Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Saturday, May 13, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen:Pengelolaan modal kerja krupuk ikan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo


Abstract

INDONESIA:
Kampung Krupuk merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekaligus sebagai ikon wisata Kabupaten Sidoarjo. Jenis krupuk ikan yang diproduksi di kampung krupuk merupakan produk unggulan yang dimilikinya. Dengan jumlah pengrajin 7 pengrajin di Dusun Tungguwulung dan 5 pengrajin di Dusun Bioro Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan jangka waktu periode terikatnya modal kerja, proyeksi perhitungan kebutuhan kas rata-rata per hari, dan perputaran modal kerja.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif. Obyek dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo sedangkan subyek penelitiannya adalah para pengrajin krupuk ikan di Kampung Krupuk. Penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan dengan pendekatan survey, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jangka waktu periode terikatnya modal kerja yang dibutuhkan pada UMKM krupuk ikan Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo kerja adalah 12 hari. (2) Kebutuhan kas rata-rata per produksi pengrajin krupuk ikan UMKM Kampung krupuk Desa Kedung Rejo untuk keperluan produksi krupuk ikan sebanyak 1 kwintal sebesar Rp.2.487.860, untuk keperluan produksi krupuk ikan sebanyak 1,5 kwintal sebesar Rp.3.895.540, dan untuk keperluan produksi krupuk ikan sebanyak 2 kwintal Rp.6.691.720 (3) Perputaran modal kerja UMKM krupuk ikan menunjukkan kurang efisien dan efektif.
ENGLISH:
Crackers village is one of the Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) as well as a tourist icon of Sidoarjo. The types of fish crackers produced in this crackers village are the superior products of this place. It has 7 workers from Tunggul Wulung village and five from Bioro village, Kedung Rejo, Jabon Subdistrict of Sidoarjo Regency .The purpose of this study to determine and explain the term of the bound period of working capital , projected cash requirement calculation on average per production , and working capital turnover .
This research belongs to the descriptive qualitative research The object of this research is the Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) of Kedung Rejo crackers in Jabon subdistrict of Sidoarjo regency while the subjects of the study is the fish crackers makers or workers. The data are taken from the range of the activities in the form of words and documentation with survey as its approach. The methodology of this research are observation, interview, and literature review.
The results showed that (1) The period needed for working capital dependent on SMEs fish crackers of Kedung Rejo village is 12 days to work. (2) The average cash needs per production of SMEs for fish cracker production in Kedung Rejo village as much as Rp.2.487.860 per quintal, while the necessity production of 1.5 quintal of fish crackers is Rp.3.895.540, and the necessity production of 2 quintal of fish crackers is Rp. 6.691.720. (3) The SME working capital turnover of fish crackers showed is less efficient and effective.
ARABIC:
كاروبوك هي قرية فيها عملية المجتمع علس حسب رأسمال من عميله وهذه القرية هي أيقونة السياحي فى سيدوارجو. من تحصيل العملية هي السلطة، تكون السلطة انتاج الجودة لقرية. الموظف لهذه العملية هي 7 اشخاص من قرية تولونج غوونج و 5 اشخاص من قرية بييورو، سيدوارجو. من هذ البحث، اهدافه هو تعرف وتبين عن عهد الوقت المتعلق برأسمال، خطة الحساب الإحتياج رأسمال فى كل العملية، و دور رأسمال.
منهج البحث هذ البحث هو منهج الكيفى الوصفى، بموضوع العملية المجتمع لقرية كروبوك، كيدغ ريجو، جانبون، سيدوارجو، والموظف فى العملية كفاعله. وجدت اباحثة البيانات من ميدان البحث بمقاربة على المرصاد، المقابلة و المكتبية.
اماتنائج البحث من البحث (1) عهد الوقت المتعلق برأسمال يحتاج الموظف لقرية كروبوك، كيدغ ريجو، جانبون، سيدوارجو هو 12 ايام. (2) خطة الحساب الإحتياج رأسمال فى كل العملية، لواحد القنطار يحتاج 2.487.860 روبية، و على 1,5 قتطار يحتاج 3.895.540 روبية و فى قنطاران يحتاج على 6.691.720 روبية. (3) لم مجد دور رأسمال فالعملية.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sektor industri dan jasa seringkali dijadikan sebagai “payung” dalam proses pembangunan daerah. Pengembangan industri mendapatkan tantangan semakin besar dengan semakin kuatnya gelombang globalisasi dan semenjak kebijakan pemerintah tidak lagi mengandalkan ekspor migas, disinilah salah satu peran penting Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan perekonomian Nasional karena kemampuannya menciptakan lapangan kerja cukup signifikan, sektor ini memang lebih bersifat pada karya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 mencatat jumlah UMKM mencapai 56,54 juta unit atau setara dengan 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. Berdasaran kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja pada tahun 2012, UMKM tercatat mampu menyediakan lapangan kerja bagi 107 juta lebih tenaga kerja atau menyerap sekitar 97% angkatan kerja. Sedangkan berdasarkan kontribusinya terhadap pendapatan nasional, UMKM mampu menyumbang 59,8% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usah kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang 2 perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau tidak langsung dari usaha menengah atau besar. Usaha menengah sendiri adalah usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang sudah diatur dalam UU No 10 Tahun 2008 (peraturan Undang-Undang). Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif (Januari-Juni 2015) Jawa Timur mencapai 5,22 persen dan merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Banten di Pulau Jawa dan lebih tinggi 0,52 poin dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional (4,70 persen). Dengan begitu, Jawa Timur mampu memberikan kontribusi terhadap 33 Provinsi (Nasional) sebesar 14,51 persen. Tabel 1.1 mengambarkan perekonomian Jawa Timur dan 5 Provinsi SeJawa Tahun 2010: 3 Tabel 1.1 Kondisi Perekonomian Jawa Timur dan 5 Provinsi Se-Jawa Tahun Dasar 2010 Indikator 2011 2012 2013 2014 SEM I 2015 Pertumbuhan Ekonomi (%) (c to c) Jawa Timur 6,44 6,64 6,08 5,86 5,22 DKI Jakarta 6,73 6,53 6,11 5,95 5,11 Jawa Barat 6,51 6,28 6,06 5,07 4,87 Jawa Tengah 6,03 6,34 5,81 5,42 5,17 DI Yogyakarta 5,17 5,32 5,40 5,18 4,44 Banten 6,38 6,15 5,86 5,47 5,34 Nasional 6,35 6,23 5,78 5,02 4,70 Kontribusi PDRB Terhadap Nasional (%) Jawa Timur 14,67 14,87 14,99 14,16 15,51 PDRB Per Kapita (Juta Rupiah) Jawa Timur 23,37 26,27 29,62 39,90 … Nasional 30,60 33,50 36,50 41,80 … Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur (2014) Berdasarkan artikel Kompasiana (2015), Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten yang memiliki usaha kecil menengah terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2014 jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 171.264 unit usaha. Dengan rincian usaha mikro 154.891 unit, usaha kecil menengah 154 unit, dan untuk usaha besar 16.000 unit. Kabupaten sidoarjo telah memiliki 82 sentra industri rakyat dan 11 kampung usaha. Dengan luas 71.424,25 Ha yang terbagi dalam 18 kecamatan, 31 Kelurahan dan 322 Desa (www.Kompasiana.com). Seiring dengan kebijakan pemerintah guna menumbuh kembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka pembangunan di sektor industri di Sidoarjo diprioritaskan pada pembangunan dan pengembangan industri kecil. Hal ini dikarenakan industri kecil merupakan 4 sektor ekonomi strategis daerah yang memiliki kemampuan untuk bertahan ketika industri besar terpuruk saat krisis (Bapeda, 2013). Salah satu industri kecil yang berkembang di kabupaten Sidoarjo terletak di Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon. Desa Kedung Rejo terbagi dalam enam Dusun, yaitu Dusun Tungguwulung, Bioro, Kedung bahak, Klutuk, Biting, dan Kaliwaru. Sejak tahun 1976 silam, Desa Kedung Rejo mulai dikenal masyarakat sebagai sentra penghasil krupuk. Karena hampir seluruh penduduknya membuat krupuk, maka Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo mendapat julukan sebagai Kampung Krupuk. Pada tahun 1998, para usahawan Kampung Krupuk dihadapkan pada krisis moneter. Hal itu menyebabkan sebagian besar Pengrajin Krupuk di Kampung Krupuk tersebut gulung tikar. Namun, masih ada beberapa pengrajin yang bertahan hingga saat ini. Berdasarkan data kependudukan Kelurahan Kedung Rejo pada tahun 2013, memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.152 jiwa dengan 72 pengrajin krupuk. Menurut Khoirul pemilik usaha kecil Kampung Krupuk mengungkapkan bahwa, tidak kurang dari 5000 lembar krupuk diproduksi warga setiap harinya. Sekitar 500 ton krupuk berbagai jenis berhasil diproduksi warga Desa Kedung Rejo tiap bulanya (Hasil wawancara dengan responden, 20-12-2015. Adapun jenis krupuk yang berhasil diproduksi oleh warga diantaranya: 5 Tabel 1.2 Data Kampung Krupuk No Dusun Jumlah Pengrajin Jenis Krupuk 1. Tungguwulung 21 Pengrajin Ø Krupuk Ikan Ø Krupuk Puli Ø Krupuk Bawang Ø Krupuk Musiman 2. Bioro 16 Pengrajin Ø Krupuk Ikan Ø Krupuk Puli Ø Krupuk Bawang Ø Krupuk Musiman 3. Kaliwaru 10 Pengrajin Ø Krupuk Puli Ø Krupuk Musiman Sumber: Profil Desa Kedung Rejo (2015) Pada tahun 2013 jumlah pengrajin krupuk di Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo berjumlah 72 pengrajin. Namun, dalam kurun waktu dua tahun, warga yang memproduksi krupuk di Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon ini mengalami penurunan dari 72 pengrajin menjadi 47 pengrajin (Hasil observasi, 2015). Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pengrajin tersebut adalah kurangnya permodalan dan terbatasnya akses pembiayaan. Modal kerja memilki arti penting dalam suatu perusahaan sebagai proses produksi. Dimana modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal kerja yang berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang dari cukupan akan dapat menjadi penyebab kemunduran/bahkan kegagalan suatu perusahaan (Riyanto 2002:57-59).
Hasil penelitian Budita menunjukkan bahwa apabila modal yang ada pada perusahaan tidak dikelolah secara baik akan mengakibatka perusahaan pada kondisi 6 overlikuid. hal ini menunjukkan modal yang dimiliki perusahaan banyak yang menganggur. Disamping itu, modal kerja memiliki beberapa arti penting bagi perusahaan. Pertama, modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang lancar. Kedua, investasi dalam aktiva likuid, piutang dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan. Menurut Ibu Kusiyah salah satu pemilik krupuk puli mengungkapkan bahwa usaha krupuk puli yang ia kelolah terseok-seok dalam permodalan. Ia kesulitan memproduksi krupuk karena terbatasnya jumlah modal yang Ia miliki dan kesulitan dalam mencari pinjaman modal. Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu permasalahan yang dialamni oleh pengrajin krupuk adalah sulitnya mencari modal. Rifa‟I (2013) dalam penelitiannya menunjukkan salah satu solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan adanya program Pengembangan Labsite Pemberdayaan Masyarakat. Dengan adanya program tersebut, membantu para pengrajin krupuk ikan yang ada di Desa Kedung Rejo mulai dari pemberian dana dengan mempertimbangkan aspek potensi yang sangat besar tetapi masih banyak permasalahan meliputi para pengrajin kecil dan musiman. Namun sebagaian besar pengrajin krupuk ikan hanya sebagai pengrajin kecil dan musiman yang masih sangat kekurangan modal untuk memproduksi krupuk ikan. 7 Selain faktor permodalan yang menjadi kendala para pengrajin krupuk di Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo yaitu para pengrajin kurang memperhatikan dalam pengelolaan modal kerjanya. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sukoco, Dkk (2015) menunjukkan bahwa fungsi produksi atau operasi terutama pengelolaan modal kerja akan meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan.
Hasil penelitian Fristian (2014), menunjukkan bahwa aspek permodalan UMKM sentra industri tempe sanan sebagaian besar berasal dari modal sendiri dan sebagaian besar mengalami peningkatan dalam modal, sehingga berpotensi untuk berkembang dengan menambahkan modal yang berasal dari sumber lain, seperti kredit perbankan. Aspek tenaga kerja UMKM sentra industri tempe sanan memiliki peran krusial di dalam penyerapan tenaga kerja. Aspek produksi, sebagaian besar UMKM menggunakan bahan baku kedelai, sehingga UMKM ini berbasis pertanian, dan dapat mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi di sector pertanian, khususnya kedelai, serta sebagaian besar UMKM belum menggunakan teknologi modern dan mengandalkan tenaga manusia. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka penelitiann ini memiliki persamaan dan perbedaan. Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya memiliki persamaan pada obyeknya yaitu UMKM dan sama-sama meneliti tentang pengelolaan Modal Kerja. Dimana pada setiap penelitian sebelumnya memaparkan bahwa pentingnya dalam pengelolaan modal kerja dalam suatu usaha. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini mencoba melihat pada sisi pengelolaan modal kerja 8 yang digunakan atau diterapkan oleh pengrajin kampung krupuk dalam proses produksinya guna meningkatkan pendapatan atau laba. Sedangkan penelitian sebelumnya lebih ditekankan pada pembukuan yang dilakukan pada setiap UMKM secara teliti, meningkatkan jangkauan pemasaran, dan melakukan inovasi produk. Dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengelolaan modal kerja yang dilakukan oleh Pengrajin Krupuk di Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon. Sehingga berdasarkan latar belakang atau permasalahan yang di hadapi salah satu Usaha Kecil di Sidoarjo diatas, maka Penulis tertarik menulis penelitian dengan judul “PENGELOLAAN MODAL KERJA KRUPUK IKAN PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KAMPUNG KRUPUK IKAN DESA KEDUNG REJO KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO”.
1.2  Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana jangka waktu periode terikatnya modal kerja krupuk ikan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan jabon Kabupaten Sidoarjo?
 2. Bagaimana proyeksi perhitungan kebutuhan kas rata-rata per produksi krupuk ikan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan jabon Kabupaten Sidoarjo?
 3. Bagaimana perputaran modal kerja pada usaha kecil krupuk ikan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo?
 1.3 Tujuan Penelitian
 Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, adapun tujuan dari penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Mengetahui dan menjelaskan jangka waktu periode Keterikatan Modal Kerja krupuk ikan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan jabon Kabupaten Sidoarjo.
2. Mengetahui dan menjelaskan proyeksi perhitungan kebutuhan kas rata-rata per produksi krupuk ikan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan jabon Kabupaten Sidoarjo. 3. Mengetahui dan menjelaskan Perputaran modal kerja krupuk ikan pada Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. 1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengrajin Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan pembelajaran dalam mengelolah modal kerja.
2. Bagi Akademis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi mengenai pengelolaan modal kerja terutama pada UMKM krupuk ikan di Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis baik tentang potensi lokal maupun di bidang keuangan secara khusus dalam Pengelolaan Modal Kerja krupuk ikan pada UMKM Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.
4. Bagi Pembaca Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi mengenai potensi lokal yang dimiliki di salah satu provinsi Jawa Timur yaitu Sidoarjo, serta dalam mengelolah perputaran modal kerja pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
1.5 Batasan Masalah

 Berdasarkan latar belakang dan juga rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu penelitian ini hanya mengkaji 11 pada produksi krupuk ikan yang berada di Dusun Tungguwulung dan Bioro Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Karena krupuk ikan merupakan krupuk unggulan yang dimiliki UMKM Kampung Krupuk sekaligus ikan merupakan salah satu ikon yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo. Pengambilan obyek penelitian didasarkan pada karakteristik UMKM

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Pengelolaan modal kerja krupuk ikan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kampung Krupuk Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten SidoarjoUntuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD



Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment