Abstract
INDONESIA:
Dalam melakukan kegiatan usaha ekonomi, salah satu faktor produksi yang perlu disediakan para pelaku bisnis adalah ketersediaan modal. Perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari hutang maupun ekuitas. Dalam persaingan yang ketat ini, perusahaan harus memiliki pendanaan yang tepat, dimana perlu adanaya peran manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan harga saham perusahaan, dan ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio hutang yang memeaksimumkan EPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal dan harga saham.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuntitatif diskrptif. Data diperoleh dengan cara dokumentasi yang mana metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data sekunder yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan, dan seluruh informasi melalui jurnal-jurnal, dan media informasi lainnya. Objek penelitian ini terdapat di perusahaan Industri Consumer Goods Periode 2011-2014. Analisa data menggunakan path analysis dengan sampel 12 perusahaan.
Hasil penelitian ini profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham.
ENGLISH:
In conducting economic activities, one of the factors of production is the availability of capital. Growing company needs capital that can be derived from debt or equity. In this competition, the company must have the appropriate funding, where the need for the manager's role in determining the most optimal capital structure. The capital structure is the optimal capital structure that maximizes the company's stock price, and this requires a lower debt ratio than the debt ratio that maximizes EPS. The purpose of this study was to analyze the effect of profitability, asset structure, company size, sales growth, as well as business risk to capital structure and stock price.
This research used descriptive quantitative approach. Data obtained by the documentation that this method was done by collecting the entire secondary data contained in the financial statements of the company, and all the information were through journals, and other information media. The object of this study were in the company of Consumer Goods Industry 2011-2014 period. Data were analyzed using path analysis with a sample of 12 companies.
The results of this study the profitability influenced significant negative on the capital structure. The size of the company had a positive and significant impact on the capital structure. The size of the company and its capital structure influenced significant positive on stock prices. While profitability had no effect on stock prices.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi global yang terus maju akan
menimbulkan persaingan usaha atau bisnis yang semakin ketat. Karenanya, para
manajer perusahaan harus meningkatkan produktivitas kegiatan produksi atau
operasional, pemasaran, serta strategi perusahaan. Kegiatan tersebut berkaitan
dengan usaha perusahaan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan di persaingan
ekonomi global yang sangat ketat ini. Namun bukan hanya berorientasi pada
pencapaian laba yang maksimal, tetapi perusahaan juga harus meningkatkan nilai
perusahaan dan kemakmuran pemiliknya serta pemegang saham. Maka dari itu,
perusahaan harus memiliki rencana yang strategis yang disusun untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi tujuan perusahaan tersebut, maka
diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dari para manajer perusahaan baik keputusan
investasi, keputusan pendanaan maupun keputusan deviden. Dalam melakukan
kegiatan usaha ekonomi, salah satu faktor produksi yang perlu disediakan para
pelaku bisnis adalah ketersediaan modal. Modal adakalanya berasal dari internal
perusahaan, maupun eksternal perusahaan. Menurut ketentuan fiqh, istilah modal
dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu (kepemilikan harta) yang memungkinkan
dapat menghasilkan harta lain” (Burhanuddin, 2011:9). Untuk mendapatkan modal
eksternal, berbagai cara dapat dilakukan, diantaranya melalui lembaga keuangan
pasar modal. 2 Sutedi (2011:75) mengatakan pasar modal merupakan salah satu
instrumen penting dalam perekonomian dunia. Industri dan perusahaan
memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan memperkuat
struktur modal.Salah satu keputusan yang penting untuk dihadapi manajer
keuangan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Menurut
Brealay, Myers dan Marcus (2006:4) meyatakan bahwa perusahaan yang sukses dalam
bisnis harus bagus dalam keuangan. Ini berarti bahwa setiap perusahaan
harusmembuat keputusan investasi yang baik dan keputusan pendaan yang baik.
Keputusan pendanaan dan investasi yang unggul bisa membawa perusahaan selangkah
lebih maju dari para pesaing mereka. Sekumpulan keputusan investasi atau
pendaan yang buruk akan mengakibatkan kerusakan yang parah. Brighamdan Houston
(2001:153) berpendapat bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan
modal yang dapat berasal dari hutang maupun ekuitas. Dalam persaingan yang ketat
ini, perusahaan harus memiliki pendanaan yang tepat, dimana perlu adanaya peran
manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Brighamdan Houston
(2001:23) menjelaskan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
memaksimumkan harga saham perusahaan, dan ini memerlukan rasio utang yang lebih
rendah daripada rasio hutang yang memeaksimumkan EPS. Sedangkan menurut Riyanto
(2001:294) struktur modal yang optimal dari perusahaan akan mampu meminimalkan
biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Struktur modal menjadi
masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan
mempengaruhi kondisi 3 keuangan perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh juga
terhadap nilai perusahaan. Maka dari itu, manajemen dalam menetapkan struktur
modal tidak bersifat mengekang namun disesuaikan dengan keadaan perusahaan.
Sehingga tujuan manajer untuk memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham
dapat terwujud. Menurut teori MM (Modigliani-Miller) dalam Husnan (1996:303)
dengan efek pajak, penggunaan hutang dapat menyebabkan nilai suatu perusahaan
meningkat, meskipun faktanya pengaruh hutang terhadap harga saham sulit untuk
diketahui. Penggunaan hutang memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan dari
penggunaan hutang yaitu bunga yang dibayarkan dapat mengurangi pajak yang
dibayarkan sehingga mampu menurunkan biaya efektif dari hutang. Kemudian
kelemahannya yaitu semakin tinggi penggunaan hutang, maka semakin tinggi pula
tingkat resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dan apabila kondisi ekonomi
yang melemah seperti sekarang ini, terdapat kemungkinan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan yang semakin besar, dan jika laba operasi tidak mampu
menutupi beban bunga, maka para pemegang sahamlah yang harus menutupi
kekurangannya, dan perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak mampu
untuk membayarnya (Brighan dan Houtson, 2001:4) Penting bagi suatu perusahaan
untuk mempertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal
sehingga dapat menetapkan keputusan struktur modal yang tepat, serta dapat
membantu pihak manajemen untuk menentukan pemenuhan dana untuk mencapai
struktur modal yang optimum. Brigham dan Houston (2006:42) menjelaskan
perusahaan pada umumnya akan 4 mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini dalam
melakukan keputusan struktur modal yaitu (1) stabilitas penjualan; (2) struktur
aktiva; (3) leverage operasi; (4) tingkat pertumbuhan; (5) profitabilitas; (6)
pajak; (7) pengendalian; (8) sikap manajemen; (9) sikap pemberi pinjaman; (10)
kondisi pasar; (11) kondisi internal perusahaan; (12) fleksibilitas keuangan..
Sedangkan Riyanto (2001:296) menyebutkan bahwa variabel-variabel yang
mempengaruhi struktur modal adalah : (1) tingkat bunga; (2) stabilitas dari
earning; (3) susunan dari aktiva; (4) kadar resiko dari aktiva; (5) besarnya
jumlah modal yang dibutuhkan; (6) keadaan pasar modal; (7) sifat manajemen; (8)
besarnya suatu perusahaan. Dalam penilitian ini akan dibahas beberapa faktor
yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah
satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan
adalah Return On Assets (ROA). ROA merupakan tingkat pengembalian atas
asset-aset dalam menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari
aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total asset
(Husnan, 1996:75).
Bambang Riyanto (2001:299)
menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat juga mempengaruhi struktur modal karena
semakin besar suatu perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih
besar. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan industri Consumer Goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan jumlah barang konsumsi yang
relatif stabil dan tidak banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian negara. 5
Hal ini dikarenakan barang konsumsi termasuk barang kebutuhan sehari-hari atau
bahkan kebutuhan primer. Maka dari itu, penjualan yang relatif stabil akan
mampu memberikan laba yang lebih besar dan perusahaan dapat lebih banyak
membiayai proses operasionalnya dengan dana tersebut. Analis PT Pemeringkat
Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Sujatmiko mengatakan hampir semua sektor
terkena dampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terperosok dalam
hingga level 5.108, tapi sektor consumer goods dan ritel yang masih bagus pada
saat indeks anjlok saat ini. Seperti yang dilansir pada Metrotvnews.com, Rabu
(29/4/2015). Dengan semua keadaan yang ada, dia menyarankan investor memilih
saham consumer goods, seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Nippon
Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan masih banyak yang lainnya. Dia juga
menambahkan bahwa Meski IHSG dan ekonomi lambat, Consumer Goods dan ritel
juara, orang butuh makan, minum untuk kehidupan. Walaupun turun sedikitlah itu,
Anjloknya nilai tukar rupiah ini diakibatkan oleh beberapa peristiwa, termasuk
di antaranya molornya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika oleh The Federal
Reserve. Devaluasi Yuan juga ikut memberi andil besar.IHSG juga ikut terseret
turun. Bahkan, indeks-indeks saham sektoral di BEI tidak ada yang mencatatkan
nilai return positif sepanjang 2015. Bahkan beberapa sektor harus terjatuh
dalam jika dibandingkan dengan IHSG.Namun, ada juga sektor yang masih mampu
bertahan dan tidak jatuh terlalu dalam. Sektor tersebut adalah konsumsi dan
juga keuangan. 6 Gambar 1.1 Perbandingan Pergerakan Indeks Terbaik dengan IHSG
Sumber: Bareksa.com Sepanjang 2015 sektor konsumsi hanya jatuh -5,55 persen dan
keuangan -7,62 persen. Kuatnya kedua sektor ini disebabkan emiten di dalamnya
terus mencatatkan hasil positif sepanjang tahun ini.Di tengah gejolak IHSG,
harga saham emiten rokok PT H.M Sampoerna Tbk malah naik 36 persen. Gambar 1.2
Pergerakan Saham di Sektor Konsumsi Sumber: Bareksa.com Apalagi tahun ini saham
HMSP mengejutkan pasar saham dengan adanya transaksi di pasar negeosiasi hingga
Rp20 Triliun. Transaksi jumbo ini juga mengangkat harga saham HMSP di pasar
reguler. Dari hasil penelitian terdahulu, Firnanti (2011) dan Kareem (2015)
memaparkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Sedangkan hasil penelitian Kesuma (2009) dan Shubita (2012) menyimpulkan 7
bahwa profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal. Kareem
dan Saud (2015) menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Indrajaya, dkk (2011) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
struktur modal. Menurut hasil penelitian Rahmandia (2013) menyimpulkan bahwa
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham.
Kesuma (2009), Binangkit (2014), dan Ircham, dkk (2014) menyimpulkan struktur
modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham. Sedangkan Liwang
(2011) menyatakan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur modal
tidak berpengruh terhadap harga saham. Berdasarkan latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Variabel
yang Mempengaruhi Struktur Modal SertaDampaknyaTerhadap Harga Saham (Study
Kasus pada Industri Consumer Goods periode 2011-2014)”
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruhprofitabilitas
dan ukuran perusahaan struktur modal?
2) Bagaimana pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan struktur modal terhadap harga saham?
3) Bagaimana pengaruh tidak langsung
profitabilitas dan ukuran perusahaan, terhadap harga saham melalui struktur
modal?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan
dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis pengaruh
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. 2. Menganalisis
pengaruh profitabilitas,ukuran perusahaan, dan struktur modal terhadap harga
saham.
3. Menganalisis pengaruh
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap harga saham melalui struktur
modal.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan
untuk:
1. Bagi akademis penelitian ini
dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
struktur modal serta dampaknya terhadap harga saham sehingga dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan strktur modal
yang optimal.
2. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan
dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan dalam rangka pengembangan
usahanya.
3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan
ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal dan harga saham perusahaaan
tersebut
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :nalisis variabel yang mempengaruhi struktur modal serta dampaknya terhadap harga saham: Study kasus pada perusahaan industri Consumer Goods periode 2011 - 2014. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment