Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, May 9, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen:Analisis pengaruh struktur kepemilikan dan karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan risiko



ABSTRAK


Perusahaan di Indonesia terutama yang telah go public atau terdaftar di pasar modal wajib untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan maupun laporan tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 56 perusahaan. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknikan alisis data menggunakan regresi linier berganda.
Uji pengaruh simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama indeks pengungkapan risiko dapat dijelaskan oleh variabel struktur kepemilikan, derversifikasi produksi, deversifikasi geografis, ukuran perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas) perusahaan. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan risiko. Sedangkan diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan risiko. Hal ini dimungkinkan karena diversifikasi pruduk, diversifikasi giografis, dan ukuran perusahaan tidak merata pada perusahaan sampel penelitian.
ENGLISH:
Companies in Indonesia, especially those which are publicly listed or registered on the capital market are required to submit information about the company’s activities in the form of financial and annual reports. This study aims to examine the effect of ownership structure and kerakteristik of a company (Product Difference, Giographical Difference, Firm Size, industry type, profitability, leverage, and liquidity) on the level of risk disclosure.
The population of this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange during the period of the study from 2011 to 2014, with the total samples of 56 companies. The sampling was taken by using purposive sampling with multiple linear regression as the data analysis technique.
The results of the study showed that the disclosure risk index can simultaneously be explained by the the variables, ownership structure, product difference, giographical difference, firm size, industry type, profitability, leverage, and liquidity of the company. However, partially, the ownership structure, profitability and leverage affected on the risk disclosure. While the product difference, giographical difference, firm size, industry type, and liquidity had no effect on the risk disclosure. Probably, Product Difference, Giographical Difference, and firm size were not evenly distributed on the sample companies.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perusahaan di Indonesia terutama yang telah go public atau terdaftar di pasar modal wajib untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan tahunan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode pengungkapan risiko. Sedangkan dalam pengungkapan kuantitatif, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar. Lingkungan akuntansi keuangan dan pelaporan sangat kompleks dan sangat menantang disebut kompleks, karena poroduk akuntansi adalah informasi (suatu komoditas yang sangat berarti dan penting). Sebab-sebab komplesitas informasi adalah pertama, bahwa para individu tidak sama dalam reaksi mereka atas informasi. Kedua, bahwa informasi tidak hanya mempengaruhi keputusankeputusan individu. Dalm mempengaruhi keputusan-keputusan, informasi juga mempengaruhi operasi pasar, seperti pasar-pasaar surat berharga, pasar-pasar tenaga manajerial. Operasi pasar-pasar tersebut secara tepat adalah penting untuk efisiensi dan kewajaran ekonomi informasi (Rahmawati, 2012:1-2). Semakin banyaknya perusahaan besaryang mengalami masalah kebangkrutan seperti Enron dan World Com, serta terjadinya krisis keuangan global ditahun 2008 menjadi faktor pendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan penerapan sistem manajemen risikonya. Selain berfokus pada risiko yang mengancam profitabilitasnya, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko yang mengancam eksistensinya. Lingkungan perusahaan yang berkembang pesat juga mengakibatkan makin kompleksnya risiko bisnis yang harus dihadapi perusahaan. Berbagai profil risiko yang dihadapi perusahaan saat ini berbeda dengan profil risiko pada dekade sebelumnya (Beasley 2007.) Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti hedging dan derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi perusahaan dala mangelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley dalam jurnal (Andarini dan Januarti, 2012:84). Menurut Wardhana dan Cahyonowati (2013) pengungkapan resiko sendiri merupakan salah satu praktik Good Corporate Governance. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkapinformasi salah satunya adalah informasi manajemen resiko.Dalam pedoman ini juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani resiko baik antisipasi, penanggulangandan pengendaliannya (Wardhana dan Cahyonowati, 2013:2). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan telah dilakukan di berbagai negara. Penelitian tetang risiko, yang berhubungan dengan pengungkapan telah dilakukan di negara-negara Barat dan Eropa, seperti UK, Italy, Canada, USA, Australia, dan Portugal (Hassan, 2009). Linsley dan Shrives (2006) meneliti tentang pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan di UK. Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan terhadap luas pengungkapan risiko. Hassan (2009) menguji karakteristik khusus perusahaan dalam perusahaanperusahaan di United Arab Emirates (UAE) terhadap luas pengungkapan risiko perusahaan. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan level risiko dan tipe industri perusahaan berhubungan signifikan. Amran et al., (2009) meneliti pengungkapan manajemen risiko dalam laporan tahunan perusahaanperusahaan di Malaysia menemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dan jenis perusahaan dengan pengungkapan risiko. Sedangkan diversifikasi (produk maupun geografis) dan tingkaleveragetidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat pengungkapan risiko. Di Indonesia, penelitian mengenai pengungkapan risiko merupakan topik yang masih sedikit dibahas. Ada bebeeapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang pengaruh kerakteristik perusahaan terhadap pengungkapan risiko di indonesia diantaranya adalah Elzahar dan Hussainey 2012) meneliti tentang Determinants of narrative risk disclosures in UK interim reports dengan 71 sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan hanya company size dan tipe industri berpengaruh positif signifkan terhadap pengungkapan risiko sedangkan variabel lain seperti Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, cross listing, Kepemilikan, Institusional, Board size, Role duality, Board composition, AC Size) tidak signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hasan (2009) meneliti tentanag UAE corporations specific characteristics and level of risk disclosure dengan sampel 42 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bawah hubungan variabel tingkat risiko perusahaan (debt to equity ratio) dan tipe industri berpengaruh signifikan. Sedangkan Ukuran perusahaan dan cadangan perusahaan tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat pengungkapan risiko perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan Wardhana dan Cahyonowati (2013) tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan risiko (studi empiris pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di bursaefek indonesia). Hasil menemukan bahwa tingkat struktur kepemilikan, jenis industri, leverage, kualitas auditor eksternal, komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko sedangkan dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan secara signifikan menjelaskan variabilitas tingkat pengungkapan risiko perusahaan dengan sampel yang digunakan sebanyak 330 perusahaan non keuangan. Prayoga dan almilia (2013) menyelidikioleh pengaruh struktur kepemilikan danukuran perusahaan terhadap pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan sector manufaktur tahun 2007 hingga tahun 2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengungkapan manjemen risiko dalam laporan tahunan dengan jumlah sampel 189 perusahaan yang terdafar BEI. Bertujuan untuk menetahui pengaruh dari ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik terhadap pengungkapan manajemen risiko.Hasil penelitian menunjukan variabel kepemiliklan institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik berpengareuh terhadap pengungkapan manajemen risiko. Sedangkan ukuran perusahaan dan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko. Kumalasari, Subowo, Indah (2014) tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap luas Pengungkapan manajemen risiko, sampel yang dingunakan dalam penelitian tersebut berjumlah 22 perusahaanyang meliputi perusahaan hotel,
 restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI padatahun 2010-2012 yang berjumlah 22 perusahaan. Hasil yang didapat adalah secara simultan bahwa leverage, total asset, profitabilitas dan reputasi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap luas pengungkapan manajemen risiko Sedangkan Ruwita (2012) meneliti tentang analisis pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan risiko perusahaan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia) dengan hasil yang diperoleh bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan risiko, sedangkan likuiditas, kepemilikan saham public, jenis kepemilikan perusahaan memiliki hubungan signifikan dengan luas pengungkapan risiko. Penelitian Taures (2010) tentang analisis hubungan antara karakteristik perusahaan dengan pengungkapan risiko (Studi empiris pada laporan tahunan perusahaan perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2009) dengan sampel yang digunakan berjumlah 76 perusahaan, penelitian tersebut hasil yang diperoleh bahwa beberapa hasil yang diperoleh bahwa diversifikasi produk dan geografis, tingkat leverage, dan tingkat profitabilitas tidak memiliki hubungan signifikan dengan luas pengungkapan risiko. Sedangkan ukuran perusahaan dan jenis industri yang memiliki hubungan positif sedang variabel yang lain tidak berhubungan secara signifikan Penelitian Fathimiyah, Zulfikar, dan Fitriyani (2014) tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap risk management disclosure. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik terhadap risk management disclosure yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2008-2010. Hasil yang didapat adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik terhadap risk management disclosure. Anisa (2012) meneliti tentang Analisis Faktor yang Mempengaruh Pengungkapan Manajemen Risiko.Dengan jumlah sampel sebanyak 409 perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI.Menemukan bahwa tingkat leverage dan ukuran perusahaan berhubungan signifikan terhadap pengungkapan risiko. Sedangkan Jenis industri, tingkat profitabilitas, dan struktur kepemilikan publik tidak berhubungan signifikan dengan pengungkapan risiko perusahaan. Sedangkan Ananda (2013) mengenai pengaruh struktur kepemilikan (kepemilikan manajemen; kepemilikan institusi domestik; kepemilikan asing; kepemilikan publik) dan dewan komisaris independen terhadap pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, dan kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap pengungkapan manajemen risiko sedangkan kepemilikan publik dan dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan manajemen risiko. Simanjuntak dan Widiastuti (2004) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur dengan karakteristik tingkat leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham publik dan umur perusahaa. Hasil penelitian tersebut menunjukan terdapat pengaruh positif antara kelima variabel dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan. Pentingnya pengungkapan risiko kurangnya penelitian mengenai pengungkapan risiko, ketidakkonsistenan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan serta desakan kebutuhan stakeholder terhadap luasnya pengungkapan informasi nonkeuangan pada laporan tahunan perusahaan mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai pengungkapan risiko di Indonesia. Risiko yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko dalam arti umum yang bersifat negatif atau positif, tidak spesifik pada risiko keuangan, risiko operasi, risiko kekuasaan, risiko teknologi, risiko integritas maupun risiko strategi. Penelitian ini menguji kembali karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan risiko seperti diversifikasi produk, diversifikasi geografis, ukuran perusahaan, jenis industri, dan tingkat leverage (Taures, 2011). Perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan pengelola sumber daya yang melakukan kegiatan transaksi ekonomi dengan banyak pihak yaitu stakeholder (pemasok, kreditur, konsumendan investor). Perusahaan yang aktivitas ekonominya berhubungan dengan banyak pihak akan menimbulkan banyak risiko sehingga diharapkan berhubungan dengan pengungkapan risiko yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga penelitian mengenai pengungkapan risiko menarik untuk diteliti kembali. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko.
1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh simultan struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko?
2. Apakah terdapat pengaruh parsial antara struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, dan likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko? 1.3. Tujuan Peneitian dan Manfaat Penelitian
 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan maslah diatas maka tuajuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui pengaruh simultan struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan(diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko
2. Untuk mengatahui pengaruh parsial antara struktur kepemilikan dan kerakteristik perusahaan (diverensifikasi produk, diverensifikasi giografis, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, leverage, likuiditas) terhadap tingkat pengungkapan risiko.
 1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Bagi calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pihakpihak lain yang berkepentingan mengenai pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan Non-Finansial di BEI dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi di pasar modal Indonesia.
2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan agar dapat bersaing satu sama lain dengan membuat laporan tahunan secara lebih terbuka.
 3. Bagi pengembangan Ilmu pengetahuan Memberi bukti empiris mengenai pengaruh bagaimana manfaat pelaporan risiko didalam menyukseskan tujuan perusahaan dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pelaporan risiko.
1.4. Batasan Penelitian Batasan masalah penilitian adalah sebagai berikut:
1. Sampel yang diambil berupa laporan keuangan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri manufaktur antara periode 2011-2014

2. Analisis pengungkapan laporan keungan ini dibatasi dengan menggunakan metode Total aset untyk variabel Ukuran Perusahaan, Debt Equity to Ratio (DER) untuk variabel leverage, Current Ratio (CR) untuk variabel likuiditas, ROA untuk variabel profitabilitas, sedangkan untuk variabel struktur kepemilikan, Diversifikasi Produk, Diversifikasi Geografis, Jenis Industri, tidak perlu dibatasi karena hanya terdiri dari satu metode penghitungannya.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh struktur kepemilikan dan karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan risikoUntuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment