Abstract
INDONESIA:
Tingkat kesehatan bank merupakan suatu sistem peringatan dini atas kinerja saat ini dan prospeknya di masa mendatang. Tingkat kesehatan bank sangat menetukan kualitas dan keseimbangan sistem keuangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio CAR, NPF, BOPO, ROA dan FDR terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia yang dipublikasikan oleh bank Indonesia dan data peringkat kesehatan bank diperoleh dari laporan tahunan Bank Umum Syariah dan Riset Infobank. Sehingga, sampel yang digunakan sebanyak 11 Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan model analisis berupa Ordinal Logit Regression untuk menganalisis pengaruh rasio CAR, NPF, BOPO, ROA dan FDR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dengan nilai signifikan NPF 0,040 dan BOPO 0,020. Sedangkan CAR, ROA, FDR tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesehatan bank, karena nilai signifikan masing- masing variabel lebih dari 0,05 (p > 5%).
ENGLISH:
The banks Soundness is an early warning system for the performance of current and future prospects. Soundness of banks and so determine the quality of the national financial system balance. This study aims to analyze the influence of the ratio of Capital Adequacy Ratio, NPF, ROA, ROA and FDR against Islamic commercial bank soundness.
This research is a quantitative study using secondary data obtained from the annual reports in Indonesian Islamic Banks published by Bank Indonesia and the data bank health ratings obtained from annual reports of Islamic Banks and bank info Research. Thus, the sample used by 11 Islamic Banks. This study uses a model of Ordinal Logit Regression analysis to analyze the effect of the ratio of Capital Adequacy Ratio, NPF, ROA, ROA and FDR.
The results showed that the Non Performing Financing (NPF) Operating Income and Operating Expenses significant effect on the health of banks with significant value and NPF 0,040 0,020 Operating Expenses Operating Income. While the Capital Adequacy Ratio, ROA, FDR did not have a significant influence on the health of banks, due to the significant value of each variable is more than 0.05 (p> 5%).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam persaingan global,
perekonomian suatu negara mempunyai peranan penting bagi semua aspek kehidupan.
Perbankan berkembang pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan dan
moneter pada tahun 1983. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana
yang banyak mendorong tumbuhnya produk dan jumlah cabang yang pada gilirannya
semakin banyak masyarakat yang membutuhkan jasa perbankan (Taswan,2006). Baru-
baru ini, sistem keuangan syariah telah menarik perhatian pasar keuangan
konvensional. Menurut beberapa perkiraan, lebih dari 250 lembaga keuangan di
lebih dari 45 negara mempraktikkan suatu bentuk dari sistem keuangan syariah.
Industri perbankan syariah ini berkembang pada tingkat yang lebih besar dari
15% per tahun selama lima tahun terakhir. Omzet tahunan pasar saat ini
diperkirakan sebesar $350 miliar, dibandingkan dengan hanya $5 miliar pada
tahun 1985. Sejak munculnya bank syariah pada awal 1970, banyak penelitian
telah dilakukan dengan terfokus pada kelangsungan hidup, desain dan operasi
dari lembaga keuangan “ penerima – simpanan” yang mempunyai fungsi utama berdasarkan
kemitraan laba- rugi dan bukan pembayaran atau penerimaan bunga, suatu elemen
yang dilarang dalam Islam (Iqbal, 2011). Pada tahun 2008, perekonomian di
Indonesia mengalami krisis keuangan yang diakibatkan oleh faktor- faktor yang
terjadi di luar negeri. Dampak dari 2 krisis tersebut, pertumbuhan ekonomi
dunia melambat dan volume perdagangan global pada tahun 2009 ikut merosot
tajam. Dampak lain yang terjadi di Indonesia adalah banyaknya industri besar
yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi dan terjadinya
lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara – negara berkembang, situasi
seperti ini dapat merusak fundamental perekonomian dan memicu terjadinya krisis
ekonomi.
Terjadinya krisis inilah, maka banyak tingkat kesehatan perusahaan
banyak mengalami kebangkrutan (Septian, 2013). Kemungkinan datangnya krisis
global adalah disebabkan oleh gagalnya perbankan nasional dalam memprediksi
secara akurat terhadap pergerakan naik turunnya nilai mata uang pasar, otoritas
moneter yang tidak mampu mengatasi pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh
kalangan swasta dalam negeri sehingga semakin banyak pinjaman yang jatuh tempo
tidak mampu ditutupi oleh cadangan devisa. Perbaikan ekonomi nasional harus
dilakukan serentak dengan sistem perbankan nasional yang kuat sekaligus sehat.
Pada saat krisis moneter ini, Bank Indonesia lebih gencar melakukan
restrukturisasi perbankan yag diharapkan dapat memunculkan struktur perbankan
yang lebih kuat, efektif, efisien dan sehat. Pengalaman krisis keuangan ini
telah membawa dunia perbankan Indonesia mampu bertahan dalam krisis tahun 2008.
Seperti halnya yang terjadi pada PT. Bank Muamalat Syariah, bank ini mampu
bertahan dengan predikat bank yang dikatakan sehat pada periode 2007 – 2009.
Aspek permodalan pada bank ini menunjukkan angka 15,51% sampai
51,30% , aspek kualitas aktiva menunjukkan angka nol hingga 10,35%, aspek
rentabilitas 3 menunjukkan angka 1,215% untuk ROA dan 93,52% untuk BOPO, aspek
likuiditas menunjukkan angka dibawah 94,75%, sedangkan aspek manajemen
dikatakan berpredikat sehat (Lestari dan Rahyuda,2011) Penilaian kesehatan bank
dilakukan setiap periode. Dalam setiap periode penilaian ditentukan suatu bank
apakah bank itu sehat ataupun tidak. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya
dapat pula dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi
bank yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi
masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan. Akan
tetapi bagi bank yang terus menerus tidak sehat, maka harus mendapat pengarahan
atau bahkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tingkat kesehatan bank
merupakan suatu sistem peringatan dini atas kinerja saat ini dan prospeknya di
masa mendatang. Tingkat kesehatan bank sangat menetukan kualitas dan
keseimbangan sistem keuangan nasional. Beberapa cara untuk mengukur tingkat
kesehatan didasarkan pada SK BI Nomor 30/3/UPBB tanggal 1997 perihal tata cara
penilaian tingkat kesehatan dapat dilakukan dengan analisis CAMEL. Analisis
CAMEL terdiri dari Capital (permodalan), Asset Quality (kualitas aktiva),
Management (manajemen), Earning (rentabilitas) dan Liquidity (likuiditas). Ada
beberapa penelitian yang terkait dengan tingkat kesehatan bank adalah
penelitian Almilia dan Herdiningtyas (2005), menyimpulkan bahwa hanya BOPO dan
CAR yang berpengaruh signifikan terhadap kesehatan bank. Fitri Ruwaida (2011),
penelitian ini menyimpulkan bahwa kelima faktor tersebut 4 berpengaruh positif
terhadap tingkat kesehatan bank. Utama dan Mahadewi (2012), menyimpulkan bahwa
1 Bank berpredikat sehat, 1 Bank bepredikat cukup sehat dan yang lainnya tidak
sehat. Jeremiah Kevin Dennis Jacob (2013), menunjukkan hasil bahwa Bank
Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dikatakan sangat sehat, sedangkan Bank BTN
dikatakan sehat. Pada penelitian Almilia dan Herdiningtyas (2005) menghasilkan
BOPO dan CAR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Namun, pada penelitian Fitri Ruwaida (2011) menyimpulkan kelima faktor CAMEL
memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kesehatan bank. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dan beberapa masalah perbankan yang timbul di Indonesia,
peneliti tertarik untuk meneliti kembali terkait tingkat kesehatan bank.
Dari alasan- alasan peneliti kemukakan sebelumnya dan untuk melihat
sejauh mana tingkat kesehatan pada bank syariah di Indonesia, maka dalam
penyusunan ini peneliti mengambil judul: Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPF,
BOPO, ROA, dan FDR Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh CAR terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh NPF terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh ROA terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah di Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh FDR terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah di Indonesia?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap kesehatan bank umum
syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh NPF terhadap kesehatan bank umum
syariah di Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap kesehatan bank umum
syariah di Indonesia.
4. Untuk menganalisis pengaruh ROA terhadap kesehatan bank umum syariah
di Indonesia.
5. Untuk menganalisis
pengaruh FDR terhadap kesehatan bank umum syariah di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Aspek Teoritis
1. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi, terutama dalam hal
menganalisis tingkat kesehatan keuangan perbankan di Indonesia.
2. Bagi Penelitian Yang Akan Datang 6 Penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan dan masukan dalam melakukan penelitian yang sama,
khusunya bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
b) Aspek Praktis
1. Bagi manajemen perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dan masukan dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan
kebijakan yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank.
2. Bagi investor Penelitian ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi.
1.5 Batasan Penelitian
Adapun batasan penelitian ini yaitu menggunakan objek bank umum
syariah di Indonesia dan melaporkan laporan keuangannya di Bank Indonesia dan
dipublikasikan pada periode 2010- 2013
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : nalisis pengaruh rasio CAR, NPF, BOPO, ROA, dan FDR terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment