Abstract
INDONESIA:
Investasi melalui saham dapat memberikan manfaat berupa capital gain, capital loss dan dividend. Namun, risiko dan return yang diharapkan atas investasi bersifat searah dan linier. Harga saham pada dasarnya merupakan refleksi dari kondisi fundamental perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi sehingga harga saham menjadi fluktuatif. Oleh karena itu, untuk meminimalisir risiko sebagai investor ketika mengambil keputusan membeli atau menjual sahamnya agar terlebih dahulu melakukan penilaian (valuasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga wajar saham apakah dalam kondisi undervalued atau overvalued.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek Penelitian ini terdapat 7 perusahaan yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010-2014. Analisa data menggunakan Metode Absolut yaitu Dividend Discount Model, Discounted Cash Flows dan Free Cash Flow.
Dari hasil penelitian ini adalah perhitungan harga wajar menggunakan Metode Absolut diperoleh hasil yaitu, saham AALI, saham ASII, saham INTP, saham KLBF, saham SMGR, saham UNTR dan saham UNVR tahun 2010 samapai tahun 2014 rata-rata bersifat overvalued. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan ketiga model valuasi diperoleh nominal harga wajar yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pada setiap model menggunakan formula dan dasar asumsi yang berbeda. Setelah dilakukan analisis hasil harga wajar yang paling mendekati harga pasar adalah Discounted Cash Flows (DCF).
ENGLISH:
An investment through a stock could provide benefits in the form of capital gain, capital loss, and dividend. The risk and return by an investment are expected become a unidirectional and linear relation. Basically the stock price is a reflection of company’s fundamental condition which influenced by macro-economic factor so that the stock price is fluctuated. Therefore, in order to minimize the unexpected risk, the investor should make a valuation when making a decision whether to buy or sell the stock.
This research aims to comprehend a stock fair value in Jakarta Islamic Index (JII) in 2010-2014 by Absolute Method and understand how investment decisions should be taken by the investors. The method used is qualitative and descriptive approach.
The stock price as the results of this research counted using Absolute Method shows that, AALI stock, ASII stock, INTP stock, KLBF stock, SMGR stock, UNTR stock and UNVR stock in 2010-2014 averaged is overvalued. Based on calculations using valuation models acquired third nominal fair price different. This is because in each model using basic formulas and assumptions are different. To sum up, the fair value which close to the market price is the result analyzed using Discounted Cash Flows (DCF).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinamika perekonomian global masih diliputi oleh nuansa ketidakpastian yang tinggi. Hal ini tercermin dari perubahan yang berlangsung begitu cepat dan sulit diprediksi gejalanya. Harga komoditas dunia yang melejit di awal tahun secara cepat mengalami pembalikan arah seiring dengan penurunan tajam pertumbuhan ekonomi global di penghujung tahun 2008. Perlambatan ekonomi Negara maju yang merupakan pokok permasalahan dari krisis keuangan global secara cepat merambat ke perekonomian Negara-negara berkembang. Krisis finansial global mulai terasa sejak bulan Agustus 2007, yaitu pada saat salah satu bank terbesar Perancis BNP Paribas mengumumkan pembekuan beberapa sekuritas. Dipicu pula dengan bangkrutnya bank investasi terbesar AS Lehman Brothers (Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014, Edisi Januari 2009). Krisis keuangan global tersebut telah berimbas pada perekonomian Indonesia. Ditunjukkan dengan adanya gejolak di pasar modal hingga memaksa otoritas BEI menghentikan perdagangan (blackout) pada bulan Oktober 2008. Lihat Gambar 1.1, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun drastis, dari angka 2.830 diawal tahun menjadi 1.355 pada akhir tahun 2008. Setelah menurun drastis di akhir tahun 2008, kemudian turun lagi menjadi 1.333 pada tahun 2009, 2 dan akhirnya mengalami peningkatan terus pada tahun 2012 menjadi 4.317 (Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012). Gambar 1.1 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2004-2012 Sumber: Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012 Kecepatan imbas krisis finansial global ini ke pasar keuangan Indonesia salah satunya didukung oleh struktur pasar keuangan dalam Negeri yang terintegrasi dengan pasar keuangan global. Sehingga, ketika perekonomian global bergejolak secara langsung perekonomian Indonesia akan terkena dampaknya. Dari gambaran tersebut, jelas bahwa kondisi Pasar Modal berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan gejolak perekonomian yang terjadi. Akibat perubahan ini juga dialami Indeks saham yang berada didalamnya. Salah satunya yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Gambar 1.2 terlihat pergerakan harga saham AALI yang merupakan salah satu anggota dari Jakarta Islamic Index (JII). Pada gambar 1.2 terlihat bahwa harga saham AALI juga terkena dampak besar akibat krisis global yang menimpa pasar sub-prime mortgage di Amerika Serikat yang menyebabkan harga saham AALI tertekan. Akan tetapi, di tahun 2009 AALI kembali menunjukkan pemulihan yang signifikan. 3 Gambar 1.2 Grafik Pergerakan Harga Saham AALI tahun 2006-2014 Sumber: http://heystockmenkeu.blogspot.co.id Bentuk investasi melalui instrumen pasar modal yaitu saham, merupakan salah satu jenis investasi yang paling populer dan diminati oleh investor (Pratama dkk., 2014; Dewi dkk., 2014). PT Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat bahwa pemegang saham KSEI berjumlah 30 Miliar. Terdiri dari 26 Perusahaan Efek, 9 Bank Kustodian, 3 Biro Administrasi Efek dan 2 Self Regulatory Organization (www.ksei.co.id). Investasi melalui saham dapat memberikan manfaat berupa capital gain, capital loss dan dividend. Investor akan memperoleh keuntungan (return) ketika perusahaan membagikan dividen dan dapat menikmati capital gain (harga jual melebihi harga beli) dari saham tersebut. Namun, perlu diingat bahwa hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier (Tandelilin, 2001:7). Hal ini berarti semakin tinggi return yang ditawarkan semakin tinggi pula risiko yang harus diterima. Seperti kita ketahui bahwa harga saham di Bursa Efek selalu berubah setiap waktu. Samsul dalam Singgih (2012:69) harga saham di bursa idealnya 4 memang naik turun, sesuai dengan prospek perusahaan yang diperkirakan akan terjadi. Menurut Dewi dkk., (2014:4) harga saham berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran. Harga saham pada dasarnya merupakan refleksi dari kondisi fundamental perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi sehingga harga saham menjadi berfluktuasi. Oleh karena itu, untuk meminimalisir risiko yang tidak diharapkan sebagai investor ketika mengambil keputusan membeli atau menjual sahamnya agar terlebih dahulu melakukan penilaian (valuasi). Menurut pendapat Oscar Wilde dalam Murhadi (2009:3) menyatakan “knows the price of everything, but the value of nothing.” Pernyaatan ini didasarkan atas asumsi analis dan investor yang beranggapan bahwa nilai dari suatu aset adalah irrelevant. Sehingga diperlukan penilaian (valuasi) terhadap harga saham yang diperdagangkan di Pasar Modal apakah nilainya wajar (fairvalued), murah (undervalued) atau mahal (overvalued).
Arifin (2004:73) menyatakan bahwa untuk melakukan penilaian harga saham maka diperlukan informasi dan data yang mendukung. Informasi ini bisa diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan yaitu dari laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan melalui Bursa Efek. Selain dari laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) investor juga harus melihat kondisi ekonomi makro dan sektor industri yang dianalisis. Menurut Wira (2014:3) terdapat dua teknis analisis yang biasa dipakai oleh investor untuk mengetahui apakah suatu saham layak beli pada saat tertentu atau tidak. Teknis analisis yang dimaksudkan adalah Analisis Teknikal (Technical 5 Analysis) dan Analisis Fundamental (Fundamental Analysis). Analisis teknikal adalah teknik yang menganalisis fluktuasi harga saham dalam rentang waktu tertentu. Analisis teknikal ini digunakan untuk menentukan apakah suatu saham sudah overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Sinaga (2009:111) menyatakan gunakan analisis fundamental untuk memilih saham yang terbaik dan gunakan analisis teknikal untuk menentukan saat yang tepat untuk buy or sell. Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan datadata fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan (Sulistiawan dan Liliana, 2007:8). Alwi (2003:69) dan Cahyono (2002:110) menambahkan dalam analisis fundamental umumnya dilakukan analisa perusahaan, analisa ekonomi, kondisi pasar, analisa industri, lingkungan politik, dan faktor lain yang relevan serta statistik yang mempengaruhi pasokan dan permintaan. Dalam analisis fundamental akan menghasilkan apakah suatu saham overvalued (mahal) atau undervalued (murah). Para analis banyak menggunakan berbagai model dalam melakukan valuasi saham. Mulai dari yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Modelmodel tersebut didasarkan atas asumsi yang berbeda-beda, namun tetap terdapat karakteristik dan pengklasifikasiannya. Murhadi (2009:10) menyimpulkan terdapat dua pendekatan atau metode untuk melakukan valuasi yakni Relative Valuation dan Absolute Valuation. Valuasi saham dengan metode relatif yaitu penilaian saham dengan membandingkan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sejenis. 6 Sedangkan valuasi saham dengan Metode Absolut yaitu penilaian saham yang mempertimbangkan faktor fundamental dari perusahaan yang bersangkutan, tanpa membandingkannya dengan perusahaan lain. Metode Absolut ini mudah diaplikasikan, dengan memperhitungkan beberapa aspek sehingga hasil perhitungan menjadi lebih akurat. Selain itu, seperti yang dinyatakan oleh Desmond Wira (2015) pada saat peulis melakukan wawancara singkat, “Metode Absolut memiliki keunggulan yaitu dapat dipakai disemua saham”. Berdasarkan pernyataan tersebut berarti dengan menggunakan Metode Absolut dapat menjadi alat untuk melakukan valuasi saham di berbagai emiten dengan bermacam-macam sektor industri. Metode Absolut memiliki 3 model dalam perhitungannya. (1) Dividend Discount Model (DDM), (2) Discounted Cash Flows (DCF), dan (3) Free Cash Flow (FCF). Terdapat beberapa penelitian mengenai penilaian (valuasi) saham dengan mengaplikasikan Metode Absolut ini. Olweny (2011), Charumathi dan E. S. Suraj (2014), Dewi, dkk., (2014), Pratama, dkk., (2014), Yabs (2014), Wijaya, dkk., (2015), dan Hijrah, dkk., (2015) menganalisis saham perusahaan dengan menggunakan salah satu model dari Metode Absolut yaitu Dividend Discount Model (DDM) yang menghasilkan penelitian beberapa saham perusahaan yang dijadikan subjek penelitian terjadi undervalued dan overvalued. Yulfita (2013), yang mencoba memadukan 2 (dua) model dari Metode Absolut yaitu Dividend Discount Model (DDM) dan Discounted Cash Flows (DCF).
Penelitiannya diperoleh hasil 14 (empat belas) perusahaan yang dilakukan penilaian saham dengan menggunakan 2 (dua) metode, hanya (1) satu perusahaan 7 yang menunjukkan undervalued, sedangkan 13 (tiga belas) perusahaan lain menunjukkan overvalued dibeberapa tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua metode yang digunakan tidak terlalu memiliki perbedaan harga dari hasil analisisnya. Paramitha, et al., (2014) mencoba melakukan analisis valuasi saham dengan menggunakan Free Cash Flow (FCF). Penelitian ini memperoleh hasil dari 54 perusahaan yaitu 39 (tiga puluh sembilan) emiten dalam posisi undervalued, 13 (tiga belas) emiten overvalued, dan 2 (dua) emiten fair value. Berdasarkan latar belakang dan perbedaan penelitian diatas, penelitian ini akan melengkapi penelitian Yulfita (2013), yang melakukan penelitian analisis valuasi saham menggunakan 2 (dua) model dari Metode Absolut yaitu Dividend Discount Model (DDM) dan Discounted Cash Flows (DCF). Sedangkan, dalam penelitian ini dilakukan analisis valuasi saham dengan keseluruhan model dari Metode Absolut yaitu dengan menggunakan Dividend Discount Model (DDM), Discounted Cash Flows (DCF), dan Free Cash Flow (FCF) sebagai alat analisis terhadap penilaian harga saham. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Valuasi Saham Menggunakan Metode Absolut (Studi Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) Di BEI Tahun 2010-2014)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil perhitungan valuasi saham Jakarta Islamic Index (JII) apabila dihitung menggunakan Metode Absolut?
2. Apakah terdapat perbedaan harga valuasi saham yang terbentuk dari perhitungan menggunakan Devidend Discount Model, Discounted Cash Flows, dan Free Cash Flow? 3. Model Valuasi Saham manakah yang mendekati harga pasar dari ketiga model tersebut? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil perhitungan harga saham apabila dihitung menggunakan Metode Absolut menunjukkan fairvalued, undervalued atau overvalued
2. Untuk mengkomparasikan hasil harga valuasi saham dengan menggunakan Devidend Discount Model, Discounted Cash Flows, dan Free Cash Flow 3. Untuk mengetahui Model Valuasi Saham yang hasil perhitungannya mendekati harga pasar.
1.3.2 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi investor dan fund manager Metode Absolut dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan valuasi saham perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi yaitu membeli atau menjual dan sebagai pertimbangan ketika memasukkan kedalam portofolio investasi. 2. Bagi Akademisi Memberikan gambaran dan acuan penggunaan Metode Absolut dalam analisis valuasi saham perusahaan serta untuk memperluas dan mengembangkan penelitian di bidang pasar modal. 3. Bagi Peneliti Sebagai pengetahuan tambahan dari teori-teori yang telah didapat selama proses pembelajaran dan bentuk riil dari mengaplikasikan teori-teori yang telah berkembang.
1.4. Batasan Penelitian
Pada penelitian ini penulis memberikan batasan yaitu pada perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII), dimana perusahaan tersebut adalah perusahaan yang tidak delisting selama periode 2010-2014, membagikan dividen secara teratur kepada para investor serta perusahaan yang menyediakan informasi yang memadai pada situs resminya dan situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis Valuasi Saham Menggunakan Metode Absolut (Studi Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) Di BEI Tahun 2010-2014. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment