Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Friday, May 11, 2012

Bahasa dan Proses Membaca


Pemahaman Membaca
            Riset dalam pemahaman membaca memperoleh lebih banyak perhatian dalam lima belas tahun terakhir daripada enam dekade sebelumnya. Dalam pengantar untuk Becoming a Nation of Readers : The Report of the Commission on Reading, Robert Glaser menyatakan bahwa riset yang kini tersedia pada proses membaca dapat membantu mengidentifikasi praktek mengajar yang efektif dan membedakan strategi yang efektif dari yang kurang berguna (Anderson, Heibert, Scott dan Wilkinson, 1985) Bab ini meringkas riset terpilih dalam bidang pemahaman membaca dan menjelaskan cara-cara dimana hasilnya seharusnya, mampu, dapat, dan pasti mempengaruhi praktek pengajaran.
Timbulnya Riset Pemahaman Membaca
            Berkembangnya jumlah buku mengenai pemahaman membaca (misal : Cooper, 1986; Duffy, Roehler, dan Mason, 1984; Garner, 1987; McNeil, 1987; Oransanu, 1985; Pearson, 1984a; Spiro, Bruce, dan Brewer, 1980) dan bab-bab dalam karya kesarjanaan yang lebih umum dalam kognisi (misalnya : Mandl, Stein, dan Trabasso, 1984) dan pendidikan (misal : Wittrock, 1985) membuktkan kepentingan yang berasal pada proses pemahaman membaca.
            Minat kita pada proses pemahaman sebenarnya dapat dilacak kembali pada abad ketika sarjana seperti Huey (1908), Cattell (1986), dan Thorndike (1917) menganggap membaca sebagai proses berharga dari riset yang luas dan intensif. Ini adalah periode psikologi Gestalt dengan penekanan pada proses mental holistik. Ia pertama kali populer di Eropa, dan kemudian di Amerika Serikat. Milieu (lingkungan) tersebut mengundang penelitian mengenai riset pemahaman membaca sebagai sebuah peristiwa mental yang menyatu.
            Riset dari era ini secara pasti mendukung : riset yang meneliti proses mental holistik seperti persepsi cetakan (Cattell, 1986) dan pengaruh susunan mental, atau pengetahuan sebelumnya (Huey, 1908). Riset awal ini menempa urutan awal riset pemahaman membaca. Pada kenyataannya, Psikology and Pedagogy of Reading dari Huey (1908) mungkin menyebabkan para peneliti modern menjadi malu karena kita nampak sedikit maju diluar tingkat pemahamannya.

            Langkah maju perlahan dari 1915 sampai 1970 mencerminkan pengaruh yang berkelanjutan dari tradisi behavior yang mendominasi psikologi selama waktu itu. Behaviorisme menekankan penelitian pada tingkah laku atau periode bisa diteliti. Karena proses membaca dianggap sebagai peristiwa mental, ia dipandang sebagai fenomena diluar ruang lingkup psikologi eksperimental.
            Untungnya, saat ini kita menangani masalah pemahaman membaca, bidang psikologi yang telah melarang pemahaman membaca sebagai bidang penelitian yang menggembar-gemborkan hasilnya. Hanya pada saat ini yang lebih muncul adalah psikologi kognitif dari pada behaviorisme (Pearson, 1986). Membaca, yang dianggap sebagai salah satu bentuk pemecahan masalah, mulai diteliti oleh ahli psiklogi, ahli bahasa dan antropologis, di samping pendidik bacaan. Model baru mengenal membaca mulai berkembang selama periode ini. Bough (1972) dan LaBerge dan Samuels (1974) mengusulkan model bottom-up yang menekankan saluran informasi dari teks untuk memori visual, memori pendengaran, untuk membentuk perwakilan akustik ke dalam kata-kata untuk memori semantik dan akhirnya: pemahaman. Smith (1971, 1978) dan Goodman (1976), sebaliknya mengembangkan model yang berorientasitop-down yang menekankan pengaruh hipotesis yang berkembang secara internal mengenai kemungkinan arti bagian teks, proses tingkat yang lebih tinggi, pada proses tingkat yang lebih rendah (misalnya pengenalan kata).
            Tak bisa disangkal, para peneliti yang lain (Remelhart, 1977; Stanovich, 1980) menyusun model interaktif yang memungkinkan arus informasi berganti dari bottom-up ke topdown yang tergantung pada karakteristik teks, konteks, dan pembaca. Lebih lanjut, sifat penilaian dalam membaca perlu dipertanyakan, dengan para peneliti yang memperdebatkan pendekatan interaktif yang dengan lebih baik mencerminkan pengetahuan kita mengenai proses membaca (Pearson dan Valencia, 1987; Lipson dan Wixson, 1986). Beberapa definisi pemahaman membaca telah diajukan (untuk tindakan definisi yang luas, lihat Johson, 1983).
            Definisi yang telah kita ambil untuk tujuan pembahasan riset pemahaman membaca mencerminkan pandangan interaktif mengenai membaca, dimana “membaca merupakan proses menyusun makna melalui interaksi dinamis diantara pengetahuan pembaca yang telah ada, informasi yang dinyatakan oleh bahasa tulis, dan konteks situasi membaca”. Definisi ini diajukan oleh Wixson dan Peters (1983) dan dikembangkan untuk Michigan State Board of Education dalam hubungannya dengan Michigan Reading Association.
            Pemahaman membaca melibatkan interprestasi teks dan menyusun makna dengan latar belakang, dan dalam konteks sosial yang membantu menentukan tujuan, cita-cita dan harapan pembaca.
Perkembangan Proses Pemahaman : Dasar-dasar Riset
            Karena membaca adalah sebuah proses interaktif, maka perlu dipahami faktor-faktor interaksi yang membantu perkembangan strategi membaca yang efektif dan keinginan membaca siswa. Dengan kata lain, perlu dipahami konteks dimana membaca terjadi.
Karakteristik
            Karakteristik pelajar melibatkan faktor-faktor seperti latar belakang pengetahuan, pengetahuan metakognitif, latar belakang sosio-kultural, kemampuan, pengetahuan kosakata, motivasi, SES, jenis kelamin, dan tingkat perkembangan. Beberapa dari ini semua bisa mendukung perubahan melalui pengajaran, dan yang lainnya tidak. Dalam bagian ini kita meneliti riset dalam tiga bidang yang secara khusus relevan dengan masalah pengajaran dan bersifat responsif untuk intervensi yang dirancang untuk mendukung tanggapan pada pemahaman membaca : pengetahuan latar belakang, pengetahuan kosakata, dan pengetahuan metakognitif.
Pengetahuan Latar Belakang
Salah satu karakteistik pelajar yang paling diteliti adalah pengetahuan latar belakang. Maka tak mengejutkan jika tema dominan dari karya ini adalah pengaruhnya atas pemahaman membaca. Riset ini dihasilkan dari perkembangan dalam psikologi kognitif sebagai kemajuan teori schema yang memberikan perubahan konsep dalam riset dan praktek dalam membaca (Anderson dan Pearson, 1984). Teori schema didasarkan pada pemikiran bahwa pengetahuan individu yang tersimpan, yang sering kita sebut memori jangka panjang, adalah organisasi personal yang sistematis dari total pengalaman individu. Informasi yang masuk dipengaruhi oleh apa yang telah kita ketahui.  

 Download Isi Lengkap  dari Makalah Ini :  
 


Artikel Terkait:

1 comment:

bestfriend said...

ini sangat bermanfaat.
terimakasih.
salam,
carmudian

Post a Comment