Abstract
INDONESIA:
Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang digunakan untuk menciptakan sistem dan struktur perusahaan yang kuat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan (annual report) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008-2012. Faktor-faktor yang diuji adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan leverage. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan corporate governance adalah profitabilitas dan leverage. Variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan dikarenakan perusahaan dengan profit yang tinggi memiliki tanggung jawab mengungkapkan informasi yang lebih seiring banyaknya stakeholder yang berkepentingan. Sedangkan leverage juga berpengaruh signifikan dikarenakan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengungkapkan informasi yang lebih untuk kebutuhan kreditor sehingga dapat mengurangi biaya pengawasan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh adalah ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dikarenakan perusahaan berukuran besar lebih memungkinkan memiliki masalah keagenan yang lebih banyak pula, sehingga membutuhkan mekanisme good corporate governance yang lebih ketat terutama pada perusahaan manufaktur dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan jenis perusahaan yang lain. Sedangkan variabel ukuran dewan komisaris juga tidak berpengaruh signifikan dikarenakan dengan banyaknya dewan komisaris maka akan banyak juga masukan yang diterima oleh direksi dan akan mempengaruhi keputusan direksi. Variabel independen dapat menjelaskan pengaruh luas pengungkapan corporate governance sebesar 33,2 % sedangkan sisanya 66,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor di luar penelitian.
ENGLISH:
Corporate Governance is sets of rules that affect management to create a strong system and firm structure. This study was conducted to analyze the factors that affect the wider corporate governance disclosure in annual report on manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange (IDX).
This research is descriptive quantitative research. The data used are secondary data companies that listed on the Stock Exchange from the period 2008 to 2012. Factors tested in this research were firm size, profitability, board size, and leverage. Sampling methods used in this research was purposive sampling. The analysis technique is used multiple linear analysis methods for Hypothesis testing.
The results of this study indicate that partially independent variables that significantly influence the broad disclosure of corporate governance is the profitability and leverage. Profitability variables have a significant effect because the companies with high profit companies have a responsibility to disclose more information even as the number of interested stakeholders. While the leverage effect is also significant because the company with high leverage levels will disclose more information to creditors necessity with the result that reduce the supervision’s cost. Whereas no effect was variable firm size and board size. The variable size of the company does not have a significant effect because the large-sized companies are more likely to have greater agency problems anyway, so it needs more stringent good corporate governance mechanism, especially in manufacturing companies with different levels of difficulty with other types of companies. While the board size variable is also not significant because the number of commissioners would effect to then many entries received by directors and will affect the decision of the board of directors. Independent variables can explain the widespread influence of corporate governance disclosure by 33.2% while the remaining 66.8% can be explained by factors beyond research.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Era persaingan global pada
saat ini, batas-batas negara bukan menjadi penghalang untuk berkompetisi. Tahun
2015 negara-negara ASEAN akan memasuki dunia baru yakni AEC (Asean Economic
Community). Sehingga perusahaan di negara ASEAN dituntut untuk selalu tetap
menunjukkan performa yang baik untuk dapat tetap bersaing. Perusahaan yang
menerapkan good corporate governance (GCG) yang akan mampu memenangkan
persaingan. Menurut Zahro (2012) menjelaskan, GCG merupakan suatu keharusan
dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh. GCG diperlukan untuk
menciptakan sistem dan struktur perusahaan yang kuat sehingga mampu menjadi
perusahaan dunia. Dari sudut pandang kontemporer menurut Tricker (1984) dalam
Natalia (2012:17), corporate governance digambarkan sebagai suatu jaringan
hubungan antara sekelompok pemangku kepentingan (stakeholders), tidak hanya
pemegang saham (stockholders). Good corporate Governance dimasukkan untuk
mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa
kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat di perebaiki dengan segera. 2 Kasus di
dalam negeri yang dilakukan PT. Waskita Karya memanipulasi laporan keuangan
dari tahun 2004-2008 hingga mencapai jumlah 400 milyar.
Kasus tersebut tentu menjadi
pukulan berat bagi pemerintah Indonesia yang lagi gencar melaksanakan
implementasi good corporate governance terhadap seluruh perusahaan di
Indonesia. Fakta tersebut terungkap akibat dari keengganan perusahaan dala m
melaksanakan good corporate governance. Pada kasus yang lain, BPK mendapati
temuan pada PT. Jamsostek tahun 2011 dengan melakukan pelanggaran dalam laporan
keuangan. Berdasarkan temuan tersebut negara dirugikan hingga Rp 7 triliun.
Lemahnya dalam implementasi good corporate governance menjadi penyebab
terjadinya pelanggaran dalam menyusun laporan keuangan. Dampak dari kasus
tersebut mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat atau stakeholder pada
perusahaan atau institusi pendukungnya. Hal tersebut tentu merugikan perusahaan
sendiri dalam mengembangkan perusahaan. Iskandar dan Chamlou dalam Hidayah
(2008) menyatakan bahwa krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara
dan negara lainnya bukan hanya akibat dari faktor ekonomi makro, tetapi juga
karena lemahnya good corporate governance yang ada pada negara tersebut,
seperti lemahnya hukum, standar akuntansi, dan pemeriksaan keuangan (auditing) yang
belum mapan, pasar modal yang masih non-regulated, lemahnya pengawasan
komiRinis, dan terabaikannya hak minoritas. Oleh karena itu, corporate
governance menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung 3
pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di masa yang akan datang.
Pengungkapan corporate governance yang transparan, tepat waktu, dan akurat
merupakan nilai tambah bagi semua stakeholder. Jika tidak ada yang memadai,
para stakeholders tidak dapat meyakini dari setiap kegiatan yang dijalankan
oleh manajemen dijalankan dengan cara yang bijaksana dan baik untuk kepentingan
mereka. Zakarsyi (2006) dalam Purtanto (2013:3).
Pemerintah Indonesia memberikan tanggapan yang baik terhadap
perkembangan isu mengenai good corporate governance. Dibuktikan melalui BAPEPAM
mengeluarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi
emiten atau perusahaan publik menyatakan bahwa laporan tahunan wajib memuat uraian
singkat mengenai penerapan corporate governance perusahaan yang telah dan akan
dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode laporan keuangan tahunan terakhir.
Penelitian kali ini meneruskan penelitian terdahulu dari skripsi Rini (2010)
dengan menguji luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan
perusahaan publik di Indonesia dengan masa pengamatan 2 tahun. Penelitian ini
menguji luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur. Faktor yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dua rasio
keuangan (profitabilitas dan leverage) dan dua rasio non keuangan (ukuran
perusahaan dan ukuran dewan komisaris) terhadap luas pengungkapan 4 corporate
governance. Peneliti akan menggunakan data yang lebih panjang yakni periode
dari tahun 2008-2012. Perusahaan manufaktur memiliki karakter yang berbeda
dengan perusahaan jasa maupun dagang. Karakter yang paling utama perusahaan
manufaktur adalah pada kegiatan produksi. Pengelolaan perusahaan manufaktur
sangat luas sehingga diperlukan banyak sumber daya alam dan manusia, serta
banyak berhubungan dengan stakeholder membuat pengelolaan corporate governance
yang baik sangat diperlukan untuk kelangsungan perusahaan. Sehingga penulis
merasa perlu dilakukan penelitian terhadap luas pengungkapan corporate
governance pada perusahaan manufaktur. Selain itu, penelitian luas pengungkapan
jarang dilakukan pada perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur dalam
melakukan kegiatan produksi memerlukan dana yang besar. Salah satu sumber pendanaan
adalah dari hutang. Kreditur akan lebih senang memberikan hutang kepada
perusahaan yang besar. Hal tersebut dilakukan karena kreditur merasa aman
dengan jumlah aset perusahaan yang besar. Resiko hutang tak tertagih pada
perusahaan besar relatif kecil. Hutang yang diperoleh akan menjadi modal
kegiatan produksi. Jumlah modal yang digunakan akan berpengaruh terhadap laba
yang akan diterima. Semakin besar modal maka akan semakin besar laba yang
diperoleh. Dengan besarnya modal yang digunakan, pasti akan banyak
melibatkan/membutuhkan agen dalam melakukan pengawasan. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menggunakan faktor-faktor ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan leverage. 5 Penelitian terdahulu
menunjukkan hasil yang beragam. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh
Rini (2010). Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh besaran perusahaan
terhadap luas pengungkapan corporate governance. Hasil penelitian Kusumawati
(2007) juga menujukan hasil yang sama dengan penelitian Rini (2010). Semakin
besar perusahaan maka manajemen mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi
yang lebih dan handal. Pada umumnya semakin besar perusahaan maka akan lebih
lengkap informasi yang akan di ungkapkan untuk tujuan manajerial, khususnya untuk
pengungkapan internal pengawasan oleh manajemen puncak. Hasil penelitian
tersebut berbeda dengan hasil penelitian Murtanto dan Elvina (2005) yang
menunjukkan bahwa besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan. Nurkhin (2009) melakukan penelitian terhadap profitabilitas
menunjukkan adanya pengaruh dengan luas pengungkapan sukarela. Profitabilitas
sering sekali digunakan sebagai uji utama atas keefektivitasan operasi
manajemen (Keiso et al, 2010:401). Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
akan berbeda luas pengungkapan corporate governance dengan perusahaan
profitabilitas rendah. Menurut Muhamad et al. (2009) menyatakan bahwa
perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi lebih cenderung mengungkapkan
lebih banyak informasi. Informasi ini digunakan untuk mendukung kelangsungan
posisi perusahaan tersebut. Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota
dewan komisaris perusahaan (Sembiring, 2005). Penelitian Putranto (2013)
menunjukkan adanya pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap luas pengungkapan
corporate 6 governance. Penelitian terhadap ukuran dewan komisaris juga
dilakukan oleh Nurkhin (2009) dan menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris
memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan. Penelitian terdahulu dari Almilia
(2007) menunjukkan hasil penelitian, bahwa Leverage berpengaruh terhadap luas
pengungkapan corporate governance. Muhamad et al. (2009) menyebutkan bahwa
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mempunyai kewajiban yang lebih
tinggi untuk mengungkapkan informasi untuk menyakinkan kreditur dalam
memperoleh pinjaman.
Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai luas pengungkapan
pada perusahaan manufaktur, dengan mengangkat judul: “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Governance Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan
corporate governance pada perusahaan Manufaktur di BEI?
2. Apakah profitabilitas
berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance pada perusahaan
Manufaktur yang di BEI?
3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas
pengungkapan corporate governance pada perusahaan Manufaktur yang di BEI?
4. Apakah leverage
berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance pada perusahaan
Manufaktur di BEI?
5. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris
dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap luas pengungkapan corporate
governance pada perusahaan Manufaktur di BEI?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian mengenai “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi l uas pengungkapan
corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia” memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan
corporate governance pada perusahaan Manufaktur di BEI.
2. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap luas pengungkapan
corporate governance pada perusahaan Manufaktur di BEI. 3. Mengetahui pengaruh
ukuran dewan komisaris terhadap luas pengungkapan corporate governance pada
perusahaan Manufaktur di BEI
. 4. Mengetahui pengaruh leverage terhadap luas pengungkapan
corporate governance pada perusahaan Manufaktur di BEI.
5. Mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan leverage terhadap luas
pengungkapan corporate governance pada perusahaan Manufaktur di BEI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi stakeholder, sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan baik dalam hal investasi maupun dalam
hal pengajuan kredit.
2. Bagi perusahaan, sebagai tambahan
informasi mengenai pentingnya penerapan dan pengungkapan corporate governance
. 3. Bagi peneliti berikutnya,
sebagai acuan untuk mengembangkan pengungkapan corporate governance yang lebih
luas.
1.4 Batasan Penelitia
Batasan masalah merupakan
salah satu aspek yang penting dalam penulisan skripsi ini. Batasan masalah
bertujuan menghindari adanya tumpang tindih pembahasan di luar sasaran yang
akan dicapai. Melalui pembatasan masalah ini, penulis akan memberikan batasan
pengertian tentang ruang lingkup sasaran yang akan dikaji. Batasan masalah yang
diambil berdasarkan data perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012. Batasan masalah juga dicerminkan dari
variabel yang digunakan oleh penulis dalam menentukan faktor yang mempengaruhi
luas pengungkapan corporate governance yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris, dan leverage.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan corporate governance pada perusahaan manufaktur di BEI.." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment