Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, May 9, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen:Analisis pengaruh variabel makro terhadap return saham syariah dan non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan pada periode 2011-2015

Abstract

INDONESIA:
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi return suatu investasi. Salah satunya faktor ekonomi misalnya terjadinya tingkat suku bunga yang berlaku, inflasi, perubahan GDP (Gross Domestic Product), perubahan nilai kurs, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar secara parsial dan simutan terhadap return saham syariah dan non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan.
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data penelitian ini menggunakan data saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2011-2015. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda, dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F sebesar 10.665 dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Nilai signifikansi tersebut jauh lebih kecil dari 0,05, berarti bahwa Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Tukar secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham Syariah. Ketika hasil analisis diperoleh nilai F sebesar 6,672 dan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut jauh lebih kecil dari 0,05, berarti bahwa Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap Return Saham Non Syariah. Hasil uji Adjusted R² pada penelitian saham syariah ini diperoleh nilai sebesar 0,563. Sedangkan uji Adjusted R² pada penelitian saham non syariah ini diperoleh nilai sebesar 0,40.
ENGLISH:
Many factors affect the return of an investment. One of these economic factors economic the applicable interest rate, inflation, changes in GDP (Gross Domestic Product), changes in exchange rates, and so forth. This study aims to determine the effect of macro variables which consist of interest rates, inflation, economic growth and exchange rate partially and simultan on stock returns and non-Islamic sharia in the consumer sector and the banking sector.
This study was a quantitative research. Data of this study uses data stocks listed in Indonesia Stock Exchange and Indonesia Sharia Stock Index 2011-2015. Data analysis using multiple linear regression analysis, and test the coefficient of determination.
The results of this study showed that simultaneous analysis based on the results obtained F value of 10 665 and a significance level of 0000. The significance value is much smaller than 0.05, meaning that the SBI Interest Rate, Inflation, Economic Growth, Exchange Rate simultaneously affect the Syariah Stock Return. When the analysis results obtained F value of 6.672 and a significance level of 0.001. The significance value is much smaller than 0.05, meaning that the SBI Interest Rate, Inflation, Growth and Value Stock Return Rate Non affect the Sharia. Adjusted² test results on the study of Islamic stocks have obtained a value of 0.563. Adjusted R² While testing on non-Islamic stock research is obtained a value of 0.40.


BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang
 Investasi adalah penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi disebut dengan return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal atau investasi saham. (Jogiyanto,2007:5).
Salah satu bentuk investasi tersebut yaitu dengan menanamkan harta di pasar modal. Pasar modal merupakan suatu wadah bagi pihak yang memiliki kelebihan harta (investor) untuk menyertakan modalnya kepada perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) sehingga perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu jawaban atas anjuran untuk berinvestasi. Pasar modal Indonesia dalam perkembangnya telah menunjukkan sebagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun praktisi dalam melihat gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen pemerintah Indonesia terhadap peran Pasar Modal tercermin di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber 2 pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Sebagai salah satu instrumen perekonomian, maka pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di lingkungan ekonomi mikro yaitu peristiwa atau keadaan emiten, seperti laporan kinerja, pembagian deviden, perubahan strategi perusahaan atau keputusan strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di pasar modal. Disamping lingkungan ekonomi mikro, perubahan dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi makro seperti suku bunga, inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi,nilai tukar rupiah, maupun regulasi pemerintah yang akan mempengaruhi gejolak di pasar modal. Beberapa pendapat mengenai hukum pasar modal yaitu dengan mempertimbangkan tiga aspek, yaitu barang dan jasa yang diperdagangkan, mekanisme yang digunakan dan pelaku pasar. Selama ini yang terjadi di pasar modal, barang dan jasa yang diperdagangkan maupun pelaku pasar masih tercampur antara yang halal dan haram, begitupula mekanisme yang ada masih menimbulkan sikap spekulasi dari para investor. Selain itu, transaksi yang terjadi sering mengandung gharar yang menimbulkan penipuan. Demikian juga dengan transaksi atas barang yang belum dimiliki (short selling), menjual sesuatu yang belum jelas, dan menyebarkan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal diatas, maka konsep pasar modal dalam ekonomi islam harus hati-hati atau selektif. Mekanismenya juga harus dapat menghindari perilaku-perilaku yang dilarang Islam.
 Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Peningkatan ISSI walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada ISSI lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam. Dunia pasar modal menemui cobaan berat pada 2015.
Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) melorot sekitar 12,39 persen sejak 2 Januari 2015. Turunnya IHSG ini disebabkan oleh melemahnya perekonomian global dan nasional. Nilai tukar rupiah pada pertengahan tahun menembus angka terendahnya sejak krisis moneter 1998 pada level Rp14.728 per dolar Amerika Serikat. Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Sumber: Bareksa.com Turunnya nilai tukar rupiah ini diakibatkan oleh beberapa peristiwa, termasuk di antaranya lambatnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika oleh The Federal Reserve.IHSG juga ikut terseret turun. Bahkan, indeks-indeks saham sektoral di BEI tidak ada yang mencatatkan nilai return positif sepanjang 2015. 4 Bahkan beberapa sektor harus terjatuh dalam jika dibandingkan dengan IHSG. Namun, ada juga sektor yang masih mampu bertahan dan tidak jatuh terlalu dalam. Sektor tersebut adalah konsumsi dan juga keuangan. Gambar 1.2 Grafik Pergerakan Indeks Terbaik Sumber: Bareksa.com Sepanjang 2015 sektor konsumsi hanya jatuh -5,55 persen dan keuangan - 7,62 persen. Kuatnya kedua sektor ini disebabkan emiten di dalamnya terus mencatatkan hasil positif sepanjang tahun ini. Di tengah gejolak IHSG, harga saham emiten rokok PT H.M Sampoerna Tbk malah naik 36 persen. Gambar 1.3 Grafik Pergerakan Saham di Sektor Konsumsi Sumber: Bareksa.com 5 Apalagi tahun ini saham HMSP mengejutkan pasar saham dengan adanya transaksi di pasar negeosiasi hingga Rp.20 Triliun. Transaksi jumbo ini juga mengangkat harga saham HMSP di pasar reguler. Gambar 1.4 Grafik Pergerakan Saham di Sektor Perbankan Sumber: Bareksa.com Perbankan merupakan sektor yang menyumbang emiten-emiten terbesar di BEI. Tiga bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan juga PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ditambah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merupakan emiten dengan market cap terbesar. Namun, hanya BBCA yang bisa mencatatkan sahamnya di zona hijau dengan return 0,76 persen sejak 2 Januari 2015. Return terendah dan ikut menyumbang dampak negatif terhadap IHSG adalah saham PT Bank Mandiri Tbk. Saham bank yang mempunyai aset terbesar di Indonesia ini harus turun - 19,03 persen hingga 21 Desember 2015. Saham BBNI juga minus 18,69 persen.
 Variabel-variabel ekonomi makro seperti suku bunga, inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi,nilai tukar rupiah, mengalami perubahan yang cukup tajam. Jika diamati secara seksama melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap 6 dollar disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: spekulasi para pedagang valuta asing (valas), jatuh tempo pembayaran utang luar negeri baik swasta maupun pemerintah, kurang percayanya masyarakat terhadap rupiah, dan tidak kalah pentingnya adalah lemahnya dasar (fondasi) perekonomian Indonesia. Oleh karena itu diperlukan dana segar untuk membeli dollar guna pelunasan hutang tersebut. Tidak seimbangnya antara jumlah permintaan dan penawaran dollar Amerika dalam jumlah yang relatif besar, akibatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terus melemah. Penelitian mengenai faktor makro ekonomi yang berpengaruh terhadap return saham sudah pernah dilakukan. Salah satunya oleh Anam (2013) mengenai pengaruh variabel ekonomi makro terhadap return saham syariah. Variabel makro yang digunakan adalah inflasi, suku bunga dan nilai tukar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah adalah variabel yang memberikan dampak negatif signifikan terhadap return saham syariah. Penelitian lain yang dilakukan Nazwar (2008) mengenai pengaruh variabel ekonomi makro terhadapreturn saham. Variabel makro yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi dan suku bunga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham di Indonesia dan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Titman dan Warga (1989) meneliti mengenai pengaruh variabel ekonomi makro terhadapreturn saham.Variabel makro yang digunakan adalah inflasi dan suku bunga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga 7 berpengaruh positif terhadap return. Hal senada juga diungkapkan dilakukan Mulyani (2014), Artajaya (2014) bahwa variabel makro ekonomi inflasi memberikan pengaruh positif terhadap return saham. Penelitian lain Luthfi (2014) meneliti mengenai pengaruh variabel ekonomi makro terhadapreturn saham syariah. Variabel makro yang digunakan adalah inflasi, suku bunga, size dan pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Suku Bunga SBI memberikan pengaruh positif terhadap return saham syariah di Indonesia. Perbedaan hasil penelitian di Indonesia. Penelitian oleh Pratama (2013), dengan penelitianya yang berjudul Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Kurs terhadap return saham pada perusahaan yang masuk Daftar Efek Syariah. Hasilnya, secara simultan tingkat suku bunga, inflasi dan kurs berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Witjaksono (2010) dengan menggunakan metode regresi linear berganda, penelitiannya bertujuan menganalisa Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG periode 2000-2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga SBI, dan kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel harga minyak dunia, harga emas dunia, indeks Nikkei 225 dan indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG.
Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Pratama (2013), bahwa inflasi dan kurs berpengaruh positif terhadap JII. Penelitian ini hanya terbatas terhadap faktor makro ekonomi global bukan faktor makro ekonomi domestik Indonesia dan R square yang dihasilkan hanya 46,2% dimana 53,8% nya dipengaruhi oleh variabel lainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 8 Persamaan Penilitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penggunaan variabel bebas yang diteliti, yaitu variabel suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah. Perbedaan dan kebaruan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek pengambilan sampel yaitu saham syariah dan non syariah untuk mengetahui return dari saham sektor konsumsi dan sektor perbankan. Selain itu penelitian ini mencoba mengetahui pengaruh variabel makro terhadap return saham di dua sektor yakni sektor konsumsi dan sektor perbankan. Alasan peneliti memilih sektor konsumsi dan sektor perbankan karena kedua sektor tersebut cukup tahan terhadap gejala-gejala ekonomi tahun 2015. Hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, mendorong peneliti melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Return Saham Syariah dan Non Syariah pada SektorKonsumsi dan Sektor Perbankan (Pada Periode 2011-2015)”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh variabel makro secara parsial dan simultan yang terdiri dari suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan periode 2011-2015?
2. Apakah terdapat pengaruh variabel makro secara parsial dan simultan yang terdiri dari suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan periode 2011-2015?
 1.3 Tujuan
1. Menganalisis pengaruh variabel makro secara parsial dan simultan yang terdiridari suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan periode 2011-2015.
2. Menganalisis pengaruh variabel makro secara parsial dan simultan yang terdiri dari suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan periode 2011-2015.
 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Pelaku bisnis dan investor Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan dan pengambil keputusan dalam melakukan investasi syariah.
2. Pemerintah Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi investasi syariah di Indonesia.
 3. Akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur sebagai bukti empiris dibidang manajemen keuangan syariah.
4. Peneliti Penelitian ini dilakukan sebagai media untuk menerapkan teori-teori dalam manajemen keuangan syariah yang telah dipelajari di perkuliahan 10 sehingga dapat memahami ilmu yang telah dipelajari tersebut dengan lebih baik, menambah referensi dan wawasan teoritis mengenai analisis saham syariah.
1.5 Batasan Masalah
 Penelitian ini hanya mengacu pada variabel Suku Bunga SBI, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Nilai Tukar Rupiah dengan variabel terikat return saham syariah dan saham non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan untuk periode pengamatan 2011-2015

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh variabel makro terhadap return saham syariah dan non syariah pada sektor konsumsi dan sektor perbankan pada periode 2011-2015Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment