlihatkan
perkembangan koperasi hingga kini masih memprihatinkan. Dari 140 ribu koperasi
yang ada di Indonesia, termasuk koperasi syariah, hanya sekitar 28,5% yang
aktif dan lebih sedikit lagi koperasi yang memiliki manajemen kelembagaan yang
baik, partisipasi anggota yang optimal, usaha yang fokus, dan skala usaha yang
besar. Berdasarkan jumlah Koperasi syariah di tingkat Kabupaten/Kota yang
mencapai 2.088 unit.Koperasi syariah tersebut tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia, dan di daerah Jawa Timur, khususnya di Kabupaten/Kota Malang.Di Kota
Malang sendiri menurut data Aliansi Lembaga Keuangan Mikro Islam 3 (Alkamil),
yang bermitra kerja dengan mereka berjumlah sekitar 16 unit KJKS/UJKS dan BMT,
yang tersebar di wilayah Kota Malang.Salah satu dari mitrakerja Alkamil adalah
Koperasi Muhammadiyah Jatim. Koperasi Muhammadiyah Jatim merupakan koperasi
syariah yang bergerak di bidang simpanan dan, pembiayaan dengan produk-produk
koperasi syariah antara lain Simpanan Hikmah, Simpanan Muammalah Kidz,
Pembiayaan Murabahah, dan Pembiayaan Ijaroh. Dalam memasarkan produk-produk
syariah, Koperasi Muhammadiyah Jatim membutuhkan sebuah strategi pemasaran yang
mampu berperan secara aktif untuk memberikan sebuah penjelasan bagi para calon
nasabah.Teknik pemasaran yang digunakan Koperasi Muhammadiyah Jatim adalah
pendekatan pada anggota/ warga Muhammadiyah, pengenalan produk pada instansi
pendidikan dan non pendidikan, serta mengikuti event-event yang diselenggarakan
oleh pihak luar (seperti bazaar, pameran pendidikan, dan lainlain). Dan berikut
ini perkembangan Koperasi Muhammadiyah Jatim dilihat dari segi pemasarannya
dengan mengacu kepada jumlah orang yang bergabung menjadi nasabah pada
Koperasi: 4 Gambar 1.1: Jumlah Nasabah (Simpanan dan Pembiayaan) Koperasi
Muhammadiyah Jatim Sumber: Data Kolektibikitas KopMuh Jatim Dari grafik data
nasabah Koperasi Muhammadiyah Jatim diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan
nasabah Koperasi Muhammadiyah Jatim naik cukup signifikan pertahunnya. Dari
akhir tahun 2010 jumlah anggota nasabah hanya 105 orang saja baik yang
melakukan proses simpanan dan pembiayaan, kemudian pada tahun berikutnya
(2011), terjadi pelonjakan jumlah nasabah yang sangat signifikan menjadi 489
orang, artinya terdapat penambahan nasabah sebesar 384 orang. Kemudian dilanjutkan
pada tahun 2012 menjadi sebanyak 692 nasabah. Dan untuk tahun 2013 Koperasi
Muhammadiyah Jatim menargetkan kenaikan jumlah konsumen yang signifikan untuk
mendapatkan produk/jasa simpanan maupun pembiayaan. 0 100 200 300 400 500 600
700 800 Okt-Des 2010 2011 2012 Jan-Maret 2013 Jumlah Nasabah
Dari data diatas jumlah nasabah Koperasi
Muhammadiyah Jatim per-tahun mengalami peningkatan. Dibutuhkan usaha-usaha dari
pihak Koperasi dan mitra kerja untuk mencapai target yang ditetapkan pada akhir
periode 2013. Namun tidak mudah untuk mencapai target dan angka tersebut.
Terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi oleh Koperasi, diantaranya adalah
kurangnya pengetahuan, informasi-informasi, pemahaman para konsumen mengenai
produk syariah yang dipasarkan oleh koperasi.Sebagian besar masyarakat yang
memilih koperasi syariah masih dominan dipengaruhi oleh emosi keagamaan belum
berdasarkan pada pemahaman rasional yang baik terhadap produk-produknya.
(Observasi Peneliti pada saat PKLI bulan Juli 2012). Dari observasi awal
tersebut, ditemukan bahwa masyarakat masih mengalami kesulitan untuk memahami
produk syariah yang ditawarkan koperasi. Seperti menurut saudara Iwan (Satpam
di salah satu Perumahan Kota Malang) pada saat kunjungan marketing, beliau
mengatakan masih kebingungan dengan penjelasan mengenai produk syariah, mengira
bahwa itu adalah sebuah bisnis syariah dan beliau baru tertarik pada produk
setelah dijelaskan mengenai informasi bebas agunan/jaminan. Berdasarkan
keterangan salah satu BMT di Surabaya, ada banyak kesulitan yang dihadapi BMT
dalam operasionalnya, yaitu kesulitan mencari mitra kerja dari awal, cenderung
menomorduakan kebutuhan akan sistem komputerisasi, dan respon masyarakat yang
kurang bagus karena jarang yang mengerti sistem syariah. Menurut Rohkman
(narasumber), hal yang sama juga dialami hampir semua koperasi syariah lain.
Ketua Inkopsyah BMT Abdullah Yazid mengatakan, berbagai persoalan dan hambatan
harus diselesaikan jika koperasi di Indonesia ingin maju. Pertama perihal
regulasi dan pengawasan, 6 hambatan yang kedua yakni masih rendahnya pemahaman
publik mengenai sistem ekonomi syariah. Akibatnya masyarakat belum bisa
membedakan antara koperasi syariah dan koperasi konvensional. (Republika.co.id)
Nampaknya Koperasi Muhammadiyah Jatim harus mengambil langkah strategik
untukmenyikapi permasalahan diatas dalam meningkatkan pemasaran produknya dari
waktu-kewaktu, agar penjualan produk dan jasa syariah terus mengalami
peningkatan dan stabil dalam hal kuantitasnya. Upaya membangun pengetahuan konsumen,
adalah salah satu cara alternatif untuk memberi pengaruh terhadap pemasaran
produk kepada konsumen. Seperti yang dijelaskan oleh Mowen and Minor (1998:106)
mendefinisikannya sebagai “The amount of experience with and information about
particular produts or services a person has“. Sedangkan Engel, Blackwell and
Miniard (1995:337) : “at a general level, knowledge can be defined as the
information stored within memory. The subset of total information relevant to
consumers functioning in the marketplace is called consumer knowledge”.
Berdasarkan kepada dua definisi tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam
produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa
tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen
(Ujang, 2004: 120). Koperasi syariah dituntut untuk lebih gencar dan berani
membuka diri guna terus meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat luas
terutama dalam 7 menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penerapan syariah dalam
kehidupan tanpa terkecuali dalam aspek ekonomi. Oleh karena itu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi syariah menjadi isu
strategis dalam pengembangan koperasi syariah di masa yang akan datang. Semakin
baik pengetahuan tentang koperasi syariah semakin tinggi kemungkinan untuk
memilih koperasi syariah. Dengan mengetahui pentingnya pengetahuan konsumen
tentang perkoperasian syariah, Koperasi Syariah Muhammadiyah Jatim diharapkan dapat
mengetahui dengan cara apa perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi Koperasi
Muhammadiyah Jatim dalam memasarakan produk syariah (simpanan dan pembiayaan)
dengan menggunakan Upaya Membangun Pengetahuan Konsumen. Untuk itu peneliti
mengambil judul “UPAYA MEMBANGUN PENGETAHUAN KONSUMEN DALAM MENINGKATKAN
PEMASARAN PRODUK SYARIAH PADA KOPERASI MUHAMMADIYAH JATIM PAKIS MALANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana upaya membangun pengetahuan
konsumen yang diterapkan Koperasi Muhammadiyah Jatim Pakis Malang dalam
memasarkan produk syariahnya?
2. Bagaimana implikasi dari upaya
membangun pengetahuan konsumen yang diterapkan Koperasi Muhammadiyah Jatim
Pakis Malang terhadap pemasaran produk Simpanan dan Pembiayaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut,
maka tujuan penelitian dapat ditetapkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya membangun
pengetahuan konsumen yang diterapkan Koperasi Muhammadiyah Jatim Pakis Malang
dalam memasarkan produk syariahnya.
2. Untuk mengetahui implikasi dari
upaya membangun pengetahuan konsumen yang diterapkan Koperasi Muhammadiyah
Jatim Pakis Malang terhadap pemasaran produk Simpanan dan Pembiayaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagi
Peneliti
Merupakan kesempatan untuk
mempelajari secara langsung dalam praktek kerja yaitu mengadakan analisis pada
perusahaan serta menerapkan ilmu-ilmu yan telah didapat selama di bangku
kuliah.
2.
Bagi
Manajemen
Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan di dalam mengambil langkah
dan kebijakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
3.
Bagi
Ilmu Pengetahuan
Sebagai Informasi pengetahuan dalam mempelajari lebih jauh tentang
hasil penelitian yang sudah dilakukan sebagai bahan perbandingan pada
penelitian yang akan datang.
1.5 Batasan Penelitian
Untuk
membatasi penelitian ini, peneliti menggunakan teori pengetahuan konsumen
menurut Engel, Blackwell, dan Miniard(1995:317), yang terdiri dari pengetahuan
produk, pengetahuan pemakaian, dan pengetahuan pembelian. Dan impelementasinya
pada Koperasi Muhammadiyah Jatim di Pakis Kabupaten Malang dalam memasarkan
produk syariahnya yaitu Simpanan dan Pembiayaan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Upaya membangun pengetahuan konsumen dalam meningkatkan pemasaran produk syariah pada Koperasi Muhammadiyah Jatim Pakis Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment