Abstract
INDONESIA:
Target costing merupakan suatu proses manajemen biaya dan perencanaan keuntungan yang dilakukan secara sistematis dan efektif bila diterapkan pada tahap perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode target costing yang digunakan sebagai alat untuk menentukan harga jual dan mengoptimalkan laba perusahaan sehingga dapat membantu manajemen dalam mengoptimalkan perencanaan laba.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder berupa dokumentasi, dengan metode analisis data meliputi perhitungan biaya produksi dan penerapan target costing.
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa target costing dapat diterapkan pada UD. Al-Amin untuk menentukan harga jual produknya dan juga dapat menjadi alat untuk mengoptimalkan laba perusahaan. Target costing pada UD. Al- Amin dapat dicapai melalui value engineering (rekayasa nilai), dengan cara: 1) merubah jajaran karyawan bagian produksi; 2) mengganti bahan penolong buatan sendiri dengan bahan penolong siap pakai; 3) meningkatkan standar minimum produksi; dan 4) perbaikan sistem akuntansi. Dengan melakukan value engineering tersebut perusahaan dapat menekan biaya produksinya, dari Rp. 11.496.100,- untuk setiap produksinya dengan metode tradisional menjadi Rp. 11.416.400,- dengan metode target costing, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya produksinya sebesar Rp 79.900,- untuk sekali produksi. Dengan penghematan biaya tersebut, maka UD. Al-Amin dapat menurunkan harga jual produknya dari Rp 80.000,- untuk setiap tong tahu menjadi Rp 79.500,- per tong. Dan dapat meningkatkan labanya sebesar Rp 46.200,- untuk sekali produksi.
ENGLISH:
Target costing is a process of cost management and profit planning that systematically and effective when applied at the planning stage so that can be help management to optimizing profits.
This research is descriptive quantitative. The data used is primary data and secondary data such as documentation, with data analysis methode includes the calculation of the cost of production and implementation of target costing.
Results of the analysis can be conclude that the target costing can be applied to UD.Al-Amin for determine the prices for their products and can be instrument to optimize the company profits. Target costing at UD.Al-Amin can be reached with value enginering, by: 1) change the ranks of the production employees; 2) repleace the homemade indirect materials with ready use indirect materials; 3) increasing the minimum standards of production; and 4) improved accounting system. By performing value engineering the company can reduce the cost of production, from Rp. 11.496.100,- for each production with traditional methods to Rp. 11.416.400,- with target costing methods, so company can save the production cost of Rp. 79.900,- for each production. With these cost saving, UD.Al-Amin can lowered the selling price from Rp. 80.000,- for each tong to Rp.
79.500,- for each tong., and can increase the profits of Rp. 46.200,- for once production.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tahu merupakan salah satu
bahan makanan pokok yang tak dapat dipisahkan dalam keseharian masyarakat
Indonesia. BPS mencatat terdapat 115 ribu unit usaha tahu dan tempe di seluruh
Indonesia , yang kebanyakan tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
Yogyakarta, Lampung, Jakarta dan kota besar lainnya. Menjamurnya industri
penghasil tahu di Indonesia, mengakibatkan kebutuhan bahan baku kedelai untuk
pembuatan tahu semakin meningkat. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tingkat
kebutuhan konsumsi akan kedelai masyarakat Indonesia setiap tahunnya mencapai
kisaran 2,2-2,5 juta ton, sedangkan kemampuan produksi dalam negeri hanya
mencapai 700-800 ribu ton. Sehingga kebutuhan akan kedelai pun masih harus
ditopang dengan impor dari Amerika Serikat dan Brazil (www.antaranews.com).
Menurut Kabid Ketahanan Pangan dan PDT Kedeputian Perekonomian
Setkab, hal tersebut terjadi dikarenakan produksi kedelai dalam negeri belum
mampu memenuhi seluruh kebutuhan domestik dalam setahun sehingga untuk memenuhi
kebutuhan tersebut setiap tahun Indonesia mengimpor kedelai dari Amerika
Serikat (AS) dan Brazil yang mencapai 70- 80% dari total kebutuhan. Dengan
adanya impor untuk memenuhi kebutuhan teursebut, pastinya akan mengakibatkan
harga kedelai fluktuatif mengikuti kurs mata uang dari negara pengimpor seperti
AS dan Brazil. Masih segar dalam ingatan kita dengan kenaikan harga kedelai di
pasaran yang mencapai 2 angka Rp 9.000 per kilogram yang membuat para pengrajin
tahu dan tempe terancam menghentikan produksinya. Untuk tetap bertahan, mereka
melakukan berbagai strategi, misalnya dengan memperkecil ukuran dan volume
hingga mencapai 50% dari biasanya, sehingga berdampak kepada penurunan
pendapatan para pengrajin tahu (www.tempo.co). Seiring dengan itu pula,
persoalan yang dihadapi pengrajin tahu akan semakin kompleks terutama masalah
pengendalian biaya produksi yang akan berpengaruh terhadap harga jual produk
yang ditentukan oleh perusahaan (Supriyadi: 2013). Hal ini menuntut manajemen
perusahaan untuk menentukan suatu tindakan dengan memilih berbagai alternatif
dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang sebaik-baiknya agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Salah satu tujuan perusahaan yang paling utama
adalah optimalisasi laba atau keuntungan. Perusahaan yang ingin berkembang atau
paling tidak bertahan hidup harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi
dengan kualitas yang baik. Tidak hanya itu, agar dapat bersaing dalam pasar
saat ini, perusahaan harus dapat menciptakan suatu produk baik barang maupun
jasa yang harganya lebih rendah atau harganya sama dengan harga yang ditawarkan
para pesaingnya.
Oleh karena itu, manajemen dihadapkan pada masalah perencanaan yang
matang agar dapat membawa perusahaannya mencapai tujuan yang diharapkan.
Perencanaan yang dihadapkan kepada manajemen diharapkan dapat mencakup tujuan
perusahaan, yang merupakan target atau hasil yang terukur. Perencanaan yang
efektif, didasarkan pada analisis atas fakta dan membutuhkan cara berfikir yang
reflektif, imajinatif, dan visi ke depan. Selain 3 itu, perencanaan yang
efektif juga membutuhkan partisipasi dan koordinasi dari semua bagian dalam
entitas tersebut. Dalam menyatakan tujuan dari suatu bisnis, banyak orang
berpikir mengenai laba terlebih dahulu. Meskipun laba merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari suatu bisnis yang berhasil, laba hanyalah salah
satu cita-cita (goal) tetapi bukanlah satu-satunya tujuan (objective) (Carter,
2009: 5). Salah satu perencanaan yang biasa dilakukan oleh manajemen adalah
penentuan harga jual produk atau jasa. Bagi manajemen, penentuan harga jual
produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau
bidang keuangan, melainkan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek
kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume
penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi
jumlah pendapatan perusahaan. Kebijakan penetapan harga manajemen sebaiknya
memastikan pemulihan (recovery) dalam jangka panjang atas semua biaya dan laba,
bahkan dalam kondisi sulit sekalipun (Carter, 2009: 14). Permasalahan untuk
menentukan harga jual pun muncul karena pada umumnya perusahaan tidak dapat
secara langsung mempengaruhi tinggirendahnya harga jual produk atau jasa yang
dihasilkannya. Harga jual lebih banyak ditentukan oleh kekuatan antara
permintaan dan penawaran produk atau jasa tersebut dipasaran. Permintaan
merupakan sisi lain dari persamaan harga, dan penawaran di sisi lainnya. Karena
pendapatan harus menutupi biaya agar perusahaan memperoleh laba, banyak
perusahaan memulai menetapkan harga berdasarkan biaya. Mereka menghitung biaya
produksi dan menambahkan keuntungan yang diinginkan. Dasar pemikirannya adalah
4 bahwa perusahaan harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi
semua biaya dan tetap menghasilkan laba (Hansen & Mowen, 2001b : 638).
Peter Drucker menuliskan, “ hal ini benar tetapi tidak relevan: para pelanggan
menganggap bahwa pekerjaan mereka bukan memastikan keuntungan perusahaan
manufaktur. Satu-satunya cara yang masuk akal dalam menentukan harga adalah
memulainya dengan jumlah yang ingin dibayar oleh pasar”. Biasanya, dalam
praktek penetapan harga jual terdapat based costing dan penaikan harga (markup
pricing).
Penaikan harga merupakan presentase yang diterapkan terhadap biaya
basis (based costing); termasuk didalamnya adalah keuntungan yang diinginkan
dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam based costing (Hansen & Mowen,
2001b: 636). Target costing menjadi salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh
manajemen untuk mengantisipasi adanya permasalahan tersebut karena sistem ini
lebih kompleks dari sistem biaya standar. Target costing merupakan suatu proses
manajemen biaya dan perencanaan keuntungan yang dilakukan secara sistematis dan
efektif bila diterapkan pada tahap perencanaan sehingga membantu manajemen
dalam mengoptimalkan perencanaan laba. Menurut Witjaksono (2006: 156), “ target
costing memperlakukan biaya sebagai variabel dependen, yaitu ditentukan dari
hasil harga target dikurangi laba target. Proses terget costing sendiri
merupakan sebuah system perencanaan laba dan pengendalian biaya sehingga dapat
menghasilkan harga yang sesuai dengan keinginan dan keadaan pasar tanpa
merugikan perusahaan yang artinya target perusahaan tetap tercapai. Target costing
dapat digunakan sebagai 5 sarana untuk mendorong terjadinya efisiensi biaya,
sehingga dapat memberi pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, karena
perusahaan dapat menentukan kenaikan harga yang sesuai dengan harga pasar yang
kompetitif sehingga tidak akan merugikan konsumen dari perusahaan. Target
costing adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan
untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba per satuan yang
diharapkan. Target costing merupakan suatu bentuk biaya standar yang dapat
dicapai sekarang (current attainable standard). Jika perusahaan menekankan
usahanya dalam pengurangan biaya bukan penambahan nilai (non value added cost),
standar yang dapat dicapai sekarang harus mrencerminkan kenaikan efisiensi yang
diharapkan untuk tahun ini. Perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar yang dapat dicapai sekarang akan memberikan ukuran seberapa besar
tujuan improvement tahun ini telah dicapai (Mulyadi, 2005: 36). Konsep target
costing sangat sesuai sejalan dengan meningkatnya persaingan serta tingkat
penawaran yang jauh melampaui tingkat permintaan dimana kekuatan pasar memberi
pengaruh besar terhadap tingkat harga. Pada saat target costing mulai diambil
dan diimplementasikan oleh operasi bisnis organisasi di dalam lingkungan bisnis
yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal yang baru tentang pendekatan
tersebut dapat dipelajari dengan memperhatikan apa yang sedang terjadi dengan
konteks bisnis lainnya (Kusuma dan Ayu: 2008).
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukan bahwa target costing
dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen untuk melakukan efisiensi terhadap
biaya produksi karena penentuan harga pokok produk adalah sesuai 6 dengan yang
diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga jual produk yang rela
pelanggan bayarkan sehingga akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh
perusahaan (Witjaksono, 2006:157). Himawan (2009) menyatakan bahwa “ target
costing dapat diterapkan pada produk bandwidth dedicated (koneksi internet) dan
juga dapat mengoptimalkan laba. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai
drifting cost (biaya taksiran) yaitu Rp. 2.035.711.899,- dan target costing Rp.
1.893.770.589,- ada selisih diantara keduanya yang artinya perusahaan masih
mampu melakukan efisiensi biaya”. Penelitian lain menyebutkan bahwa penerapan
target costing dapat digunakan sebagai alternatif yang baik untuk memaksimalkan
laba yang ditargetkan oleh perusahaan dengan cara menekan biaya-biaya produksi
yang terjadi selama proses produksi (Supriyadi, 2013) Penetapan target costing
didasarkan pada analisis eksternal dari pasar dan pesaing perusahaan, sehingga
target costing dapat menjadi sebuah metode yang dapat menghasilkan harga yang
sesuai dengan keinginan dan keadaan pasar tanpa merugikan perusahaan karena
berbekal dari informasi pasar serta pesaing yang ada. Tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan dengan menerapkan target costing adalah untuk menentukan harga
pokok produk sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan
harga jual produk untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan. Hal
ini sangat baik untuk diterapkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
mengelola biaya (cost management) dengan baik, dan untuk mencapai tujuan
perusahaan membentuk sebuah tim untuk pengembangan produk yang bertanggungjawab
merancang produk yang dapat dibuat dengan biaya yang 7 tidak lebih besar dari
target biaya yang telah dihitung oleh perusahaan. Sehingga dengan demikian para
pengusaha khusunya pengusaha pengrajin tahu dapat mengatasi permasalahan yang
muncul akibat harga kedelai yang fluktuatif tanpa merugikan perusahaan maupun
konsumen. UD Al-Amin merupakan sebuah usaha pembuatan tahu yang berdiri sejak
tahun 1992. Usaha Dagang tersebut dalam satu tahun dapat memperoleh laba kurang
lebih Rp 500.000.000,-. Seperti kebanyakan usaha kecil menengah yang ada, UD
Al-Amin masih menggunakan metode biaya tradisional dalam menghitung biaya
produksi yang dikeluarkan oleh usaha dagang tersebut. Sistem biaya tradisional
menggunakan unit volume related cost driver seperti jam kerja langsung, jam
mesin, dan biaya bahan baku sesuai dengan volume produksi. Penggunaan dasar
tunggal ini mengakibatkan terjadinya distorsi dalam perhitungan biaya pokok
produksi, karena tidak semua sumber daya dalam proses produksi digunakan secara
proporsional (Sumarsid: 2011). Usaha tersebut sering kali mengalami kendala
terutama harga bahan baku yang fluktuatif mengikuti nilai tukar rupiah akan
dolar karena untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya masih menggunakan kedelai ekspor
sehingga kesulitan untuk mencapai laba yang ditargetkan karena peningkatan
biaya produksi. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan menerapkan metode
target costing pada Usaha Dagang Al-Amin yang diprediksikan dapat menjadi
metode yang tepat untuk membantu dalam menentukan harga jual tahu yang
dihasilkan sehingga dapat membantu dalam pemaksimalan laba usaha dagang
tersebut.
Dalam penggunaan metode target costing akan ditekankan untuk meminimalisir atau mengurangi biaya produksi
pada tahap perencanaan dan desain produk. Melalui target costing nantinya dapat
diketahui berapa besar selisih biaya yang dianggarkan dengan biaya yang terjadi
yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai keuntungan.
Metode apapun yang
digunakan, biaya selalu memegang peranan yang penting untuk memperhitungkan dan
memiliki pengaruh yang besar terhadap penjualan suatu produk, dan sangat
berkaitan dengan target laba yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. harapkan
metode tersebut akan menjadi terobosan bagi pelaku usaha dagang tahu Al-Amin
untuk melakukan efisiensi biaya produksi yang pastinya akan berpengaruh
terhadap harga jual produk di pasaran sehingga produknya dapat bersaing dengan
pesaing yang ada di pasaran. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, berikut ini disajikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan target
costing dalam penentuan harga jual produk pada UD. Al-Amin?
2. Bagaimana target costing dapat digunakan untuk mengoptimalkan
laba pada UD. Al-Amin?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui penerapan target costing dalam penentuan harga
jual produk pada UD. Al-Amin.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan target costing dapat
mengoptimalkan perencanaan laba pada UD. Al-Amin.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang
diperoleh, diharapkan berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan Sebagai alternatif dan sumbangan pemikiran bagi
pihak perusahaan khususnya UD. Al-Amin dalam menerapkan target costing dalam
upaya penentuan harga jual yang disesuaikan dengan pengeluaran-pengeluaran
biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi.
b. Bagi Akademik Sebagai bahan masukan untuk menambah karya tulis
yang dapat dijadikan literatur dalam penelitian selanjutnya yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
c. Bagi Penulis Sebagai
wadah untuk mengaplikasi dan membandingkan pengalaman ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan.
2. Kegunaan Teoritis Selain
kegunaan praktis, diharapkan penelitian ini pun dapat memberikan masukan
disiplin ilmu akuntansi, khususnya dalam kajian ilmu akuntansi manajemen
terutama tentang target costing
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis penerapan target costing dalam penetapan harga jual untuk mengoptimalkan laba perusahaan: Studi kasus pada UD Al-Amin.." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment